ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA LEDAKAN KASUS MALARIA DI KECAMATAN CINEAM, KABUPATEN TASIKMALAYA PADA TAHUN 1998


Ramadhani Eka Putra(1*), Satrio Aribowo B. Wicaksono(2)

(1) Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati – Institut Teknologi Bandung, Indonesia
(2) Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati – Institut Teknologi Bandung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Pada tahun 1998, kecamatan Cineam di kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria dengan jumlah kasus mencapai 800 kasus sehingga Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) kecamatan Cineam berada pada stratifikasi High Case Incidence (HCI). Kondisi berbeda terjadi pada tahun 2009 dan 2010 dimana jumlah kasus yang terjadi adalah 15 dan 6 kasus, secara berurutan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang menyebabkan KLB malaria tahun 1998. Metoda pengambilan data dengan (1) pencuplikan nyamuk Anopheles menggunakan CO2 Trap di 5 dari 10 desa pada kecamatan Cineam untuk mengetahui populasi nisbi dari nyamuk vektor malaria dan (2) wawancara dengan petugas pemberantasan penyakit menular (P2M) yang bertugas pada PUSKESMAS kecamatan Cineam saat KLB pada tahun 1998. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini, dari 320 individu nyamuk Anopheles yang ditangkap, terdapat empat jenis nyamuk Anopheles dengan tingkat dominansi, Anopheles vagus (33,13%), Anopheles aconitus (28,75%), Anopheles barbirostris (23,75%), dan Anopheles kochi (14,38%) dimana hanya An. aconitus dan An. barbirostris yang merupakan vektor malaria. Keberadaan nyamuk Anopheles ini didukung oleh faktor klimat serta keadaan lingkungan setempat yang menyediakan feeding place, resting place, dan breeding site bagi nyamuk Anopheles. Walaupun demikian, keberadaan populasi nyamuk Anopheles bukan merupakan faktor utama penyebab KLB malaria, melainkan rendahnya pemahaman masyarakat pada penyakit ini. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya tingkat prevalensi malaria yang sangat rendah (Low Case Incidence) yaitu pada tahun 2009 dan 2010 (sebesar 0,44‰ dan 0,18‰ secara berurutan) setelah dilakukan penanggulangan penyebaran malaria dalam bentuk penyuluhan pada warga sejak KLB pada tahun 1998.

Full Text:

PDF

References


Agoes, R., H. Oehadian, N. Djaenudin. 2005. Entomologi Medik. Edisi kedua. Jatinangor. Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Barcus, M.J., F. Laihad, M. Sururi, P. Sismadi, H. Marwoto, M.J. Bangs, J.K.

Baird. 2002. Epidemic Malaria in the Menoreh Hills of Central Java. American Journal of Tropical Medicine and Hygene 66:287-292.

Barodji, D.T.B., H. Boesri, Sudini dan Sumardi. 2003. Bionomik Vektor dan Situasi Malaria di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol 2 (2). pp: 209-216.

Boesri, H. 1994. Spesies Anopheles dan Peranannya sebagai Vektor Malaria di Lokasi Transmigrasi Manggala, Lampung Utara. Cermin Dunia Kedokteran 94: 29-31.

Cutler, David, W. Fung, M. Kremer, M. Singhal, and T. Vogl . 2007. Mosquitoes : The Long-Term Effects of Malaria eradication in India. Cambridge. National Bureau of Economic Research.

Departemen Kesehatan R.I. 1996. Modul Pelatihan Pengamatan Serangga Penular Penyakit. Depkes RI.

Departemen Kesehatan R.I. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 293/MENKES/SK/IV/2009 28 April 2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia. Jakarta: Direktorat Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, Departemen Kesehatan Indonesia.

Friaraiyatini, S. Keman, dan R. Yudhastuti. 2006. Pengaruh Lingkungan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Malaria di Kab. Barito Selatan Propinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol 2 (2) : 121-128

Gordon, J.E. 1954. Epidemiology in Modern Perspective. Proceedings of the Royal Society of Medicine 47(7): 564-570.

Hay, S.I., C. A. Guerra, A.J. Tatem, A.M. Noor, and R.W. Snow. 2004. The Global Distribution and Population at Risk of Malaria : Past, Present, and Future. The Lancet Infectious Diseases 4 : 327-473.

Hay, S.I., E.A. Okiro, P.W. Gething, A.P. Patil , A.J. Tatem, C.A. Guerra and R.W. Snow. 2010. Estimating the Global Clinical Burden of Plasmodium falciparum malaria in 2007. PLos Medicine 7(6): e1000290. doi:10.1371/journal.pmed.1000290.

Iskandar, T. 2009. Laporan Tahunan Program P2Malaria Puskesmas Cineam Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2009. Cineam. Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya.

Junkum, A., B. Pitasawat, B. Tuetun, A. Saeung, E. Rattanachanpichai, N. Jatiyapan, N. Komalamisra, M. Mogi, U. Chaithong, and W. Choochote. 2007. Seasonal Abundance and Biting Activity of Anopheles aconitus (Diptera : Culicidae) in Chiang Mai, Northern Thailand. The Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health. Vol 38 (1) : 215-223

Laihad, F.J. 2000. Malaria di Indonesia (Malaria in Indonesia), in Malaria, Patogenesis, Manifestasi Klinis, & Penanganan.Edited by: Harijanto PN. EGC - Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta. pp. 17-25.

