Otak, Nalar, dan Penghayatan Agama

Authors

  • Bernardus Ario Tejo Sugiarto Universitas Katolik Parahyangan

DOI:

https://doi.org/10.15575/jis.v2i2.17131

Keywords:

neuroteologi, ilmu otak, studi agama, pemahaman agama, organisme hidup

Abstract

Artikel yang ditulis oleh Matthew Day ini merupakan analisis kritis terhadap pemikiran dari Andrew Newberg, Eugene D’Aquili, dan Vince Rause dalam karya mereka yang berjudul  Why God won’t go away. Artikel ini disusun oleh Day dalam tiga sesi, yaitu: sesi pertama, Day mengulas secara garis besar argumen-argumen utama dan menyoroti alasan-alasan evolusionernya; sesi kedua, Day memberikan tanggapan-tanggapan kritis yang pernah muncul terhadap buku ini dan Day menambahkan pandangannya sendiri; sesi ketiga, Day memberikan alasan mengapa program neuroteologi memberi pemahaman tentang agama yang sangat jauh dari lapangan kehidupan sehari-hari.

References

Alcorn, R. (2009). If God is good: Faith in the midst of suffering and evil. Multnomah.

Calne, D. B. (2004). Batas Nalar: Rasionalitas dan Perilaku Manusia. Terj. T. Simbolon. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Day, M. (2009). Exotic experience and ordinary life: on Andrew Newberg, Eugene D’Aquili and Vince Rause, Why God won’t go away (2001). In Contemporary Theories of Religion (pp. 125–138). Routledge.

Pals, D. L. (2012). Seven Theories of Religion: Tujuh Teori Agama Paling Komprehensif. Jogyakarta: IRCiSoD.

Tjahjadi, S. P. L. (2007). Tuhan para Filsuf dan Ilmuwan, Dari Descartes-Whitehead. Kanisius.

Downloads

Published

2022-05-29