Jaringan Perdagangan Batik di Pesisir Jawa Tengah 1840-1920


Moh Firdaus Abdul Rojak(1*)

(1) Universitas Gadjah Mada, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Batik merupakan karya seni tekstil yang perdagangannya sudah berjalan di Jawa Tengah pada awal abad ke-19. Meskipun batik identik dengan pakaian suku Jawa, akan tetapi para pengusaha batik saat itu banyak yang merupakan etnis Eropa, Arab, dan China serta memiliki motif khas masing-masing. Ramainya perdagangan batik menciptakan persaingan dagang yang kemudian melahirkan motif-motif batik baru yang menjadi ciri khas masing-masing pengusaha. Seperti halnya kasus yang terjadi di Semarang, bahwa Batik Semarangan pertama kali muncul karena maraknya motif Batik Belanda. Merespon hal ini kemudian seorang pengusaha asal Semarang mengembangkan motif batik sendiri yang menjadi ciri khas Batik Semarang. Pada kasus perdagangan batik di Jawa Tengah, sebuah persaingan bisnis dapat melahirkan persaingan idèntitas. Bagaimanakah persaingan idèntitas dalam Perdagangan batik antara etnis Cina, Belanda, Arab, serta Jawa di Jawa Tengah? Penelitian ini ditulis menggunakan metode sejarah dengan pendekatan ekonomi. Metode ini digunakan untuk membahas dinamika dan interaksi perdagangan batik yang terjadi di Jawa Tengah khususnya wilayah pesisir. Penelitian ini mengungkap bagaimana dinamika perdagangan yang terjadi di antara para pengusaha yang mewakili etnisnya masing-masing. Persaingan dagang memaksa para pengusaha batik untuk lebih kreatif menciptakan motif baru sesuai idèntitas kesukuannya. Wujud dari persaingan dagang tersebut dapat diperhatikan dalam beberapa motif-motif batik tradisional yang bercorak Arab, Cina, maupun Belanda.


Full Text:

PDF

References


“Era Perkembangan Batik Belanda, Museum Batik Pekalongan,” 2016.

Finunu, Finunu. “Motif Batik Kompeni, Motif Batik Khas Cirebon ,” 2011.

Gallop, A.T. “Three Fish with One Head: Sufi Sources from Southeast Asia.” Asian and African Studies Blog, 2019.

Kamil, Rusdan, Dian Novita Fitriani, and Khusnul Khatimah. “Batik Rifa’iyah Sebagai Dokumen Rusdan.” Jurnal Ilmu Informasi, Perpustakaan Dan Kearsipan 23, no. 1 (2021): 248–53.

Kartini, Parmono. “Nilai Kearifan Lokal Dalam Batik Tradisional Kawung.” Jurnal Filsafat 23, no. 2 (2013): 135–46.

Kartodirjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Kusrianto, Adi. Dari Mana Asal Batik: Benang Merah Antara Sejarah, Dongeng, Panji, Hingga Hasil Riset Modern. 1 Volume 1. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2021.

Lestari, Siska Nurazizah, and Nara Setya Wiratama. “Dari Opium Hingga Batik: Lasem Dalam ‘Kuasa’ Tionghoa Abad XIX-XX.” Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah Dan Budaya 19, no. 3 (2018): 253–70.

Lewis, Albert Buell. Javanese Batik Design From Metal Stamp. In Anthropology Design Series, Field Museum of Natural History Stable 2 No. 2, 1924.

Maziyah, Siti. “Motif Batik Tegal: Pengaruh Mataram, Pesisiran Dan Islam.” Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi 1, no. 2 (2018): 177. https://doi.org/10.14710/endogami.1.2.177-193.

Museum Batik Pekalongan. “Profil Pengusaha Batik Belanda,” 2016.

Rahayu, Murniasih Dwi, and Septina Alrianingrum. “Perkembangan Motif Batik Lasem Cina Peranakan Tahun 1900-1960.” Journal Pendidikan Sejarah 2, no. 2 (2014): 36–49.

Tropenmuseum Collection, Amsterdam. “‘TM-H-637-,’” 2001.

Veldhuisen, H.C. Batik Belanda 1840-1940: Pengaruh Belanda Pada Batik Dari Jawa. Sejarah Dan Kisah-Kisah Di Sekitarnya. Gaya Favorit Press, 1993.




DOI: https://doi.org/10.15575/hm.v7i1.22869

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah is Indexed By:

       OpenAIRE                             

All publications by Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah are licensed under a
Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License