Maulid Sebagai Ekspresi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Al-Qur’an


Revky Oktavian Sakti(1*), Yayan Rahtikawati(2), Dadan Rusmana(3)

(1) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(2) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(3) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Perayaan Maulid Nabi telah menjadi unsur penting dalam kebudayaan umat Islam, dianggap sebagai ekspresi dan aktualisasi nilai-nilai Al-Qur'an. Makalah ini membahas pelaksanaan Maulid Nabi di Kp. Pangkalan Raja Des. Sukamukti Kec. Majalaya Kab. Bandung, serta merinci cara merayakan Maulid Nabi dan implementasi masyarakat dalam menghidupkan ayat-ayat Al-Qur'an. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan studi lapangan, melibatkan Pemerintah, Ulama, dan Masyarakat. Data dikumpulkan melalui wawancara dan referensi buku yang berkaitan dengan Living Qur'an dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Langkah-langkah penelitian melibatkan penentuan lokasi, pengumpulan data primer dan sekunder, pengelolaan data, dan teknik penulisan. Teori sosiologi antropologi Karl Marx digunakan untuk mengukur efektivitas tradisi Maulid Nabi di Kp. Pangkalan Raja Des. Sukamukti Kec. Majalaya Kab. Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Maulid yang berkembang di wilayah tersebut merupakan fenomena budaya lokal dengan pelaksanaan Living Qur'an. Maulid dianggap sebagai tradisi kebudayaan yang muncul saat perayaan tersebut berlangsung, didasarkan pada landasan Al-Qur'an. Maulid Nabi memiliki makna penting sebagai praktek ibadah spiritual yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Ritual-rutual seperti pembacaan Al-Qur'an bergiliran, pembacaan kalam ilahi, dan pembacaan tawasul berisi ayat-ayat Al-Qur'an menjadi bagian integral dari perayaan tersebut di masjid-masjid dan masyarakat setempat.

References


Al Ayubi, S. (2009). Agama dan Budaya Tradisi Panjang Mulud di Banten. Serang: Fakultas Usuluddin dan Dakwah Press.

Asep, U. (2012). Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial. Lentera hati.

Capten, N. (1994). Perayaan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW. INIS.

Ibrahim, E. (2007). Be A Living Qur’an Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-Ayat Al Qur’an dalam Kehidupan Sehari-hari. Lentera hati.

Imam, M. (2003). Al Qur’an dan Budaya Jawa. LKIS.

Lune, H., & Berg, B. L. (2017). Qualitative research methods for the social sciences. Pearson.

Marx, K. (1970). Critique of Hegel’s’ Philosophy of right’. Cambridge University Press.

Nana, S. (2023a). Bentuk Pembacaan Ayat Al-Qur’an 30 Juz di Kampung Pangkalan Raja, interviewed by Revky Oktavian. WIB.

Nana, S. (2023b). Pembacaan Tilawatil Al-Qur’an di Kampung Pangkalan Raja, interviewed by Revky Oktavian. WIB.

Nana, S. (2023c). Proses Menghidupkan Al-Qur’an di Kampung Pangkalan Raja, interviewed by Revky Oktavian.

Romdoni, M. P. (2022). Bentuk dan Tujuan Tasybih dalam Al-Quran: Studi Aplikatif Analisis Balaghah dengan Objek Kajian Juz ‘Amma. Definisi: Jurnal Agama Dan Sosial-Humaniora, 1(1), 45–54.

Rusydi. (2012). Bacaan dan Pembacaan yang hidup di Masyarakat, Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadits (Vol. 2, Issue 2).

Setia, P. (2023). Penyebaran Radikalisme Di Media Sosial: Kajian Sosiologi. Gunung Djati Publishing.

Shihab, M. Q. (2007). Membumikan al-Qur’an. Mizan.

Suseno, F. M. (2016). Pemikiran Karl Marx. Gramedia Pustaka Utama.

Syahiron, S. (2007). Metodologi Living Qur’an dan Hadits. TH Press.




DOI: https://doi.org/10.1557/djash.v2i3.31538

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.