Etnoekologi, Biodiversitas Padi dan Modernisasi Budidaya Padi: Studi Kasus Pada Masyarakat Baduy dan Kampung Naga


Johan Iskandar(1*), Budiawati Supangkat Iskandar(2)

(1) Prodi Biologi, Fmipa dan Sekolah Pascasarjana Ilmu Lingkungan, CESS (Center for Environment and Sustainability Science), UNPAD, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km21, Jatinangor, Sumedang 45363, Jawa Barat, Tel.22-797712, Indonesia
(2) Prodi Antropologi, Fisip Unpad, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Jatinangor Sumedang 45363, Jawa Barat, Tel.778418 & 77966412,  
(*) Corresponding Author

Abstract


Program Revolusi Hijau di Indonesia mulai digulirkan di akhir 1960-an. Program ini telah memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif di antaranya dapat meningkatkan poduktivitas padi sawah secara makro. Sementara itu, dampak ngatifnya diantara telah menyebabkan kepunahan anekaram varietas padi lokal secara masif. Oleh karena itu, kajian tentang kepunahan anekaragam padi lokal di berbagai kawasan perdesaan di Jawa Barat dan Banten sangat penting untuk diteliti. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji  pengetahuan masyarakat perdesaan tentang ekologi, terutama  kaitannya dengan pengeloaan keanekaragaman varietas padi lokal dan perubahannya dampak Revolusi Hijau, berlandaskan   dari studi kasus pada masyarakat Baduy, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten Selatan dan masyarakat Kampung Naga, Tasikmalaya, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnoekologi, yaitu peneliti mempelajari pengetahuan penduduk perdesaan tentang berbagai aspek ekologi dalam kaitannya dengan pengeloaan padi lokal. Teknik pengumpulan data lapangan dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam terhadap informan yang kompeten yang dipilih secara’ purposive’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejatinya para petani ‘huma’ Baduy dan petani sawah Kampung Naga memiliki peran penting dalam mengkonservasi anekaragam varietas padi lokal secara in-situ. Namun, akibat program Revolusi Hijau, beberapa varietas padi lokal sawah penduduk Kampung Naga mengalami kepunahan. Sementara itu, kepunahan anekaragam varietas padi lokal di ‘huma’ Baduy tidak terdokumentasikan. Mengingat penduduk Baduy tidak menerima program Revolusi Hijau. Kepunahan keanekaragam varietas padi lokal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kebijakan pemerintah, perubahan ekosistem, dan akibat perubahan sistem sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Penelitian ini dapat memiliki kontribusi penting untuk ilmu pengetahuan dan kepentingan praktis. Berdasarkan kepentingan ilmu pengetahuan yaitu dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang etnoekologi dan etnobotani. Sementara itu, untuk kepentingan praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk dijadikan masukan  bagi berbagai pihak terkait, guna upaya konservasi anekaragam padi di Indonesia.   


Keywords


keanekaragam varietas padi, etonoekologi, etnobotani dan Revolusi Hijau

References


Alburquerque U.P, Cruz da Cunha L.V.F, Lucena R.F.P. & Alves R.R.N (eds). (2014). Methods and techniques in Ethnobiology and Ethnoecology. New York: Springer Science & Business Me-dia.

Beets.W.C. (1990). Raising and Sustaining Productivity of Smallholders Farming Systems of Smallholders Farmings in the Tropics. Alkmaar: AgBe Publishing.

Berkes, F. (1999). Sacred Ecology: Tradition-al Ecological Knowledge and Resource Management. Philadelphia:Taylor Fran-cis.

Berlin, B., Breedlove, D. E. & Raven, P. H. (1973). General Principles of Calssification and Nomenclature in folk biology. American Anthropology Vol.75, Hal 214-242.

Bernsten, R.J., Siwi, B. H. & Beachell, H.M. 1982. The Development and diffusion of rice varieties in Indonesia. Los Banos: IRRI.

