APAKAH CAMPUR KODE BAHASA PADA BALITA BAGIAN DARI LINGUISTIC NEO IMPERIALISM?


Barzan Faizin(1*), Nyimas Umi Kalsum(2)

(1) Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(2) Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Interaksi anak balita dengan game online dan tayangan YouTube akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku kebahasaan campur code dalam komunikasi sehari-hari dengan orang-orang di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi jenis campur kode yang dipakai oleh anak beserta konteks tuturannya, dan mengungkap hegemoni bahasa Inggris terhadap bahasa lokal dan Indonesia. Metode yang dipakai dalam studi ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik untuk mendalami tuturan anak balita yang mencampurkan dua kode, dan pendekatan kritis untuk mengungkap dominasi kultural yang direpresentasikan dalam satuan kebahasaan campur kode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campur kode tipe Penyisipan menempati posisi teratas, yang diikuti campur kode tipe Pemanfaatan, Preferensi, Alternasi, dan terakhir Kongruen. Berdasarkan urutan pemakaian campur kode tersebut, paling tidak ada dua karakteristik pada aktivitas campur kode anak pertama, anak balita cenderung menyisipkan leksem bahasa asing dan gaul secara acak (manasuka) tanpa melihat konteks tuturan. Kedua, anak balita cenderung memilih leksem yang mudah diucapkan karena ia telah menghafalnya dari tontonan atau game yang berulang-ulang ia lihat di internet. Fenomena ini menegaskan berkembangnya neo-imperialsime bahasa karena dorongan yang kuat dari dalam masyarakat yang merasakan keuntungan ekonomis dari penguasaan bahasa Inggris dan rasa percaya diri penutur ketika mampu berbicara bahasa Inggris serta munculnya rasa rendah diri pada sebagian masyarakat Indonesia yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang rendah.

Keywords


campur kode; tuturan anak; linguistic neo-imperialism

Full Text:

PDF

References


Anggrasari, A. P., & Rahagia, R. (2020). Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Bicara Dan Bahasa Anak Usia 3-5Tahun. Indonesian Journal of Professional Nursing, 1(1), 18. https://doi.org/10.30587/ijpn.v1i1.2016

Bandura, A. (1991). Social cognitive theory of self-regulation. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50(2), 248–287. https://doi.org/10.1016/0749-5978(91)90022-L

Bourdieu, P. (1991). Language and Symbolic Power. Cambridge: Harvard University Press.

Brice, A. E. dan R. G. Brice (Ed.) (2009). Language Development: Monolingual and Bilingual Acquisition. Boston: Allyin and Bacon.

Bronson, M.B. 2000. Self-Regulation in Early Childhood: Nature and Nature. New York: Guildford.

Dalkir, K. 2015. Knowledge Management in Theory and Practice. Amsterdam: Elsevier.

Eagleton, T. (1991). Ideology: An introduction. London: Thetford Press, Ltd.

Ghanizadeh, A., Al-Hoorie, A. H., & Jahedizadeh, S. (2020). Critical discourse analysis. In Second Language Learning and Teaching (pp. 101–116). https://doi.org/10.1007/978-3-030- 56711-8_3

Gramsci, A. (1991). Selections from Prison Notebooks. London: Lawrence and Wishart.

Grosjean, F. (2010). Bilingual: Life and Reality. Cambridge: Harvard University Press.

Harras, Kholid A. dan Andika Dutha Bachari. (2009). Dasar-Dasar Piskolinguistik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Press.

Haspelmath, M. (2009). “Lexical Borrowing: Concepts and Issues”. Dalam Haspelmath, M. dan U. Tadmor. (2009). (Eds.) Loanword in the World’s Language: A Comparative Handbook. Berlin: De Gruyer Mouton.

Hidalgo Tenorio, E. (2011). Critical discourse analysis, an overview. In NJES Nordic Journal of English Studies (Vol. 10, Issue 1, pp. 183–210). https://doi.org/10.35360/njes.247

Jones, S. (2006). Antonio Gramsci. New York: Routledge.

Muysken, P. (2000). Bilingual Speech: A Typology of Code-mixing. Cambridge: Cambridge University Press.

Phillipson, R. (1992). Linguistic Imperialism. Oxford: Oxford University Press.

Phillipson, R. (2008). "Lingua franca or lingua frankensteinia? English in European integration and globalisation1". World Englishes (dalam bahasa Inggris). 27 (2): 250–267. doi:10.1111/j.1467-971X.2008.00555.x. ISSN 1467-971X.

Phillipson, R. (2012). Linguistic imperialism alive and kicking, vol. 13. London: The Guardian.

Phillipson, R. (2013). Linguistic imperialism continued. New York: Routledge.

Philipson, R. (2016). “Linguistic imperialism of and in the European Union,” in Revisiting the European Union as Empire. eds. H. Behr and Y. Stivachtis (London: Routledge), 134–163.

Prasetiyo, A. R. I., Dakwah, F., Ilmu, D. A. N., & Lampung, R. I. (2019). TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DI PERUMAHAN PT GREAT GIANT FOODS LAKOP KECAMATAN TERBANGGI BESAR TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DI PERUMAHAN PT GREAT GIANT FOODS LAKOP.

Puji Rahayu. (2019). Pengaruh Era Digital Terhadap Perkembangan Bahasa Anak. Al-Fathin: Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 2, 48–59. https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/al- fathin/article/download/1423/1214

Rose, H., & Conama, J. B. (2018). Linguistic imperialism: still a valid construct in relation to language policy for Irish Sign Language. Language Policy, 17(3), 385–404. https://doi.org/10.1007/s10993-017-9446-2

Rizka, L. A., Tanuwidjaja, F. F., & Wijaya, L. (2021). Komunikasi Budaya Penggunaan Bahasa Campur Kode Pada Generasi Milenial Jakarta. Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(1), 32–44. http://jurnal.utu.ac.id/jsource

Setiawan, Budi. 2022. Bilingualisme Pada Anak Indonesia. Yogyakarta: UGM Press.

Sitanggang Gusar, M. R., & Simanungkalit, K. E. (2021). Campur Kode Dan Fungsinya Dalam Komunitas Pemain Mobile Legend Bang Bang: Kajian Etno Sosiopragmatik. Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 4(2), 696–708. https://doi.org/10.37329/ganaya.v4i2.1416

Sudaryanto. (2015). Metode Dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata Dharma.

Takwin, B. (2009). Akar-Akar Ideologi. Yogyakarta: Jalasutra.

Tupas, R. (2022). The coloniality of native speakerism. Asian Englishes 24, 147–159. doi: 10.1080/13488678.2022.2056797

Valdes, G. dan R. A. Figueroa. (1994). Bilingualism and Testing: A Special Case of Bias. Norwood, NJ: Ablex Publishing.

Weinreich, U. (1979). Language in Contact: Finding and Problems (7th Edition). New York: Mouton dan Co. The Hague.

Wodak, R., & Meyer, M. (2011). Methods of Critical Discourse Analysis. In Methods of Critical Discourse Analysis. https://doi.org/10.4135/9780857028020.

Yu, B. (2020). Neo-imperialism, the final stage of imperialism. Int. Crit. Thought 10, 495–518. doi: 10.1080/21598282.2020.1871800

Yulianti, W., & Rahmalina, W. (2022). Pengaruh Perkembangan Teknologi Terhadap Kehidupan Sosial Remaja. Jurnal Mitra Pengabdian Farmasi, 1(3), 80–84

Zeng, J., Ponce, A. R., & Li, Y. (2023). English linguistic neo-imperialism in the era of globalization: A conceptual viewpoint. Front. Psychol, 1-9.

Zeng, J., and Yang, T. (2022). English in the Philippines from the perspective of linguistic imperialism. Rupkatha J. Interdiscip. Stud. Humanit. 14, 1–12. doi: 10.21659/ rupkatha.v14n1.18




DOI: https://doi.org/10.15575/kl.v5i2.33346

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Barzan Faizin, Nyimas Umi Kalsum

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

1st Floor, Building of Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati
Kota Bandung, Jawa Barat

E-mail: KMultidisiplin@uinsgd.ac.id

Lisensi Creative Commons

Khazanah Sosial  are licensed under Attribution-ShareAlike 4.0 International