Seleksi jagung hibrida UNPAD berdasarkan komponen hasil dan parameter tumpangsari pada sistem tanam tumpang sari jagung-ubi jalar


Jajang Supriatna(1*), Fakhri Nasharul Syihab(2), Novriza Sativa(3), Yuyun Yuwariah(4), Dedi Ruswandi(5)

(1) UIN Sunan Gunung Djati, Indonesia
(2) Universitas Garut, Indonesia
(3) Universitas Garut, Indonesia
(4) Universitas Padjadjaran, Indonesia
(5) Universitas Padjadjaran, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Tumpangsari merupakan pemanfaatan lahan dengan cara menanam dua jenis tanaman atau lebih. Hal yang perlu diperhatikan dalam sistem tanaman tumpangsari adalah penentuan jenis serta kultivar tanaman yang digunakan. Sebagian besar kultivar jagung yang beredar di masyarakat dikembangkan untuk pertanaman tunggal sehingga diperlukan kegiatan seleksi untuk mendapatkan kultivar jagung yang sesuai untuk sistem tanam tumpangsari. Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi 22 jagung hibrida berdasarkan komponen hasil dan parameter tumpangsari. Penelitian dilaksanakan di Desa Margamulya, Kecamatan Cikajang, Garut, Jawa Barat dengan.ketinggian 1346 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktor Tunggal dengan dua metode yaitu metode eksperimental dan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan 20 hibrida terseleksi berdasarkan karakter diameter tongkol, 18 hibrida berdasarkan karakter panjang tongkol, 19 hibrida berdasarkan karakter jumlah baris biji per tongkol, dan 13 hibrida berdasarkan karakter jumlah biji per tongkol. Berdasarkan parameter tumpangsari terseleksi 3 hibrida dengan kritera menguntungkan dalam kondisi sistem tanam tumpangsari dengan ubi jalar berdasarkan Land Equivalent Ratio (LER), 13 hibrida menunjukkan lebih kompetitif dibandingkan dengan ubi jalar berdasarkan Competitive Ratio (CR), dan semua hibrida mengalami kehilangan hasil berdasarkan Actual Yield Loss (AYL). Hibrida DR7 x DR8, DR 14 X DR 18 dan MDR 3.1.4 X MDR 18.5.1 merupakan hibrida terseleksi berdasarkan komponen hasil dan parameter tumpangsari.

ABSTRACT

Intercropping is cultivating two or more types of plants at the same field. Selecting type and cultivar of the plants need to be considered in the intercropping system. Commonly, the available corn cultivars in the market are developed for single cropping. Therefore plant selection is necessary to obtain corn cultivars suitable for intercropping systems. The research was conducted in Desa Margamulya, Cikajang District, Garut, West Java at 1346 meters above sea level. This study used a randomized block design (RBD) design with two methods; the experimental method and the quantitative descriptive method. The results showed 20 hybrids were selected on the character of cob diameter, 18 combinations surface of the cob length, 19 hybrids on the number of cob seed rows, 13 hybrids on the number of cob kernels. According to the parameters of intercropping combinations, 3 hybrids were selected with superior characters in intercropping condition with sweet potatoes based on Land Equivalent Ratio (LER), 13 hybrids showed the more competitive characters compared to sweet potatoes based on Competitive Ratio (CR) and all hybrids showed yield loss based on Actual Yield Loss (AYL). Hybrids DR7 x DR8, DR 14 X DR 18 and MDR 3.1.4 X MDR 18.5.1 are selected hybrids based on yield components and intercropping parameters.


Keywords


Hibrida, Jagung, Seleksi, Tumpangsari, Ubi Jalar

Full Text:

PDF

References


Azizah, E., Setyawan, A., Kadapi, M., Yuwariah, Y., & Ruswandi, D. (2017). Identifikasi morfologi dan agronomi jagung hibrida Unpad pada tumpangsari dengan padi hitam di dataran tinggi Arjasari Jawa Barat. Kultivasi, 16(1), 260–264. https://doi.org/10.24198/kltv.v16i1.11718

Beets, W. C. (1982). Multiple cropping and tropical farming systems. In Multiple cropping and tropical farming systems. Boulder : Westview Press. https://doi.org/10.1016/0378-4290(84)90071-6

Dialista, R., & Sugiharto, A. N. (2017). Performance of sweet corn (Zea mays L. Saccharata Sturt ) at 2 altitude. Plantropica Journal of Agricuktural Science, 2(2), 155–163.

