Analisis Fatwa MUI Tentang Pelarangan Dan Penyesatan Kepada Kelompok Ahmadiyah di Indonesia


Denden Matin Dayyin(1*), Ahmad Zuhdi Ismail(2)

(1) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(2) University of Malaya Kuala Lumpur, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Hadirnya gerakan keagamaan kelompok Ahmadiyah di Indonesia menjadi sebuah kajian yang menarik untuk dikaji karena terjadinya pro dan kontra dikalangan umat muslim Indonesia. Pelbagai ketidakterpenuhan hak asasi manusia jemaat ahmadiyah menjadi polemik dan memberi ruang yang menakutkan. Diskriminasi danpersekusi dilakukan beberapa kelompok organisasi masyarakat islam lainnya. Ditambah fatwa MUI yang mendorong ternilainya jemaat Ahmadiyah menjadi sesat dan dilarang kehadirannya di Indonesia. Pelarangan dan penyesatan jemaat Ahmadiyah di Indonesia membuat stigma buruk dimasyarakat. Ahmadiyah memahami bahwa ajaran modernisasi yang dibawa ke Indonesia menjadi bantuan untuk umat muslim. Hingga saat ini jemaat Ahmadiyah dengan masyarakay muslim lainnya masih memiliki hubungan yang kurang baik. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui fatwa MUI yang melakukan pelarangan dan penyesatan kepada kelompok Ahmadiyah di Indonesia.

Keywords


hak asasi manusia; persekusi sosial; diskriminasi; muslim minoritas; pluralisme agama

Full Text:

PDF

References


A.G., H., & dkk. (2000). Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah: Buku Ajar untuk Mahasiswa. EGC.

Abdullah, M., Ishak, A. P., & Ali, A. K. (2019). Pengaruh Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad dalam tafsiran Al-Quran dan penyebaran ajaran Qadiani di Sumatera, Indonesia (Influence of Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad in Quranic Interpretation and Spreading of Qadiani Teaching in Sumatera, Indonesia). Journal of Al-Tamaddun, 14(2), 9–23.

Arauf, M. A. (2022). Become Recognized Minority in a Multicultural Society: An-Naim’s Theory in Responding to Ahmadiyyah Cases in Indonesia. International Journal of Social Science and Religion (IJSSR), 109–132.

As’ad, M. (2009). Ahmadiyah and the freedom of religion in Indonesia. Journal of Indonesian Islam, 3(2), 390–413. https://doi.org/10.15642/JIIS.2009.3.2.390-413

Azis, A. (2016). Pendidikan Humanis dan Inklusif. Munzir, 9(1), 1–11.

Burhani, A. N. (2016). Fundamentalism and religious dissent: the LPPI’s mission to eradicate the Ahmadiyya in Indonesia. Indonesia and The Malay World, 44(129).

Fitra, M. dan L. (2017). Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas, & Studi Kasus. CV. Jejak.

Fogg, K. W. (2019). Indonesian Islamic socialism and its South Asian roots. Modern Asian Studies, 53(6), 1736–1761.

Halili. (2016). Politik Harapan Minim Pembuktian: Laporan Kondisi Kebebasan Beragama/ Berkeyakinan di Indonesia. Pustaka Masyarakat Setara.

Halimatusa’diah. (2017). Dari Prasangka Hingga Diskriminasi: Menyoal Stigma Sesat dan Kekerasan Terhadap Ahmadiyah dalam Perspektif Komunikasi. Jurnal Avant Garde, 5(1).

Mohammad, I., & Didik, P. (2019). The Dialogue between Qadian Ahmadiyya and Persatuan Islam in 1933. Advance in Social Science, Education and Humanities Research, 302.

Mudzakkir, A. (2011). Minoriitisasi Ahmadiyah di Indonesia (XXXVII). Masyarakat Indonesia.

Nasution, K. (2008). Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI): On Ahmadiyah. Millah, 7(2), 1–18. https://doi.org/10.20885/millah.vol7.iss2.eng.art7

Putri, T. A., Nulhaqim, S. A., & Fedryansyah, M. (2021). Analisa Konflik Ahmadiyah Di Sukabumi Dalam Peberitaan Media Massa Rentang Tahun 2008-2020. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 3(2), 189.

Rahman, M. T., & Setia, P. (2021). Pluralism in the Light of Islam. Jurnal Iman Dan Spiritualitas, 1(2). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.15575/jis.v1i2.12269

Ropi, I. (2010). Islamism, government regulation, and the Ahmadiyah controversies in Indonesia. Al-Jami’ah, 48(2), 281–320. https://doi.org/10.14421/ajis.2010.482.281-320

Saefullah, C. (2016). Ahmadiyah : Perdebatan Teologis dan Masa Depan Dakwah. ANIDA: Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah, 15(2).

Sajari, D. (2015). Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat Di Indonesia (1976-2010). MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 39(1), 44–62. https://doi.org/10.30821/miqot.v39i1.38

Suharmoko. (2017). Ajaran dan Baiat Ahmadiyah yang dianggap menyimpang. TASAMUH: Jurnal Studi Islam, 9(1).

Taher, A. P. (2017). Intoleransi Terulang Kembali, Jemaah Ahmadiyah Direpresi Lagi. Tirto.Id.

Wahyudi, C. (2015). Peminggiran Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Penyesuaian Tindakan Sosialnya. Indo-Islamika, 2(2).

Yosarie, I., Insiyah, S., & Buntara, S. A. (2021). INKLUSI Jemaat Ahmadiyah Indonesia DALAM KEINDONESIAAN. Pustaka Masyarakat Setara.

Zazuli, M. (2019). Sejarah Agama Manusia. Narasi.

Zulkarnaen. (2005). Gerakan Ahmadiyah Indonesia. LkiS.




DOI: https://doi.org/10.15575/jis.v2i3.19213

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

JIS is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.>

 

Published by: Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung