Respons bibit kopi Liberika hasil sambung pucuk dengan kopi Robusta pada berbagai panjang entres dan inokulasi mikoriza


Elis Kartika(1*), Gusniwati Gusniwati(2), Made Deviani Duaja(3)

(1) Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Indonesia
(2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Indonesia
(3) Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Grafting bibit kopi memiliki tujuan menghasilkan tanaman dengan karakteristik terbaik dari dua varietas kopi yang disambungkan. Kopi robusta digunakan sebagai batang bawah, karena lebih tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan di lahan gambut. Upaya peningkatan ketahanan batang bawah dapat memanfaatkan mikoriza dan disambungkan dengan kopi liberika sebagai batang atas. Penelitian ini bertujuan untuk  mendapatkan bibit kopi Liberika unggul hasil grafting dengan kopi Robusta bermikoriza serta mendapatkan panjang entres kopi Liberika yang mampu meningkatkan pertumbuhan bibit kopi Liberika hasil sambung pucuk. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan dua faktor dan empat ulangan. Faktor pertama adalah inokulasi mikoriza (tanpa aplikasi mikoriza dan aplikasi mikoriza gabungan Glomus sp-1a dan Glomus sp-3c) dan  faktor kedua berupa panjang entres (10, 15, 20 dan 25 cm). Parameter yang diamati adalah persentase keberhasilan sambungan, waktu pecah tunas, pertambahan tinggi bibit, pertambahan jumlah daun, jumlah tunas, bobot kering tunas, dan infeksi mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan respons bibit kopi Liberika hasil grafting dengan bibit kopi Robusta bermikoriza terbaik diperoleh pada panjang entres 15 cm, sedangkan yang disambungkan dengan Robusta tidak bermikoriza diperoleh pada panjang entres 25 cm. Pertumbuhan bibit kopi Liberika hasil grafting dengan bibit kopi Robusta terbaik pada berbagai panjang entres diperoleh pada kopi Robusta bermikoriza.”

 

The main goal of coffee grafting is to create a crop with the best characteristic of two coffee varieties in one plant. Robusta coffee is used as the rootstock, which is more resistant to constraints and unfavorable conditions in the peatland. The effort to increase rootstock resistance is inoculated by mycorrhizae and grafted with Liberica coffee as the scion. This study aimed to obtain the best scion length in order to increase the growth of Liberica coffee with Robusta coffee as the inoculated rootstock. The experiment used factorial completely randomized design with the first factor was mycorrhizae inoculation (without inoculation and inoculation of Glomus sp-1a and Glomus sp-3c combination) and the second factor was  the length of scion (10, 15, 20 and 25 cm). The variables observed were the percentage of success grafted plants, shoot break time, growth (plant height, number of leave, number of shoots, and shoot dry weight) and mycorrhizae infection. The results showed that the plant inoculated by mycorrhizae and scion lenght of 15 cm gave the best percentage of the success graft, shoot break time, and growth of scion. While, the root stock without inoculation showed the best result with the scion length 25 cm. The best growth of grafted plant was obtained in all scion length with mycorrhizae inoculation. 


Keywords


Entres, Kopi, Liberika, Mikoriza, Robusta

Full Text:

PDF

References


Ariani, S.B., Sembiring, D.S.P.S., & Sihaloho, N.K. (2017). Keberhasilan pertautan sambung pucuk pada kakao (Theobroma cacao L.) dengan waktu penyambungan dan panjang entres berbeda. Jurnal Agroteknosains |, 01(02), 87–99.

Basri, A,H.H. (2018). Kajian Peranan Mikoriza dalam Bidang Pertanian. Agrica Ekstensia, 12 (2), 74-78.

Bolly, Y.Y. & Yuyun, W.(2021). Efektifitas penggunaan cendawan mikoriza terhadap pertumbuhan bibit kakao sambung pucuk (Theobroma cacao L.) di Kabupaten Sikka. AGRICA: Journal of Sustainable Drayland Agriculture, 14 (1), 83-90.

Evizal, R., Sugiatno, U. S. D., Pujisiswanto, H., Widagdo, S., Prasmatiwi, F.E., & Stiawan, A. D. (2018). Growth performance of mature trees resulted from intra and inter-specific grafting on robusta coffee. Planta Tropika: Journal of Agro Science, 6(2), 77–83. https://doi.org/10.18196/pt.2018.083.77-83

Ferry, Y., & Saefudin. (2011). Pengaruh panjang entres terhadap keberhasilan sambung pucuk dan pertumbuhan benih jambu mete. Buletin RISTRI, 2(2), 121–124.

Güleryüz, C. K. M. (2006). Effects of auxins and cytokinins on graft union of grapevine (Vitis vinifera). New Zealand Journal of Crop and Horticultural Science, 34, 145–150.

Incesu, M., Yeşiloğlu, T., Çimen, B., Yilmaz, B., Akpinar, Ç., & Ortaş, İ. (2015). Effects on growth of persimmon (Diospyros virginiana) rootstock of arbuscular mycorrhizal fungi species. Turkish Journal of Agriculture and Forestry, 39(1), 117–122. https://doi.org/10.3906/tar-1405-134

Kartika, E., Duaja, M. D., & Gusniwati. (2016). Pertumbuhan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM I) pada pemberian mikoriza indigen dan dosis pupuk organik di lahan marjinal. Biospecies, 9(1), 29–37.