Efendi, Y., Hariyono, D., & Wicaksono, K. P. (2014). Uji efektifitas aplikasi pyraclostrobin dengan beberapa level cekaman suhu pada tanaman jagung (Zea mays). Jurnal Produksi Tanaman, 2(6), 497–502.

Girsang, W., Purba, R., & Purba, J. (2017). Keragaan hasil beberapa jenis varietas jagung hibrida dan toleransinya terhadap penyakit busuk tongkol di dataran tinggi Kabupaten Simalungun. https://doi.org/10.31227/osf.io/hnb45

Hidayat, A., Lumbanraja, J., Utomo, S. D., & Pujisiswanto, H. (2018). Respon tanaman jagung (Zea mays L.) terhadap sistem olah tanah pada musim tanam ketiga di tanah ultisol Gedung Meneng Bandar Lampung. Jurnal Agrotek Tropika, 6(1), 1–7. https://doi.org/10.23960/jat.v6i1.2525

Khotijah, U. (2018). Tumpangsari Tanaman Ubi Jalar dan Tanaman Jagung Dengan Pengaturan Populasi Ubi Jalar Serta Waktu Tanam Jagung. 1–55. https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/86969/Ummul_Khotijah-131510501166_.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Palaniappan, S., & Sivaraman, K. (2006). Cropping systems in the tropics : principles and management (English). New Delhi : New Age International (P).

Petersen, R. G. (1994). Agricultural Field Experiments. New York : Marel dekker.

Prasetyo, Sukardjo, E. I., & Pujiwati, H. (2019). Produktivitas lahan dan NKL pada tumpang sari jarak pagar dengan tanaman pangan. Jurnal Akta Agrosia, 12(1), 51–55.

Rusbiyati, A., Rogomulyu, R., & Muhartini, S. (2019). Pengaruh proporsi tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tumpangsari kubis (Brassica oleracea Var. Capitata L.) dengan tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Vegetalika, 7(4), 26–38. https://doi.org/10.22146/veg.36536

Ruswandi, D., Supriatna, J., Rostini, N., & Suryadi, E. (2016). Assessment of sweetcorn hybrids under sweetcorn/chilli pepper intercropping in West Java, Indonesia. Journal of Agronomy, 15(3), 94–103. https://doi.org/10.3923/ja.2016.94.103

Syafi’i, M., Ika Cartika, I., & Ruswandi, D. (2016). Penilaian tingkat respon galur jagung unpad toleran naungan pada sistem agroforestri dengan albizia (Albizia falcataria L.) berdasarkan komponen indeks toleransi. Jurnal Agrotek Indonesia, 1(2). https://doi.org/10.33661/jai.v1i2.316

Wulan, P. N., Yulianah, I., & Damanhuri. (2017). Penurunan ketegaran (inbreeding depression) pada generasi F1 , S1 dan S2 populasi tanaman jagung (Zea mays L.). Produksi Tanaman, 5(3), 521–530.

Yilmaz, Ş., Atak, M., & Erayman, M. (2008). Identification of advantages of maize-legume intercropping over solitary cropping through competition indices in the east mediterranean region. Turkish Journal of Agriculture and Forestry, 32(2), 111–119. https://doi.org/10.3906/tar-0708-33

Yuwariah, Y., Ruswandi, D., & Irwan, A. W. (2018). Pengaruh pola tanam tumpangsari jagung dan kedelai terhadap pertumbuhan dan hasil jagung hibrida dan evaluasi tumpangsari di Arjasari Kabupaten Bandung. Kultivasi, 16(3), 514–521. https://doi.org/10.24198/kultivasi.v16i3.14377

Yuwariah, Y., Supriatna, J., Nuraini, A., Indriani, N. P., Makkulawu, A. T., & Ruswandi, D. (2018). Screening of maize hybrids under maize/soybean intercropping based on their combining abilities and multiple cropping components. Asian Journal of Crop Science, 10(2), 93–99. https://doi.org/10.3923/AJCS.2018.93.99




DOI: https://doi.org/10.15575/14955

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons Licence

Jurnal Agro (J. Agro: ISSN 2407-7933) by http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ja/index is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.