Ijtihad Siyasi dalam Perspektif Interaksionisme Simbolik sebagai Akar Komunikasi Politik Persatuan Islam


Hamzah Turmudi(1*)

(1) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Islamic unity (Persatuan Islam) as an organization of Islamic society is seen as having its patterns and models of political communication that cannot be separated from the doctrine of understanding Islamic teachings with a vision of returning to the Qur'an and Sunnah. In some political momentum, Islamic Unity has the characteristics and mechanisms of political aspiration and participation as an effort to internalize fiqhiyyah puritanism. This refers to the nidzam jamiyyah (organizational rules) that have been agreed upon by the members of the Islamic Unity from the level of the Central Leadership, Regional Leaders, Regional Leaders, Branch Managers, and Jamaat Leaders. This article aims to explore the roots of political communication in the organization of Islamic Unity from the perspective of symbolic interactionism. The study was conducted using a qualitative approach through the study of phenomenology. Phenomenology is used to explore the tradition of the roots of political communication involving twelve members of the Bandung Islamic Association as the main informant. The results showed that the siyasi ijtihad was seen as the root of the political communication of Islamic Unity. Where ijtihad siyasi covers three main political communication strategies, namely idaratu da'wah as the Persian congregation's self-concept, idaratu quwwah as a Persis political communication framework and idaratu ummah as a Persis political communication society framework. The research implications show how ijtihad siyasi is interpreted as a fiqhiyyah reference in the framework of constructing the concept of proselytizing in the national field.

Persatuan Islam sebagai sebuah organisasi masyarakat Islam dipandang memiliki pola dan model komunikasi politik tersendiri yang tidak bisa dilepaskan dari doktrin pemahaman ajaran Islam dengan visi kembali pada al-qur’an dan Sunnah. Dalam beberapa momentum politik, Persatuan Islam memiliki karakteristik dan mekanisme aspirasi dan partisipasi politik sebagai upaya internalisasi puritanisme fiqhiyyah. Hal ini merujuk kepada nidzam jamiyyah (aturan organisasi) yang telah disepakati oleh jamaah Persatuan Islam dari level Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan Pimpinan Jamaah. Artikel ini bertujuan untuk menggali akar komunikasi politik pada organisasi Persatuan Islam dalam perspektif interaksionisme simbolik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi fenomenologi. Fenomenologi digunakan untuk menggali tradisi akar komunikasi politik yang melibatkan dua belas jamaah Persatuan Islam Kota Bandung sebagai informan utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ijtihad siyasi dipandang sebagai akar komunikasi politik Persatuan Islam. Dimana ijtihad siyasi meliputi tiga strategi komunikasi politik utama, yakni idaratu da’wah sebagai konsep diri jamaah Persis, idaratu quwwah sebagai kerangka pikir komunikasi politik Persis dan idaratu ummah sebagai kerangka society komunikasi politik Persis. Implikasi penelitian menunjukkan bagaimana ijtihad siyasi dimaknai sebagai rujukan fiqhiyyah dalam kerangka membangun konsep dakwah Persis dalam medan kebangsaan.

Keywords


Ijtihad Siyasi; Political Communication; Persatuan Islam; symbolic iteractionism

Full Text:

PDF

References


Abdullah, A. (2017).Membaca Komunikasi Politik Gerakan Aksi Bela Islam 212: Antara Politik Identitas dan Ijtihad Politik Alternatif, Jurnal An-nida’: Jurnal Pemikiran Islam, 41(2), 202-212.

Al mujib, I. H. (2020). Perspektif Islam dalam Komunikasi Politik Kyai (Studi Etnografi Pengasuh Pondok Pesantren Annuriyyah Jember Jawa Timur), Jurnal Nomosleca, 6(1), 68-76.

Azhar, A. A. (2017). Politik Pencitraan dalam Perspektif Komunikasi Islam, Journal Analytica Islamica, 6(2).

Badri. 2008, Gerakan Moderen dalam Islam. Bandung: Alsina.

Berger, P. L., & Luckman, T. (1990). Tafsir Sosial Atas Kenyataan (Risalah tentang SosiologiPengetahuan). Terj. Hasan Basari. Jakarta: LP3ES.

Bogdan, R., & Taylor, S. J. (1993). Kualitatif: Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya: Usaha Nasional.

Budiarjo, M. 2010. Dasar-dasar Ilmu Politik. Edisi Revisi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Girsang, L. RM. (2014). Konsep Diri Pemilih Pemula sebagai Partisipan Politik pada Pemilu Legislatif April 2014 (Studi Interaksi Simbolik pada Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Bunda Mulia), Jurnal Semiotika, 8(1), 1-23.

Goffman, E. (1959). Presentation of Self in Everyday Life. New York: Doubleday Anchor.

Halik, A. (2018). Ekstensi Simbolik Dominasi Praktik Komunikasi Politik (Reposisi Media dan Bingkai Kultural Masyarakat Terhegemoni Kekuasaan), Jurnal Dakwah Tabligh, 18(2), 56-73.

Jaenuri, A. (2002). Ideologi Kaum Reformis. Surabaya: LPAM.

Koswara, I., & Gemiharto, I. (2017). Dramaturgis Komunikasi Politik Persatuan Islam (PERSIS), Prosiding Magister Ilmu Komunikasi UNPAD.

Muchtar, K. (2016). Komunikasi Politik dan Pembentukan Citra Partai. Jurnal Ilmu Komunikasi, 14(2), 136–147. http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/2127

Muchtar, K., & Aliyudin. (2019). Public Relations Politik Partai Keadilan Sejahtera dalam Pemilukada Jawa Barat. Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(1), 61–78. https://doi.org/10.15575/cjik.v3i1.5047

Muchtar. 1997. Menuju Ahlu Sunnah Sejati. Bandung: Cahaya Obor.

Mufti, M. (1999). Arah Perjuangan Menuju Pencerahan Persatuan Islam. Bandung: Bulan Bintang.

Mulyana, D. (2000). Komunikasi Politik Politik Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. (2001). Nuansa-nuansa Konucnikasi: Meneropong Politik dan Budaya Komunikasi Masyarakat Kontemporer. Cetakan Kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nimmo, D. 2000. Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Nimmo, D. (2005). Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek. Cetakan Kedua. Terjemahan Tjun Surjaman. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhasanah, N. (2018). Pesan Komunikasi Politik Persis dalam Pemilu Tahun 2014, Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(4).

Nurussaadah, E. (2018). Nilai Keterbukaan Ideologi Partai Islam dalam Perspektif Komunikasi Politik, Jurnal ASPIKOM, 3(5), 975-985.

Pramitha, D. (2020). Revitalisasi Kepemimpinan Kolektif-Kolegial dalam Membangun Efektifitas Komunikasi Organisasi Pesantren (Studi Interaksionisme Simbolik di Pondok Pesantren Jombang), EVALUASI: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(1), 45-69.

Rakhmat, Jalaluddin, 2004. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Rasyid, A. (2011). Konseptualisasi Etika dalam Politik: Perspektif Komunikasi Islami, Jurnal Ilmu Dakwah, 5(2).

Robbins, S. P. (2003). Organizational Behavior. Mexico: Pentice Hall.

Rosyidin, I. (2015). Islam dan Dinamika Politik Indonesia Kontemporer Perspektif Komunikasi Politik, Jurnal Dialog, 38(2).

Sofyan. 1996. Memahami Pembahruan Gerakan dalam Ormas Islam. Bandung: Karya Ilmu.

Yuwita, N., Aminuddin, A., & Setiadi, G. (2019). Netralitas Kiai di Tahun Politik dalam Perspektif Symbolic Interaction Theory, Jurnal Dakwah Risalah, 30(2), 1-14.




DOI: https://doi.org/10.15575/cjik.v4i1.8791

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Hamzah Turmudi

Creative Commons License

Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stat View MyStat