Kartika, E., Duaja, M.D., Gusniwati, & Wilia, W. (2017). Identifikasi Fungi Mikoriza Arbuskular dari rizosfer tanaman kopi Liberika Tungkal Jambi di Desa Bram Itam Kanan dan Bunga Tanjung, Tanjung Jabung Barat. Semirata BKS-PTN Wilayah Barat, Bidang Pertanian 20-21 Juli 2017., 487–494.

Kartika, E., & Gusniwati. (2019). Tingkat keberhasilan sambungan dan pertumbuhan bibit kopi robusta (Coffea robusta L.) hasil grafting pada pemberian berbagai jenis mikoriza dan ketinggian batang bawah. Biospecies, 12(2),9–19. https://doi.org/10.22437/biospecies.v12i2.6185

Kementan. (2014). Pedoman Teknis Budidaya Kopi yang Baik (Good Agriculture Practices /Gap On Coffee). Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan.

Kormanik, P.P., & Mc. Graw AC. (1982). Quantification of vesicular-arbuscular mycorrhizae in plant root. In N.C. Schenck (ed). Methods and Principles of Mycorrhizae Research. The American Phytop. Soc. 46 : 37-45

Krishnamoorthy, R., Kim, C. G., Subramanian, P., Kim, K. Y., Selvakumar, G., & Sa, T. M. (2015). Arbuscular mycorrhizal fungi community structure, abundance and species richness changes in soil by different levels of heavy metal and metalloid concentration. PLoS ONE, 10(6),1–15. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0128784

Lakitan, B. (2001). Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lestari. (2013). Pengaruh panjang entres terhadap pertumbuhan dan Produksi buah jarak pagar hasil penyambungan. Agrovigor, 6(1), 81–87."

Ndiaye, M., Cavalli, E., Manga, A.G.B., & Diop, T. A. (2011). Improved Acacia senegal growth after inoculation with arbuscular mycorrhizal fungi under water deficiency conditions. International Journal of Agriculture and Biology, 13(2), 271–274.

Parapasan, Y., & Gusta, A.R. (2014). Waktu dan cara aplikasi cendawan mikoriza arbuskular (CMA) pada pertumbuhan bibit tanaman kopi. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 13 (3), 203-208.

Parsaulian, T., Bandem, P.D., & Patriani. (2012). Pengaruh panjang entris terhadap keberhasilan sambung pucuk bibit jambu air. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian, 1(1), 1-9.

Putri, D., Gustia, H., & Suryati, Y. (2016). Pengaruh panjang entres terhadap keberhasilan penyambungan tanaman alpukat (Persea americana Mill.). Jurnal Agrosains Dan Teknologi, 1(1), 31–44.

Rajapakse, S., & Miller, Jr JC. (1992). Methods for studying vesicular–arbuscular mycorrhizal root colonization and related root physical properties. Methods Microbiol. 24, 302–316

Simanjuntak, D., Fahridayanti, & Susanto, A. (2013). Efikasi mikoriza dan Trichoderma sebagai pengendali penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma) dan sebagai pemacu pertumbuhan di pembibitan kelapa sawit. Widyariset, 16(2), 233–242.

Soegito, A., Soemargono, & Rebin. (2002). Kompatibilitas antara batang bawah dan batang atas terhadap pertumbuhan mangga di daerah rendah basah. J. Ilmu Pertanian Farming. 1(1), 121-126.

Sun, S., Wang, J., Zhu, L., Liao, D., Gu, M., Ren, L., & Xu, G. (2012). An active factor from tomato root exudates plays an important role in efficient establishment of mycorrhizal symbiosis. PLoS ONE, 7(8), 1–8. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0043385

Sylvia, D. M., & Chellemi O. C. (2001). Interactions among root-inhabiting fungi and their implications for biological control of root pathogens. Advances in Agronomy, 73, 1–33. https://doi.org/10.1016/s0065-2113(01)73003-9

Tambing, Y., & Hadid, A. (2008). Keberhasilan pertautan sambung pucuk pada mangga dengan waktu penyambungan dan panjang entris berbeda. J. Agroland, 15(4), 296-301.

Tirtawinata, M. R. (2003). Kajian Anatomi dan Fisiologi Sambungan Bibit Manggis Dengan Beberapa Anggota Kerabat Clusiaceae. Disertasi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Treseder, K. K. (2013). The extent of mycorrhizal colonization of roots and its influence on plant growth and phosphorus content. Plant and Soil, 371(1–2),1–13. https://doi.org/10.1007/s11104-013-1681-5

Watts-Williams, S. J., Turney, T. W., Patti, A. F., & Cavagnaro, T. R. (2014). Uptake of zinc and phosphorus by plants is affected by zinc fertiliser material and arbuscular mycorrhizas. Plant and Soil, 376(1),165–175. https://doi.org/10.1007/s11104-013-1967-7

Zhu, X.C., Song, F.B., Liu, S.Q., Liu, T.D., & Zhou, X. (2012). Arbuscular mycorrhizae improves photosynthesis and water status of Zea mays L. under drought stress. Plant, Soil and Environment, 58(4), 186–191. https://doi.org/10.17221/23/2011-pse "




DOI: https://doi.org/10.15575/12747

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons Licence

Jurnal Agro (J. Agro: ISSN 2407-7933) by http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ja/index is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.