Lee, V.H., S. Atmosoedjono, D.T. Dennis, A. Suhaepi and A. Suwarta. 1983. The Anopheline (Diptera: Culicidae) Vectors of Malaria and Bancroftian Filariasis in Flores Island, Indonesia. Journal of Medical Entomology 20(5): 577-578.

Lien, J.C., B.A. Kawengian, F. Partono, B. Lami and J.H. Cross. 1977. A brief survey of the mosquitoes of South Sulawesi, Indonesia, with special reference to the identity of Anopheles barbirostris (Diptera: Culicidae) from the Margolembo area. Journal of Medical Entomology 13(6): 719-727.

Maguire, J.D., S. Tuti, P. Sismadi, I. Wiady, H. Basri, Krisin, S. Masbar, P. Projodipuro, I.R. Elyazar, A.L. Crowin and M.J. Bangs. 2005. Endemic coastal malaria in the Thousand Islands Distric, near Jakarta, Indonesia. Tropical Medicine and International Health 10(5): 489-496.

Mardiana. 1990. Tinjauan Tentang Penelitian Vector Malaria di Pantai. In Tinjauan Penelitian Ekologi Kesehatan di Indonesia (1969 - 1989). Edited by: Soesanto SS, Sukana B, Sudomo, Wasito S, Sutomo S, Santoso SS. Jakarta: National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health, RI

Mardiana, Yusniar, A. Nunik, S. Aminah, Yunanto. 2005. Fauna dan Tempat Perkembangbiakan Potensial Nyamuk Anopheles spp. di Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Media Litbang Kesehatan. 15 (2): 39-44

Muir, D.A. 1963. Observation of the Development and Trend of Insecticide Resistance in Two Important Malaria Vectors in Indonesia. WHO: Geneva.

Munif, A. dan S. Sukirno. 1994. Penebaran Konidiospora Metarrhizum anisopliae untuk Penanggulangan Populasi Larva An. aconitus di Persawahan Rejasari, Banjarnegara. Cermin Dunia Kedokteran 94:32-37.

Murray, C.J, L.C. Rosenfeld, S.S. Lim, K.G. Andrews, K.J. Foreman, D. Haring, N. Fullman, M. Naghavi, R. Lozano and A.D. Lopez. 2012 Global malaria mortality between 1980 and 2010: a systematic analysis. Lancet. 379: 413–431.

Ndoen, E., C. Wild, P. Dale, N. Sipe and M. Dale. 2010. Relationships Between Anopheline Mosquitoes and Topography in West Timor and Java, Indonesia. Malaria Journal 9: 242

Nurmaini, 2003. Mentifikasi Vektor dan Pengendalian Nyamuk Anopheles aconitus Secara Sederhana. Medan.USU Digital Library.

O’Connor, G.T. and Arwati. 1974. Insecticide Resistance in Indonesia. WHO: Geneva.

O’Connor, C. and A. Soepanto. 1989. Illustrated key to female Anophelines of Indonesia.Edited by: Atmoesoedjono S, Bangs MJ. Jakarta: Directorate of Communicable Disease, MoH and US Naval Medical Research Unit No. 2 Detachment.

Ompusunggu, S. H. Marwoto, S.T. Sulaksono, S. Atmosoedjono, Suyitno, Moersiatno. 1994. Penelitian Pemberantasan Malaria di Kabupaten Sikka. Penelitian entomologi-2: tempat perindukan Anopheles sp. Cermin Dunia Kedokteran 94(Malaria).

Soemirat, J. 2005. Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Takken W., W.B. Snellen, J.P. Verhave, B.G.J. Knols and S. Atmosoedjono. 1990 Environmental measures for malaria control in Indonesia. A historical review on species sanitation. Wageningen: Wageningen, Netherlands: Wageningen Agricultural University 1990.

The Global Health Group and the Malaria Atlas Project: Atlas of the Asia Pacific Malaria Elimination Network, 2011. San Francisco: The Global Health Group, Global Health Sciences, University of California, San Francisco.

The Walter Reed Biosystematics Unit. Anopheles aconitus [online]. Suitland. Dapat diakses di : (http://wrbu.si.edu/speciespages_ano/ano_a-hab/anaco_hab.html). Diakses tanggal 04 November 2010

The Walter Reed Biosystematics Unit. Anopheles vagus [online]. Suitland. Dapat diakses di : (http://wrbu.si.edu/SpeciesPages_ANO/ANO_A-hab/ANvag_hab.html). Diakses tanggal 04 November 2010

The Walter Reed Biosystematics Unit. Anopheles barbirostris [online]. Suitland. Dapat diakses di : (http://wrbu.si.edu/SpeciesPages_ANO/ANO_A-hab/ANbar_hab.html). Diakses tanggal 12 Desember 2010.

The Walter Reed Biosystematics Unit. Anopheles flavirostris [online]. Suitland. Dapat diakses di : (http://wrbu.si.edu/SpeciesPages_ANO/ANO_A-hab/ANfla_hab.html). Diakses tanggal 10 Oktober 2011.

The Walter Reed Biosystematics Unit. Anopheles ludlowae [online]. Suitland. Dapat diakses di : (http://wrbu.si.edu/SpeciesPages_ANO/ANO_A-hab/ANlud_hab.html). Diakses tanggal 10 Oktober 2011.

White, N. J. 2009. Malaria. In: G. C. Cook dan A. I. Zumla., eds. Manson’s Tropical Diseases. 22nd ed. China: Saunders Elsevier. pp. 1201-1279.

World Health Organization (WHO). 2011. Global Malaria Programme: World Malaria Report. Switzerland: WHO Press.