Manajemen Komunikasi Sosial Penganut Agama Baha’i


Umi Rojiati(1*)

(1) UIN Raden Intan Lampung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


This study aims to obtain an overview of Religious Experience. Principles of Baha'i Trust and Social Communication. Dogma and Baha'i Trust in Influencing Social Communication of Followers and Social Communication of Adherents of the Baha'i Religion with the Neighborhood Community. This research uses phenomenological methods and theories, qualitative approaches. The results of the study show that the essence of religious experience, namely sensitivity to the sacred, the religious experience is not only natural but also cultural. The Baha'i believe that God is the Creator of the universe, the apostles and prophets are intermediaries to channel God's will for humans through divine revelation contained in the holy books of various religions in the world. The purpose of the Baha'i religion is to realize spiritual transformation in human life and renew the institutions of society based on principles to the Essence of God, the unity of religion, and the unity of all humanity. From some of the teachings, goals, and visions of the Baha'i, the Baha'is in Bandung transformed themselves through their daily attitudes that are always friendly to everyone and open to the local community.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Pengalaman Keagamaan. Asas-asas Kepercayaan Baha’i dan Komunikasi Sosial. Dogma dan Kepercayaan Baha’i dalam Mempengaruhi Komunikasi Sosial Para Pengikutnya dan Komunikasi Sosial Penganut Agama Baha’i dengan Masyarakat Sekitar. Penelitian ini menggunakan metode dan teori fenomenologi, pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa, Hakikat pengalaman keagamaan, yaitu kepekaan terhadap yang suci, maka pengalaman religious bukan hanya natural tetapi juga kultural. Umat Baha’i percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta alam semesta, para rasul dan nabi merupakan perantara untuk menyalurkan kehendak Tuhan bagi manusia melalui wahyu Illahi yang terdapat dalam kitab-kitab suci berbagai agama di dunia. Tujuan agama Baha’i adalah untuk mewujudkan transformasi rohani dalam kehidupan manusia dan memperbaharui lembaga-lembaga masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip ke Esaan Tuhan, kesatuan agama, dan persatuan seluruh umat manusia. Dari beberapa ajaran, tujuan dan visi umat Baha’i tersebut, para penganut Baha’i di Bandung mentransformasikannya lewat sikap mereka sehari-hari yang selalu ramah kepada setiap orang dan terbuka terhadap masyarakat setempat.

Keywords


Social Communication, Adherents of the Baha'i Religion, Bandung

Full Text:

PDF

References


Arifin, B. (2018). Strategi Komunikasi Dakwah Da’i Hidayatullah dalam Membina Masyarakat Pedesaan. Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(2), 109-126.

Burhan, B. (2008). Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Predana.

Burhanuddin, D. (2004). Agama Dialogis; Merenda Dialektika Idealita dan Realita Hubungan antaragama. Yogyakarta; Mataram-Minang Lintas Budaya

Bustanuddin, A. (2007). Agama dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.

Djamari, (1993). Agama Dalam Perspektif Sosiologi. Bandung; PT. Prima.

Effendi, D. (1978). Dialog Antar Agama, Bisakah Melahirkan Teologi Kerukunan. Jakarta; Prisma LP3ES.

El Hafidy, M. A. (1977). Aliran-aliran Kepercayaan dan kebatinan di Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Fathuri, (2009). Merayakan Peradaban Menuai Perdamaian. dalam Jurnal Majemuk, 41(2).

Hajaroh, M. (1998). Sikap dan Perilaku Keagamaan Mahasiswa Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Jurnal Penelitian dan Evaluasi, 1(1)

Hidayat, S. (2017). Stereotip Mahasiswa Iain Pontianak Terhadap Agama Baha’I, dalam Religió: Jurnal Studi Agama-Agama, 7(1).

Irawan, D. (2018). Studi Etnografi pada Organisasi Persatuan Islam. Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 55-70.

Kahmad, D. (2000). Metode Penelitian Agama. Bandung; Pustaka Setia

Kustini dan Arif. S. (2014). Agama Baha’i Problematika Pelayanan Hak-Hak

Sipil, dalam Jurnal Harmoni, 13(3).

Kuswarno, E. (2009). Fenomenologi: Fenomena Pengemis Kota Bandung. Bandung: Widya Padjadjaran.

Madjid, N. dkk, (2007). Islam Universal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nashir, H. (1997). Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

Nasution, H. (2008). Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jakarta; UI Press.

Nuhrison, M.N. (2015). Analisis Kebijakan Pemerintah terhadap Penganut Agama Baha’i di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah dalam Jurnal Harmoni, 14(3).

Nurhadi, Z.F. (2015). Teori-Teori Komunikasi: Teori Komunikasi Dalam Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Roland, R. (1993). Agama dalam Ananlisis dan Interpretasi Sosiologi. Jakarta; Raja Grafindo Persada

Syaefullah, A. (2007). Merukunkan Umat Beragama; Studi Pemikiran Tarmizi Taher Tentang Kerukunan Umat Beragama. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu.

Syamsul, A. K. (2011). Dampak Sosial Jamaah Tabligh di Kota Makassar, Jurnal Al-Fikr, 15(3), 1411-2140.




DOI: https://doi.org/10.15575/cjik.v3i1.5033

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Umi Rojiati

Creative Commons License

Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stat View MyStat