Brown, C.H. (2000). Folk Classification: In-troduction. Dalam P.E. Minnis (ed), Ethnobotany: A

Reader. University of Oklahoma Press: Norman.hal.65-68.

Brush, S. B. (1992). . Ethnoecology, Biodiver-sity, and Modernization in Andean Potato Agriculture. Journal of Ethnobiology. Vol 12 (2), Hal 161-185.

Budi, S. (1997). Variasi Jenis Padi Kasepuhan. Skripsi Antropologi, Universitas Padjadjaran.

Burkill, I.H. 1935. A Dictionary of the Eco-nomic Product of the Malay Peninsula. London: Crown Agents for the Colonies.

Damus, D. (1992). Inventarisasi Varietas Padi di Desa Long Alango dan Desa Apau Ping, Kecamatan Pujungan, Kalimantan Timur. Laporan Penelitian Proyek Kayan Mentarang, Kantor WWF, Samarinda.

Damus, D. (1993). Inventarisasi Varietas Padi di Desa Binuang dan Desa Ba’Liku, Kecamatan Krayan, Kalimantan Timur. Laporan Penelitian Proyek Kayan Mentarang. Kalimantan.

Darpan, Abdurachman, Soepandai, A., Mauanas, D. & Rusyana, Y. (2013). Kompedium Sistem Pertanian Tradisional Sunda. Bandung: Dunia Pustaka Jaya.

Dove, M.R. (1988). Sistem Perladangan di Indonesia: Suatu Studi-Kasus dari Kali-mantan Barat. Yogyakarta: Gadjaha Mada University Press.

Ellen, R. F & H. Harris. (2000). Introduction. Dalam R.F. Ellen, P. Parkes, A.Bicker (eds), Indigenous Environmental Knowledge and its Transformation: Criti-cal Anthrophological Perspective. Mterdam: Hardwood Academic Publish-ers.

Fox, J. J. (1991). Managing the Ecology Of Rice Production in Indonesia. In J Hardjono (ed), Indonesia: Resources, ecology and environment. Singafore: Oxfod University Press, hal.61-64.

Fox, J. J. (1993). The Rice Basket of East Ja-va: The Ecology and Social Contex of Sawah Production. In Dick H, J.J Fox and Mackie, J (eds), Balance Development: East Java in New Order. Singafore: Ox-ford University Press, hal.120-157.

Fox, J. J. (1997). Lumbung Beras di Jawa Timur: Ekologi dan Konteks Sosial Produksi Sawah. Dalam Dick H, Fox, J.J. dan Mackie, J. (eds), Pembangungan yang berimbang; JawaTimur dalam Era Orde Baru. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pusataka Utama, hal.167-2018.

Hardiyoko & Saryoto, P. (2005). Kearifan Lokal dan Stok Pangan Desa. Dalam Wahono F, Widyanta A.B, Kusumajati, T.O (eds), Pangan Kearifan Lokal & Keanekaragaman Hayati Pertaruhan Bangsa yang terlupakan. Yogkarata: Cinderalas Puataka Rakyat Cerdas, hal. 197-213.

Igarashi, T. (1985). Some notes on the subsist-ence in a Sundanese village. In Suzuki S, O Soemarwoto, T Igarashi (eds), Human Ecology Survey in Rural West Java in 1978 to 1982. Tokyo: Nissan Science Foundation, hal.9-77.

Iskandar, J. (1998). Swidden Cultivation as a Form of Cultural Identity: The Baduy Case. Disertasi. University of Kent at Canterbury. (Tidak dipublikasikan).

Iskandar, J. (2001). Manusia Budaya dan Lingkungan: Kajian Ekologi Manusia. Bandung: Utama Press, Bandung.

Iskandar, J. (2007). Responses to Environmen-tal Stress in the Baduy Swidden System, South Banten, Java. In Ellen, R. (ed), Modern Crises and Traditional Strategies: Local Ecological Knowledge in Island Southeast Asia. New York: Berghahn Books, hal.112-132.

