ESTIMASI LUASAN DAN PERKEMBANGAN DAERAH JELAJAH ELANG BRONTOK (Nisaetus cirrhatus) PASCA REHABILITASI DI PUSAT KONSERVASI ELANG KAMOJANG GARUT JAWA BARAT


Ana Widiana(1*), Rifki M. Iqbal(2), Astri Yuliawati(3)

(1) Jurusan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(2) Jurusan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(3) Jurusan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Elang atau raptor merupakan burung pemangsa yang berperan sebagai predator dalam suatu ekosistem. Namun ancaman perburuan, perdagangan dan pemeliharaan terhadap jenis-jenis raptor juga sangat tinggi. Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian populasinya di alam adalah dengan cara konservasi secara insitu dan rehabilitasi untuk dikembalikan ke alam (return to the wild). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui estimasi luasan dan perkembangan daerah jelajah elang brontokyang dilepasliarkan setelah melewati masa rehabilitasi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 Juni – 3 Juli 2015 di sekitar kawasan CA/TWA Kamojang Desa Sukakarya Kec. Samarang Garut Jawa Barat, dengan keadaan cuaca di lapangan pada saat penelitian adalah kemarau. Pengamatan daerah jelajah dilakukan dengan menggunakan metode Spot-mapping (territory mapping). Pengolahan data titik-titik perjumpaan dan garis jelajah pada peta dilakukan dengan menggunakan software QGIS version 2.8.3-Wien dan analisis data untuk menghitung luasan daerah jelajah dengan minimum polygon dan metode sel berpetak (grid cells method), dengan ukuran tiap kotak (cell) 100 m x 100 m. Estimasi luasan daerah jelajah Elang Brontok pasca rehabilitasi adalah sebesar +740.000 m2 (0,74 km2) dengan 146 titik lokasi perjumpaan (contact point) selama 11
hari perjumpaan (contact time) dan perkembangan daerah jelajah yang teramati semakin hari semakin meluas, hal ini ditunjukkan dengan jarak titik perjumpaan terjauh sekitar + 1500 m (1,5 km) dari kandang habituasi.

Keywords


Elang Brontok; pasca rehabilitasi; pelepasliaran; perkembangan daerah jelajah

Full Text:

PDF

References


Ehrlich, P. R, David S. Dobkin,

dan Darryl Wheye. 1988.

Territoriality. [Online].

Diakses pada 05 September

https://web.stanford.edu/group/

stanfordbirds/text/essays/Territ

oriality.html.

Nurwatha, P.F dan Z. Rahman.

Distribusi dan Populasi

Elang Sulawesi di

Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Tengah. YPAL. Bandung.

Strange, M. 2001. Birds of

Indonesia. Periplus Editions

(HK) Ltd.

MacKinnon, J., K. Phillips., B.

Van Balen. 1998. Burungburung di Sumatera, Jawa,

Bali dan Kalimantan.

Penerjemah : W.

Raharjaningtrah., A.

Adikerana., P. Martodiharjo.,

E.K. Supardiyono., B. Van

Balen. Puslitbang BiologiLIPI/BirdLife Internacional

Indonesia Programme. Bogor.

IUCN. 2013. IUCN Redlist

Changeable Hawk-Eagle

(Nisaetus cirrhatus). [Online].

Diakses pada 4 April 2015.

Tersedia dari:

http://www.iucnredlist.org/deta

ils/22732090/0.

Haring, K. Kvaløy, J.-O.

Gjershaug, N. Røv2 dan A.

Gamauf. 2007. Convergent

evolution and paraphyly of the

hawk-eagles of the genus

Spizaetus (Aves, Accipitridae)

– phylogenetic analyses based

on mitochondrial markers.

Journal compilation © 2007

Blackwell Verlag, Berlin. ©

The Authors J Zool Syst

Evol Res (2007) 45(4), 353–

CITES. 2015. CITES Appendices

I, II and III. [Online]. Diakses

pada 5 April 2015 Tersedia

dari :

http://www.cites.org/eng/app/a

ppendices.php.

Direktorat Jendral Perlindungan

Hutan dan Konservasi Alam

(Ditjen PHKA). 2009. Burungburung Taman Nasional

Baluran. Balai Taman

Nasional Baluran. hlm 9. [9] Prawiradilaga D. M., Muratte T,

Muzakkir A, Inoue T,

Kuswandono, Adam A.S,

Ekawati D, Afianto M. Y,

Hapsoro, Ozawa T, dan

Noriaki S. 2003. Panduan

Survei Lapangan dan

Pemantauan Burung-burung

Pemangsa. Biodiversity

Conservation Project-JICA.

Japan Internacional

Cooperation Agency.

Alikodra, H.S. 2002.

Pengelolaan Satwaliar.

Yayasan Penerbit Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Afianto, Y. M., Herwono, J. B,

Prawiradilaga, D. M. 1999.

Aplikasi Penggunaan Radio

Telemetry Pada Pendugaan

Karakteristik Wilayah Jelajah

Elang Jawa (Spizaetus

bartelsi) di Gunung Salak,

Jawa Barat. Jurnal Seminar

Penerapan Sistem Informasi

Geografi dan RadioTracking

Untuk Pengelolaan

Keanekaragaman Hayati. IPBDarmaga. hlm 7.

Prawiradilaga D. M. 1999.

Elang Jawa Satwa Langka.

Biodiversity Conservation

Project. Bogor.

Widodo, Tri. 2004. Populasi

dan Wilayah Jelajah Elang

Jawa (Spizaetus bartelsi

Stresemann, 1924) di Gunung

Kendeng Resort Cikaniki

Taman Nasional Gunung

Halimun. [Skripsi].

Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan Fakultas

Kehutanan. Institut Pertanian

Bogor (IPB). Bogor. (12-36).

Widodo, Tri. 2004. Populasi

dan Wilayah Jelajah Elang

Jawa (Spizaetus bartelsi

Stresemann, 1924) di Gunung

Kendeng Resort Cikaniki

Taman Nasional Gunung

Halimun. [Skripsi].

Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan Fakultas

Kehutanan. Institut Pertanian

Bogor (IPB). Bogor. (12-36).

Nijman, Vincent. 2004. Habitat

Segregation in Two

Congeneric Hawk-eagles

(Spizaetus bartelsi and

Spizaetus cirrhatus) in Java,

Indonesia. Institute for

Biodiversity and Ecosystem

Dynamics, Zoological Museum,

University of Amsterdam,Amsterdam, The Netherlands.

Journal of Tropical Ecology

(2004) 20:105–111. Cambridge

University Press.

Balai Konservasi Sumber Daya

Alam (BKSDA) Wilayah 2

Jawa Barat. 2014. Kawasan

Konservasi dan

Keanekaragaman Hayati.

[Online].

http://www.garutkab.go.id/pub/

static_menu/detail/sda_lingkun

gan_hidup.Pemerintah

Kabupaten Garut. Diakses pada

April 2015.

Fuller, M. R., and J. A. Mosher.

Raptor Survey

Techniques. Page 37-66

dalam B. A. Giron Pendleton,

B. A. Millsap, K. W. Cline,

and D. M. Bird, eds. Raptor

Management Techniques

Manual. Natl. Wildl. Fed.,

Washington, D.C.