Tradisi Jajuluk (Pemberian Nama) Dalam Pernikahan Adat (Studi Living Hadis Pada Suku Komering di Kota Palembang)


Adriansyah NZ(1*), Beko Hendro(2), Mu'min Mu'min(3)

(1) Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Indonesia
(2) Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang,  
(3) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstract: There is a tradition in South Sumatra that is guided by the Prophet's hadith about giving good names to his descendants. It is the Komering Tribe in Palembang who are trying to bring it to life by making it a tradition, which is commonly called the jajuluk tradition. This paper specifically examines the jajuluk tradition in traditional weddings in the city of Palembang. By using the cultural anthropology method of Clifford Geerz and the living hadith approach, it was concluded that the Prophet’s hadith about giving a good name by the Komering Palembang tribe was developed into a tradition with the name jajuluk. They are of the view that jajuluk contains six meanings, namely jajuluk as prayer, jajuluk as identity, reviving ancestral names, as a symbol or sign of being married, strengthening family ties, and meaning friendship. These six meanings of jajuluk prove that every tradition rooted in society has its own specialties in the local area and must be preserved.

 

Abstrak: Terdapat sebuah tradisi di Sumatera Selatan yang berpedoman pada hadis Nabi tentang pemberian nama baik bagi anak-keturunannya. Adalah Suku Komering di Palembang yang berusaha menghidupkannya dengan menjadikan sebuah tradisi, yakni lazim disebut dengan tradisi jajuluk. Tulisan ini secara spesifik mengkaji tentang tradisi jajuluk dalam pernikahan adat di kota Palembang. Dengan menggunakan metode antropologi kebudayaan Clifford Geerz dan pendekatan living hadis, didapati kesimpulan bahwa hadis Nabi tentang pemberian nama yang baik, oleh suku Komering Palembang dikembangkan menjadi sebuah tradisi dengan nama jajuluk. Mereka berpandangan bahwa jajuluk itu mengandung enam makna, yaitu jajuluk sebagai doa, jajuluk sebagai identitas, menghidupkan nama leluhur, sebagai simbol atau tanda telah menikah, mempererat tali hubungan keluarga, dan bermakna silaturahmi. Keenam makna jajuluk ini membuktikan, bahwa setiap tradisi yang mengakar dalam masyarakat memiliki keistimewaan tersendiri di daerah setempat dan harus tetap dijaga kelestariannya.

 


Keywords


Keywords: Jajuluk, living hadith, wedding, Palembang, Komering tribe

Full Text:

PDF

References


Abadi, Abu al-Tayyib Muhammad Syamsuddin al-Haq al-Azim. (t.th). Aun al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud. Madinah: al-Maktabah as-Salafiyah.

Al-Baihaqi, Abu Bakr Ahmad bin al-Husain bin Ali. (1936). al-Sunan al-Kubra. Hyderabad India: Majlis Darirah la-Ma’arif al’Amaniyah.

Al-Bukhari, Muhammad ibn Ismail Abu Abdullah. (2001). Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar Turuk an-Najah.

Al-Darimi, Abdullah bin Abdurahman. (2000). Musnad al-Darimi. Riyadh: Dar al-Mughni.

Al-Naisaburi, Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajaj al-Qusairi. (t.th). Shahih Muslim. Beirut: Dar al-Jil.

Al-Saharnafuri, Khalil Ahmad. (2006). Bazlul al-Majhud fi Hali Sunan Abu Daud. India: Markaz as-Syaikh Abu al-Hasan an-Nadawi.

Al-Sijistani, Abu Daud bin Sulaiman. (t.th) Sunan Abu Daud. Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi.

Daeng, Hans J. (2000). Manusia, Kebudayaan Dan Lingkungan Tinjauan Antropologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Geertz, Clifford. (1992). Tafsir Kebudayaan, terj. Francisco Budi Hardiman. Yogyakarta: Kanisius.

Hanbal, Ahmad bin Muhammad bin. (2010). Musnad Ahmad bin Hanbal. Tt.p: Jam’iyah al-Mukniz al-Islami, Dar al-Manahij.

Ismail, M Hatta (2002). Adat Pernikahan Komering Ulu. Palembang: Universitas Tridinanti.

Endraswara, Suwardi. (2012). Metode Penelitian Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wawancara

Wawancara dengan Napoleon, selaku masayarakt suku Komering di Kota Palembang, pada tanggal 20 Mei 2021.

Wawancara dengan Ruslan, selaku masayarakt suku Komering di Kota Palembang, pada tanggal 20 Mei 2021.

Wawancara dengan Yuniarti, selaku masayarakt suku Komering di Kota Palembang, pada tanggal 21 Mei 2021.

Wawancara dengan Hidayat, selaku masayarakt suku Komering di Kota Palembang, pada tanggal 21 Mei 2021.

Wawancara dengan Keisya, selaku masayarakt suku Komering di Kota Palembang, pada tanggal 21 Mei 2021.




DOI: https://doi.org/10.15575/diroyah.v6i2.13310

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Beko Hendro

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Accepted and published papers will be freely accessed in this website and the following abstracting & indexing databases:

SINTA

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Gedung Fakultas Ushuluddin Lt. 3
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. AH. Nasution No. 105 Cibiru Bandung Tlp. (022) 7802275
Handphone: +62 812-2190-1125
E-mail: diroyah@uinsgd.ac.id

// ]]>