Iskandar J. (2012). Etnoekologi dan Pem-bangunan Berkelanjutan. Bandung: Pusat Pengkajian Kebijakan Publik, LPPM, UNPAD.

Iskandar J. (2017). Ekologi Manusia dan Pem-bangunan Berkelanjutan. Bandung: Pro-gram Magister Ilmu Lingkungan, Unpad, Edisi Revisi.

Iskandar, J. (2017). Local knowledge of the Baduy Community of South Banten (Indonesia) on the traditional landscapes. Biodiversitas, Journal of Biological Diversity, 18(3), 928–938. https://doi.org/10.13057/biodiv/d180309

Iskandar, J. & Ellen. (1999). In Situ Conservation Of Rice Landraces Among The Baduy Of West Java, Journal of Ethnobiology. Vol 19 (1), Hal 97-125.

Iskandar, J. & Iskandar, B. S. (2011). Agroekosistem Urang Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Iskandar, J., Iskandar, B. S. (2016). Etnoekologi dan pengelolaan Agroekosistem oleh Penduduk Desa Karangwangi Kecamatan Cidaun Cianjur Selatan, Jawa Bar at. Jurnal Biodjati, 1 (1), 1-12.

Iskandar, J. & Iskandar, B. S. (2017a). Local Knowledge of Baduy Community of South Banten (Indonesia) on the Tradi-tional Landscapes. Biodiversitas, 18 (3), , 928-938. .

Iskandar, J. & Iskandar, B. S. (2017b). Kearifan Ekologi Orang Baduy Dalam Konservasi Padi Dengan “ Sistem Leuit ,” Jurnal Biodjati, 2(1), 38-51.

Iskandar, J. & Iskandar, B.S. (2017c.) Various Plants of Traditional Rituals: Ethnobotanical Research Among Baduy Community. Biosaintifica, 9 (1), 114-125.

Iskandar, J, Iskandar B.S. & Partasasmita, R. (2018). Strategy of Outer Baduy commu-nity of South Banten (Indonesia) to sustain their swidden farming traditions by temporary migration to non-Baduy areas. Biodiversitas. 19 (2), 453-464.

Jamthani, H. (2008). Lumbung Pangan: Menata Ulang Kebijakan Pangan. Yog-yakarta: INSISTPress.

Mustapa, H. (1996). Adat Istiadat Sunda. Ban-dung: Penerbit Alumni.

Kools, J. F. (1935). Hoema’s hoemablocken en Boschreserven in de Residente Banten. Wageningen: Proefschrift H.Veenman &Zonen.

Newing, H., Eagle C.M, Puri R. K. & Watson C.W. (2011). Conducting research in con-servation: a social science perspective. London dan New York: Routledge.

Parkesit, Djuniwarti & Hadikusumah, H.Y. (1997). Spatial Structure And Floristic Diversity Of Man-Made Ecosystem In Up-per Citarum River Basin. In Dove, M.R and Sajise, P. (eds), The conditions of bi-odiversity maintenance in Asia. Hawaii: East-Center, hal. 17-43.

Permana, S., Iskandar, J. & Parikesit. (2017). Local Knowedge On Rice Variations (Landraces) Of The Naga Community, West Java, Indonesia. Journal of Indone-sia Ethnobiology Vol.1.

Prahara, H. (2011). Menonton Film Bisa Dewek: Perubahan Pengetahuan dan Parktik Pada Kelompok Tani Sri Cendana. Dalam Winarto, Y.T (ed), Bisa Dewek: Kisah Perjuangan Petani Pemulia di Indramayu.Jakarta: Gramata Publishing, hal.69-100.

Sastapradja, S. D & Widjaja, E. A. (2010). Keanekaragaman Hayati Pertanian Menjamin Kedaulatan Pangan. Jakarta: LIPI Press.

