Aplikasi pupuk hayati ameliorant, dan pupuk NPK terhadap N total, P tersedia serta pertumbuhan dan hasil jagung pada inceptisols


Mieke Rochimi Setiawati(1*), Lia Nur Linda(2), Nadia Nuraniya Kamaluddin(3), Pujawati Suryatmana(4), Tualar Simarmata(5)

(1) , Indonesia
(2) ,  
(3) ,  
(4) ,  
(5) ,  
(*) Corresponding Author

Abstract


Inceptisols umumnya memiliki tingkat kesuburan tanah rendah sampai sedang. Upaya peningkatan ketersediaan hara tanah Inceptisol dengan pupuk anorganik NPK perlu diimbangi dengan aplikasi pupuk hayati dan amelioran organik. Percobaan ini bertujuan untuk mengurangi dosis pupuk NPK dengan menggunakan pupuk hayati dan amelioran organik serta meningkatkan hasil tanaman jagung. Percobaan dilakukan di Pasir Banteng, Kabupaten Sumedang. Penelitian menggunakan RAK faktorial. Pupuk hayati dengan amelioran organik sebagai faktor pertama sebanyak empat taraf: tanpa pupuk hayati dan amelioran (kontrol), diberi pupuk hayati, amelioran organik, dan gabungan keduanya. Faktor kedua yaitu dosis pupuk NPK empat taraf: 100%, 80%, 60%, 40% NPK dosis anjuran.  Dilakukan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara pupuk hayati, amelioran organik, dengan pupuk NPK terhadap tinggi tanaman, N-total tanah, bobot tongkol berkelobot dan tanpa kelobot. Pemberian pupuk hayati dan amelioran disertai pupuk NPK 100% dan yang tanpa diberi amelioran menghasilkan bobot tongkol tanpa kelobot sebesar 1.089 g dan 1.064 g per tanaman. Pemberian pupuk hayati dengan amelioran dan pemberian pupuk NPK 100% menghasilkan bobot pipilan per tanaman 526,08 g dan 539,08 g. Aplikasi pupuk hayati dan amelioran organik belum mampu mengurangi dosis penggunaan pupuk NPK pada Inceptisols asal Pasir Banteng.

 

Inceptisols generally have low to moderate soil fertility. The effort to increase the nutrients availability in Inceptisol through the application of NPK fertilizers need to be balanced with biofertilizers and organic ameliorants. This experiment aimed to reduce the dose of NPK fertilizer by using biofertilizers and organic ameliorants and to increase maizeyields. The experiment was conducted in Pasir Banteng, Sumedang Regency. The factorial RBD was used. The biofertilizer with organic ameliorant as the first factor: no biofertilizer and no ameliorant (control), biofertilizer, organic ameliorant, and combination of both. The second factor was dose of NPK fertilizer: 100%, 80%, 60%, 40% of recommended NPK dose. It was repeated three times. The results showed that there was interaction between biofertilizer, organic ameliorants, with NPK fertilizers on plant height, N-total soil, weight of cobs with and without husk. The application of biofertilizer and ameliorant with 100% NPK fertilizer and without ameliorant were 1,089 g and 1,064 g of cobs without husks, respectively. The application of biofertilizer with ameliorant and 100% NPK fertilizer had a grain weight of 526.08 g and 539.08 g, respectively. The application of biofertilizers and organic ameliorants has not been able to reduce the dose of NPK fertilizer on Inceptisols from Pasir Banteng.

Keywords


Inceptisols, N Total, P tersedia, Pupuk hayati, Tanaman jagung,

Full Text:

PDF

References


Adam, H., Jouannic, S., Escoute, J., Duval, Y., Verdeil, J., & Tregear, J. W. (2005). Reproductive developmental complexity in the African oil palm (Elaeis guineensis, Arecaceae). American Journal of Botany, 92(11), 1836–1852.

Akil, M., Syafruddin, & Bunyamin, Z. (2015). Pemanfaatan pupuk hayati untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik pada budidaya tanaman jagung. Prosiding Seminar Nasional Serealia, 222–230.

Arifin Z., Susilowati L.E., Kusumo B.H., & Ma’shum, M. (2021). Potensi pupuk hayati fosfat dalam mengefisiensi penggunaan pupuk P- Anorganik pada tanaman jagung. Prosiding SAINTEK, 545–554.

Asghar, A., Ali, A., Syed, W. H., Asif, M., Khaliq, T., & Abid, A. A. (2010). Growth and yield of maize (Zea mays L.) cultivars affected by NPK application in different proportion. Pakistan Journal of Science, 62(4), 211–216.

Astuti, S. D. (2014). Pengaruh waktu pemberian dan dosis pupuk npk pelangi terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis varietas Sweet Boys (Zea mays Saccharata Sturt). Agrifor, 13(2), 213–222.

Bastiana A., & Trisnaningsih, U. S. W. (2013). Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays var.saccharata Sturt.) Kultivar Bonanza F1. Jurnal Agrijati, 22(1), 1–19.

Farrasati, R., Pradiko, I., Rahutomo, S., & Ginting, E. N. (2021). Pemupukan melalui tanah serta daun dan kemungkinan mekanismenya pada tanaman kelapa sawit. WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 26(1), 7–19.

Firmansyah, I., Syakir, M., & Lukman, L. (2017). Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk N, P, dan K Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena L.). Hortikultura, 27(1), 69–78. https://doi.org/10.21082/jhort.v27n1.2017.

Gomez, A. A., & Gomez, K. A. (1995). Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. UI press.

Hardjowigeno, S. (1987). Ilmu tanah. Penerbit Akademika Pressindo, Jakarta.

Herlina, N., & Fitriani, W. (2017). Pengaruh persentase pemangkasan daun dan bunga jantan terhadap hasil tanaman jagung (Zea mays L.). Jurnal Biodjati, 2(2), 115–125.

Kantikowati, E., & Firmansyah, C. (2019). Pengaruh pemberian konsentrasi pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kubis (Brassica oleracea L.) Varietas Green Coronet. AGRO TATANEN Jurnal Ilmiah Pertanian, 2(1), 43–52.

Kartikawati, A., Trisilawati, O., & Darwati, I. (2017). Pemanfaatan pupuk hayati (biofertilizer) pada tanaman rempah dan obat. Perspektif, 16(1), 33–43.

Komalasari, W. B. (2019). Jagung. Buletin Konsumsi Pangan, 10(1).

Maftu’ah, E., Maas, A., Syukur, A., & Purwanto, B. H. (2013). Efektivitas amelioran pada lahan gambut terdegradasi untuk meningkatkan pertumbuhan dan serapan NPK tanaman jagung manis (Zea mays L. var. saccharata). Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 41(1).

Munawar, A. (2018). Kesuburan tanah dan nutrisi tanaman. PT Penerbit IPB Press.

Nugroho, W. S. (2015). Penetapan standar warna daun sebagai upaya identifikasi status hara (N) tanaman jagung (Zea mays L.) pada Tanah Regosol. PLANTA TROPIKA: Jurnal Agrosains (Journal of Agro Science), 3(1), 8–15.

Panikkai, S., Nurmalina, R., Mulatsih, S., & Purwati, H. (2017). Analisis ketersediaan jagung nasional menuju swasembada dengan pendekatan model dinamik. Informatika Pertanian, 26(1), 41–48.

Roni, N. G., Witariadi, N. M., Candraasih, K. N. N., & Siti, N. W. (2013). Pemanfaatan bakteri pelarut fosfat untuk meningkatkan produktivitas kudzu tropika (Pueraria phaseoloides Benth.). Pastura, 3(1), 13–16.

Setiawati, M R, Fitriatin, B. N., & Herdiyantoro, D. (2014). Karakterisasi isolat bakteri pelarut fosfat untuk meningkatkan ketersedian p pada media kultur cair tanaman jagung (Zea mays L.). Bionatura, 16(1).

Setiawati, M. R., Sofyan, E. T., Nurbaity, A., Suryatmana, P., & Marihot, G. P. (2018). Pengaruh aplikasi pupuk hayati, vermikompos dan pupuk anorganik terhadap kandungan N, populasi Azotobacter sp. dan hasil kedelai edamame (Glycine max (L.) Merill) Pada Inceptisols Jatinangor. Agrologia, 6(1).

Simanungkalit, R. D. M. (2001). Aplikasi pupuk hayati dan pupuk kimia: suatu pendekatan terpadu. Buletin AgroBio, 4(2), 56–61.

Simarmata, T., Joy, B., & Danapriatna, N. (2012). Peranan penelitian dan pengembangan pertanian pada industri pupuk hayati (biofertilizer). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pemupukan Dan Pemulihan Lahan Terdegradasi, Bogor, 29–30.

Soelaeman, Y., Maswar, M., & Haryati, U. (2017). Pemanfaatan Pembenah tanah dan mikroba pelarut P untuk meningkatkan efektivitas pupuk NPK pada usahatani jagung di lahan kering masam. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 1(1), 45–52.

Subandi, M., Hasani, S., & Satriawan, W. (2017). Efisiensi Pupuk nitrogen dan fosfor dengan penambahan pupuk hayati pada tanaman jagung (Zea mays L.) Varietas Pertiwi-3. JURNAL ISTEK, 10(1).

Subekti, N. A., Syafruddin, R. E., & Sunarti, S. (2007). Morfologi tanaman dan fase pertumbuhan jagung. Di Dalam: Jagung, Teknik Produksi Dan Pengembangan. Jakarta (ID): Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Sudirja, R., Joy, B., Yuniarti, A., Sofyan, E. T., Mulyani, O., & Mushfiroh, A. (2017). Beberapa sifat kimia tanah inceptisol dan hasil kedelai (Glycine max L.) akibat pemberian bahan amelioran. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang Dan Umbi, 198–205.

Sudirja, R., Machfud, Y., Sofyan, E. T., Joy, B., Rosniawaty, S., & Ros, R. (2018). Pengaruh organo-mineral terhadap beberapa sifat kimia tanah dan hasil jagung pada ultisol Jatinangor. Soilrens, 16(1).

Sulaeman, Y., & Erfandi, D. (2017). Pengaruh kombinasi pupuk organik dan anorganik terhadap sifat kimia tanah, dan hasil tanaman jagung di lahan kering masam. Jurnal Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 20(1), 1–12.

Tania, N., & Budi, S. (2012). Penegaruh pemberian pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil jagung semi pada tanah podsolik merah kuning. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian, 1(1).

Wahyudin, A., Widayat, D., Wicaksono, F. Y., Irwan, A. W., & Hafiz, A. (2018). Respons tanaman jagung (Zea mays L.) hibrida terhadap aplikasi paraquat pada lahan tanpa olah tanah (TOT). Kultivasi, 17(3), 738–743.




DOI: https://doi.org/10.15575/15121

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons Licence

Jurnal Agro (J. Agro: ISSN 2407-7933) by http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ja/index is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.