Analisis Kandungan Vitamin C Makroalga serta Potensinya bagi Masyarakat di Kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran


Tia Setiawati(1*), Maitala Sari(2)

(1) Departemen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Indonesia
(2) Departemen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Makroalga merupakan sumber terbaharukan yang potensial. Makroalga memiliki kandungan nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, serat, lemak, mineral dan berbagai vitamin. Salah satu vitamin yang terkandung adalah vitamin C yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan vitamin C makroalga serta potensinya bagi masyarakat di kawasan Pantai Timur Cagar Alam Pananjung Pangandaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode jelajah dengan bantuan garis transek, analisis kandungan vitamin C makroalga menggunakan metode iodometri dan kajian potensi makroalga menggunakan metode wawancara. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan kandungan vitamin c pada delapan jenis makroalga yang ditemukan yaitu: Gracillaria eucheumioides 0,0401 mg/g, Halimeda macroloba 0,077 mg/g, Halymenia harveyana 0,036 mg/g, Gracillaria salicornia 0,0559 mg/g, Valoniopsis pachynema 0,0529 mg/g, Gracillaria coronipifolia 0,0478
mg/g, Borgesinia forbesii 0,1121 mg/g, Acanthophora spicifera 0,0459 mg/g. Berdasarkan pengetahuan masyarakat setempat potensi makroalga sebagai bahan pangan (agar), bahan obat dan bahan pakan abalon. Dapat disimpulkan bahwa kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada Borgesinia forbesii 0,1121 mg/g dan terendah terdapat pada Halymenia harveyana 0,036 mg/g
serta kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai potensi makroalga.

Keywords


Makroalga; Vitamin C; Potensi Makroalga

Full Text:

PDF

References


Adisasmita R. 2006. Pembangunan

Pedesaan dan Perkotaan. Yokyakarta:

Graha Ilmu

Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu

Gizi. PT. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Aslan LM. 1991. Budidaya Rumput

Laut. Yogyakarta: Kanisius.

Aslan LM. 1998. Budidaya Rumput

Laut. Yogyakarta: Kanisius.

Asriyana dan Yuliana. 2012.

Produktivitas Perairan.

Jakarta. Bumi Aksara.

Birsyam I. 1992. Botani Tumbuhan

Rendah. Bandung: ITB.

Capinpin EC and Corre KG. 1996.

Growth Rate of the Philippine Abalone,

Haliotis asinina Fed an Artificial Diet

and Macroalgae. Aqua-culture, 144:81-

Davey P. 2006. At a Glance Medicine.

Alih bahasa : Anissa

Racmalia. Jakarta : Erlangga

Doty MS. 1985. Eucheuma alvarezii

sp.nov (Gigartinales, Rhodophyta) from

Malaysia. In: Abbot I.A. and J.N. Norris

(editors). Taxonomy of Economic

Seaweeds. California Sea Grant College

Program.

Dwiyitno. 2011. Rumput Laut sebagai

Sumber Serat Pangan Potensial. Jurnal

Squalen. 6 (1).

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air

Bagi Pengolahan Sumberdaya Hayati

Lingkungan Perairan. Yogyakarta:

Kanisius.

[FAO] Food and Agricultural

Organization. 2007. Seafood

production and international trade:

Global trends.

http://www.globefish.org/filedownload

. php?fileId=560[29-3-2008]

Hunninghake DB, Miller VT, LaRosa

JC, Kinosian B, Brown K, Howard

WJ, Diserio FJ, and O’Connor RR.

Hypocholesterolemic effect of a

dietary fiber supplement. Am. J. Clin.

Nutr. 59: 1050–1054.

Indriani, H. dan E. Sumiarsih. 1991.

Budidaya, Pengelolaan dan

Pemasaran Rumput Laut. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Knauer JP, Britz and Hecht T. 1996.

Comparative Growth Performance and

Digestive Enzyme Activity of Juvenile

South Africa Abalone, Haliotis midae,

Fed on Diatoms and A Practical Diet.

Aquaculture, 140: 75-85.

Kordi MGH. 2011. Kiat Sukses

Budidaya Rumput Laut di laut dan

Tambak. Yogyakarta: Andi Offset.

Nybakken JW. 1988. Biologi Laut.

Jakarta: PT Gramedia.

Padayatty SJ, Katz A, Wang Y, Eck P,

Kwon O, Lee JH, Chen S, Corpe C,

Dutta A, Dutta SK, and Levine M.

Vitamin C as an antioxidant:

evaluation of its role in disease

prevention. Pulmed. Gov

Poncomulyo K, Maryani H dan

Kristiani L. 2006. Budidaya dan

Pengelokan Rumput Laut. Jakarta:

Agromedia.

Ren D, Noda H, Amano H, Nishino T,

and Nishizawa K. 1994. Study on

antihypertensive and hyperlipidemic

effects of marine algae. J. Fisheries

Sci. 60: 83–88.

Sidjabat MM. 1976. Pengantar

Oseanografi. Bogor: Institut Pertanian

Bogor

Suparmi dan Sahri A. 2009. Mengenal

Potensi Rumput Laut: Kajian

Pemanfaatan Sumber Daya Rumput

Laut dari Aspek Industri dan

Kesehatan. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Susanto. Sarjito. Djunaedi A dan

Saafuan. 2001. Studi Aplikasi Tehnik

Semprot Dengan Penambahan Nutrien

Dalam Budidaya Rumput Laut

Gracilaria Verucosa. Semarang:

Universitas Diponegoro..

http://Pandu.dhs.org/

Susanto B, Rusdi I, Rahmawati R, Giri

NA, Sutarmat T. 2010. Aplikasi

Teknologi Pembesaran Abalon

(Haliotis squamata) dalam Menunjang

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.

Bali. Balai Besar Riset Perikanan

Budidaya Laut.Gondol.

Tampubolon, A. 2013. Biodiversitas

Alga Makro di Lagun Pulau Pasige,

Kecamatan Tagulandang, Kapubaten

Sitaro. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis.

(1).

Winarno, FG. 1990. Teknologi

Pengolahan Rumput Laut.

Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.