Setyawati, I. (1999). Pengetahuan Tentang Varietas-Varietas Padi dan Pemanfaatannya di Kalangan Orang Kenyah Leppo’ke di Apau Ping. Dalam Eghenter, C. & Sellato, B (eds), Kebudayaan dan Pelestarian Alam: Penelitian Interdisipliner di Pedalaman Kalimantan. Jakarta: WWF Indonesia, hal 97-113.

Shiva, V. (1991). The Violence of Green Revo-lution: Third World Agriculture, Ecology and Politics. London: Zed Books dan Pe-nang: Third World Network.

Shiva, V. (1993). Monoculture of The Mind: Perspective on Biodiversity and Biotech-nology. London: Zed Books dan Penang: Third World Net Work.

Soemardjan, S. & Brazeale, K. (1993).Cultural Change in Rural Indonesia: Impact of village Development. Surakarta: Sebelas University Press.

Soemartono. (2005). Upaya Penyelamatan Varietas Padi Lokal Dengan Pemuliaan Tanaman Serta Teknologi Konseravasi dan Penyimpanannya. Dalam Wahono F,Widyanta A.B, Kusumajati, T.O (eds), Pangan Kearifan Lokal & Keanekaragaman Hayati Pertaruhan Bangsa yang terlupakan. Yogyakarta: Cinderalas Puataka Rakyat Cerdas, hal. 181-195.

Soemarwoto, R. (2007). Kasepuhan Rice Landrace Diversity, Risk Management and Agricultural Modernization. In Ellen, R. (ed), Modern Crises and Traditional Strategies: Local Ecological Knowledge in Island Souteast Asia. New York-Oxford: Berghn Book, hal.84-111.

Soleri, D. & Smith, S.E. (1999). Conserving Folk Varieties: Different Agricultures, Different Goals. In Nasarea (ed), Ethnoecology: Situated Knowledge/Located Lives. Tuscon: The University of Arizona Press. hal.133-154.

Sudarwandi, M. M. (2016). A Study on House Pattern of Kampung Naga in Tasikmalaya, Indonesia. International Journal of Technology Enhancements and Emerging Enginering Research, 4 (58), 2347-4289.

Suganda, H. (2006). Kampung Naga Mempertahankan Tradisi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Toledo, V. M. (2002). Ethnoecology: A Con-ceptual Framework for the Study of Indiginous Knowledge of Nature. Dalam J.R. Stepp, F.S. Wyndham, and R.K. Zarger (eds), Ethnobiology and Biocultural. The International Society of Ethnobiology, Georgia.

Warsiti, I. (2009). Pengelolaan dan Pemanfaatan Padi Lokal dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kelestarian Kultivar Padi Lokal. Tesis pada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Padjadajaran (Tidak Diterbitkan).

Whitten, T. R.E. Soeriatmadja, S. A. & Afiff. (1999). Ekologi Jawad an Bali. Jakarta: Prenhallindo.

Widjaja EA dan Jessup TC 1986.Short De-scription of Indigenous Rice from East Kalimantan, Indonesia.FAO/IBPGR. Plant Genetic Resources Newsletter, Food Agriculture Organization, Rome, 67, Hal 44-45.

Warren, D.M., Slikkerveer, L.J. & Brokensha, D. (eds). (1995). The Cultural Dimensions of Develoment: Indigenous Knowledge Systems.London: Intemediate Technology Publications.

Widjaja, E. A., Rhayuningsih, Y., Rahajoe, J. S., Ubaidillah, R, Maryanto, I, Waluyo, E. B & G Semiadi, G. (2014). Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014. Jakarta: LIPI Press.

Winarto, Y. T. (2011). Kembalinya Benih dan Pengetahuan Lokal Dalam Budi Daya Padi. Dalam Winarto YT (ed), Bisa Dewek: Kisah Perjuangan Petani Pemulia Tanaman di Indramayu. Jakarta: Gramata Publishing, hal. 201-229.




DOI: https://doi.org/10.15575/biodjati.v3i1.2344

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)



Indexing By :

      

      

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.

 

View My Stats