Dinamika NU: Komitmen Kebangsaan, Semangat Kembali ke Khittah, serta Pemberdayaan Civil Society


Dodo Widarda(1), Budhy Munawar Rachman(2*)

(1) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(2) Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Sebagai kekuatan yang berbasis masyarakat sipil di Indonesia, NU merupakan representasi Ahlus Sunnah wal Jama'ah dengan gerakan konkrit dalam proyeksi membangun dan mengembangkan kesadaran spiritual dan sekaligus transformasi sosial. Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan dengan menggunakan landasan “Metodologi Penelitian Sosial Keagamaan” untuk memperoleh kejelasan permasalahan yang berkaitan dengan realitas sosial agama. Dalam rangka memotret gerakan sosial, artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kontribusi Nahdlatul Ulama (NU) dalam pemberdayaan Masyarakat Sipil di Indonesia dan didasari oleh sejumlah pertanyaan, apa bentuk komitmen dan semangat kebangsaan. “Kembalinya Khittah” NU sebagai pintu masuk Civil Movement Society di Indonesia? Apa peran Gus Dur – semangat transformasi sosial di NU – dalam pemberdayaan masyarakat sipil? Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NU mempunyai kemampuan mendialogkan antara agama dan realitas kehidupan bernegara. Padahal, NU merupakan elemen kekuasaan di luar negara dan berada di tengah-tengah masyarakat sipil, dan semangat “Kembali ke Khittah” yang bergaung sejak tahun 1984, telah menemukan pijakan untuk menyemaikan gerakan masyarakat sipil di Indonesia. Dalam kurun waktu sejarah tertentu, NU di bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid mampu menunjukkan vitalitas dan energinya yang besar, menjadi kekuatan masyarakat sipil di Indonesia dan menjadi “penyeimbang” kekuatan hegemonik negara. Namun, ketika ia menjadi presiden, transformasi sosial yang diartikulasikan melalui pemberdayaan masyarakat sipil berbasis komunitas pedesaan mengalami stagnasi karena energi NU kembali tersedot oleh pilihan politik praktis untuk menjauhkan Abdurrahman Wahid dari kekuasaan.

Keywords


gerakan sosial; kehidupan bernegara; kekuatan masyarakat; kekuasaan nasional; transformasi sosial.

Full Text:

PDF

References


Baso, A. (2006). NU studies: pergolakan pemikiran antara fundametalisme Islam & fundamentalisme neo-liberal. Erlangga.

Bush, R. (2002). Islam and civil society in Indonesia: The case of the Nahdlatul Ulama. University of Washington.

Bush, R. (2009). Nahdlatul Ulama and the struggle for power within Islam and politics in Indonesia. Institute of Southeast Asian Studies.

Dhofier, Z. (1982). Tradisi pesantren: Studi tentang pandangan hidup kyai. LP3ES.

Effendy, B. (1998). Islam dan negara: Transformasi pemikiran dan praktik politik Islam di Indonesia. (No Title).

Ekawati, E. (2016). Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Civil Society di Indonesia. NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial Dan Keagamaan Islam, 13(2), 233–250.

Farih, A. (2019). Konsistensi Nahdlatul Ulama’dalam Mempertahankan Pancasila dan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di tengah Wacana Negara Islam. Jurnal Politik Walisongo, 1(1), 1–20.

Fitriani, & Aisyah, S. (2019). Konsep Kafir dalam Pandangan Nahdlatul Ulama (NU) dan Forum Umat Islam (FUI) Sumatera Utara. Jurnal Studia Sosia Religia, 2(2).

Fuad, A. J. (2020). Akar Sejarah Moderasi Islam Pada Nahdlatul Ulama. Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman, 31(1), 153–168.

Haidar, M. A., Ulama, N., & di Indonesia, I. (1998). Pendekatan Fikih dalam Politik. Jakarta: Gramedia, 34.

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Salemba Humanika.

Hikam, M. A. S. (2000). Islam, demokratisasi, dan pemberdayaan civil society. Erlangga.

Jufri, A. (2022). Islam and Strengthening Civil Society (The Portrait of the Experiences of Nahdlatul Ulama (NU) and Muhammadiyah). Jurnal Adabiyah, 22(2), 252–272.

Kadir, S. A. (1999). Traditional Islamic society and the state in Indonesia: the Nahdlatul Ulama, political accommodation and the preservation of autonomy. The University of Wisconsin-Madison.

Madid, I. (2018). Dinamika Pemikiran Nahdlatul Ulama Dalam Merespons Kepemimpinan Non Muslim Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi Dan Keagamaan, 5(2), 13–24. https://doi.org/10.29300/mzn.v6i1.2197

Muwaffiqillah, M. (2022). Revitalisasi Civil Society Melalui Teologi Sosial Pasca Dua Dasawarsa Reformasi. ASKETIK: JURNAL AGAMA DAN PERUBAHAN SOSIAL, 6(2), 225–241.

NU. (2015). 6 Anggaran Dasar NU No. I. Utusan Nahdlatul Ulama, 150.

Rubaidi, A. (2008). Radikalisme Islam, Nahdlatul Ulama & masa depan moderatisme Islam di Indonesia. Logung Pustaka.

Suryani, S. (2015). Kontribusi NU sebagai Organisasi Civil Society dalam Demokratisasi. Dialog, 38(1), 51–64.

Tobroni, I. S. (2003). Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ulum, B. (2002). Bodohnya NU, Apa NU Dibodohi. Jejak Langkah NU Era Reformasi: Mengikuti Khittah, Meneropong Paradigma Politik. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Wahid, A. (1999). Politik Demi Tuhan: Nasionalisme Religius di Indonesia. Pustaka Hidayah.




DOI: https://doi.org/10.15575/jis.v3i3.30391

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

JIS is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.>

 

Published by: Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung