Pluralism in the Light of Islam


M Taufiq Rahman(1*), Paelani Setia(2)

(1) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(2) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Kemajemukan tidak bisa dihindari, seolah-olah itu adalah takdir manusia. Tetapi manusia sendiri seringkali tidak dapat mentolerir pluralitas ini. Karena intoleransi semacam inilah perang, intimidasi, pengusiran, konflik, dan kekacauan terjadi sepanjang waktu. Padahal, kemajemukan ini merupakan fenomena yang tak terbantahkan. Kita hidup dalam kemajemukan dan kita secara aktif atau pasif terlibat dalam dan bagian dari kemajemukan ini. Kemajemukan melekat pada semua gerakan spasial kita. Oleh karena itu, penerimaan dan eksistensi dengan orang lain atau hidup berdampingan dengan asumsi kesetaraan dalam bingkai kemajemukan adalah kebutuhan yang sangat penting. Karena kemajemukan ini selayaknya menjadi alat relasi bagi manusia untuk hidup damai dengan sesamanya. Namun demikian, agama dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya bisa menjadi fenomena yang sepenuhnya saling bertentangan. Seperti banyak agama lain, Islam juga sering menjadi penyebab konflik. Oleh karena itu, penting untuk melihat lagi apa pandangan Islam yang sebenarnya tentang pluralisme ini langsung dari sumbernya yang sah (yaitu, Al-Qur'an dan Sunnah). Kajian analisis tekstual ini dapat dijadikan pegangan bagi para tokoh Islam yang bergulat sehari-harinya dengan permasalahan kemajemukan di berbagai level pergaulan masyarakat.

Full Text:

PDF

References


Abdullah, S. R. (2017). Tujuan Negara dalam Islam Menurut Yusuf al-Qaradhawi. The Objectives of Islamic State According to Yusuf Al-Qaraḍawi]. Asy-Syari’ah, 19(1), 15–36.

Bagir, Z. A. (2005). Integrasi Ilmu dan Agama: Interpretasi dan Aksi. Mizan Pustaka.

Culla, A. S. (1999). Masyarakat madani: pemikiran, teori, dan relevansinya dengan cita-cita reformasi. RajaGrafindo Persada.

Engineer, A. A., Mutaqin, I., & Kamdani. (2000). Devolusi Negara Islam. Pustaka Pelajar.

Haddad, Y. Y. (1995). Islamists and the Challenge of Pluralism. Center for Contemporary Arab Studies and Center for Muslim-Christian.

Husaini, A. (2005). Pluralisme Agama. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Juergensmeyer, M. (2017). Terror in the mind of God: The global rise of religious violence (Vol. 13). Univ of California Press.

Khaldun, I. (2015). The Muqaddimah: An Introduction to History-Abridged Edition. Princeton University Press.

Kliot, N., & Waterman, S. (2015). Pluralism and political geography: people, territory and state. Routledge.

Kuper, L., & Smith, M. G. (1969). Pluralism in Africa. Berkeley: University of California Press.

Mas’ udi, W. (1999). Masyarakat madani: visi etis Islam tentang civil society. Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik, 3(1999).

Mazrui, A. (2003). Conflict in Africa: an overview. Armed Conflict in Africa, 21–42.

Pradhan, R., & Visweswaran, K. (2011). Ethnicity, caste and a pluralist society. Perspectives on Modern South Asia: A Reader in Culture, History, and Representation, 100.

Rahman, M. T. (2018). Pengantar filsafat sosial. Lekkas.

Rahman, M Taufiq. (2010). Pluralisme Politik. WAWASAN: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 34(1), 1–13.

Rahman, T. (2013). ’Indianization’of Indonesia in an Historical Sketch. International Journal of Nusantara Islam, 1(2), 56–64.

Rasjidi, M. (1977). Koreksi Terhadap Drs. Nurcholis Madjid Tentang Sekularisasi. Bulan Bintang.

Rex, J. (1959). The plural society in sociological theory. The British Journal of Sociology, 10(2), 114–124.

Riyani, I., & Huriani, Y. (2017). Reinterpretasi Asbāb Al-Nuzūl bagi Penafsiran Alquran. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 2(1), 113–130.

Rosyad, R. (2007). A quest for true Islam: A study of the Islamic resurgence movement among the youth in Bandung, Indonesia. ANU Press.

Saunders, J. J. (2002). A history of medieval Islam. Routledge.

Skinner, M. (1979). David R. Smock and Audrey C. Smock, The Politics of Pluralism: A Comparative Study of Lebanon and Ghana (New York: Elsevier Scientific Publishing Company, Inc. 1975). Pp. 369. International Journal of Middle East Studies, 10(2), 280–281.

Smith, M. G. (1974). The plural society in the British West Indies. Univ of California Press.

Smock, D. R., & Smock, A. C. (1975). The politics of pluralism: A comparative study of Lebanon and Ghana. Elsevier New York.

Thoha, A. M. (2005). Tren pluralisme agama: tinjauan kritis. Gema Insani.

Tibi, B. (2002). The challenge of fundamentalism: Political Islam and the new world disorder. Univ of California Press.

Toll, C. (1988). The Purpose of Islamic Studies. Islam: State and Society, 13–25.

Trimingham, J. S. (1979). Christianity among the Arabs in pre-Islamic times.

Van den Berghe, P. L. (1994). The quest for the other: ethnic tourism in San Cristóbal, Mexico. University of Washington Press.

Wibisono, M. Y. (2020). Sosiologi Agama. Prodi P2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Yousif, A. (2000). Islam, minorities and religious freedom: A challenge to modern theory of pluralism. Journal of Muslim Minority Affairs, 20(1), 29–41.

Zulaeha, E. (2020). Prinsip Liberalisme dalam Metodologi Tafsir Feminis: Pembacaan pada Karya-karya Husein Muhammad. Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora, 18(1), 25–48.

Zulaiha, E. (2017). Tafsir Kontemporer: Metodologi, Paradigma dan Standar Validitasnya. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 2(1).




DOI: https://doi.org/10.15575/jis.v1i2.12269

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

JIS is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.>

 

Published by: Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung