Literasi Tafsir Tematik-Eklektik Dan Muatan Lokal Sunda: Transformasi pengetahuan Teoritis dan Praktis bagi Para Santri di Pesantren Riyadhat al-Muta’alimin Kecamatan Sukanagara di Cianjur Jawabarat)


Solehudin Solehudin(1*)

(1) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract



Dalam konteks transformasi pengetahuan Tafsir Alquran dalam format; Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dilakukan dalam bentuk pengajian literasi tafsir. Lokusnya bisa dilakukan di mana saja sesuai kebutuhan masyarakat atau komunitas tertentu. Jika dalam konteks kepentingan lokus Pengabdian Kepada Masyarakat untuk UIN Bandung, maka scope Jawa-barat adalah pilihan yang terjangkau. Pengajian tafsir Alquran pada pesantren-pesantren di Jawa Barat mayoritas merujuk kepada tafsir-tafsir berbahasa Arab. Sebut saja misalnya Tafsīr Jalālin karya Jalaluddin as-Suyūthi dan al-Mahali, hasyiyah Ṣāwi ‘ala Tafsīr Jalālain karya Syekh Ahmad Ṣāwi al-Miṣri. Tafsir-tafsir tersebut popular dan banyak dikaji di pesantren-pesantren, khususnya di wilayah Jawa Barat. Trend masyarakat modern adalah menuntut sesuatu –termasuk memperoleh pengetahuan—dengan cara efektif dan efisien. Karenanya, kajian terhadap tafsir Alquran mesti mengikuti kebutuhan masyarakat kontemporer; baik pada aspek metode, referensi maupun tema-tema yang disajikan. Ini yang melatar-belakangi pentingnya metode tematik-elektik.
Literasi tafsir akan difokuskan pada transformasi pengetahuan teoritis-praktis metode tafsir Alquran jenis tafsir tematik (mawḍū’i) varian elektik. Selanjutnya akan dikemas dengan muatan kearifan lokal (Tafsir Tematik-Elektik dan Tradisi Lokal Sunda).
Hasil dari prosesi transformasi literasi tafsir di wilayah Jawa barat dengan mengambil kasus di pesantren Riyadhat al-Muta’alimin Sukanagara adalah bahwa (1) Tafsir tematik-eklektik merupakan hal baru yang sebelumnya tidak dikenal di kalangan Masyarakat pesantren; baik tradisional maupun modern. Karenanya, proses transformasi literasi telah dilakukan dengan tahapan paling mendasar (2) pengajaran (transformasi) tafsir tematik eklektik lokal sunda memiliki kelebihan pada upaya memudahkan pemahaman makna al-Quran. Kemudahan itu didasarkan pada kenyataan bahwa; budaya bahasa dan tradisi lokal adalah hal-hal sudah akrab. Literasi tafsir menghasilkan pemahaman cukup signifikan atas makna ayat yang dikumpulkan pada tema tertentu. Realitas di lapangan, makna ayat akan lebih dapat difahami jika pemaknaannya dikomfirmasi oleh Bahasa dan budaya lokal, dalam hal ini adalah; Bahasa dan tradisi lokal sunda di Jawa barat.

 


Keywords


Lierasi tafsir, tematik-eklektik, Kearifan lokal, sunda



DOI: https://doi.org/10.15575/mjiat.v2i2.31376

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Mashadiruna: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

Published by: the Master's Program in Al-Qur'an and Tafsir at the UIN Sunan Gunung Djati Bandung.