Akulturasi Klenteng Berkubah di Kota Bandung Tahun 2020

Authors

  • Marshanda Suci Meisya UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
  • Ading Kusdiana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia

Abstract

Acculturation in places of worship in Bandung is a very rare thing. Culture is a symbolic tool for controlling attitudes so that cultural processes must be understood, translated and interpreted. Bandung is one of the cities that has cultural acculturation with Chinese ethnicity.The existen ce of Chinese ethnicity in the city of Bandung began to be seen when the construction of mosques in Chinese style by adding very close Chinese elements, namely the Al-Imtizaj Mosque and Lautze 2 Mosque in Bandung City.

References

Abdurahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos, 2001.

Daliman, A. Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Ombak, 2012.

Garna, Judistira K. Budaya Sunda Melintasi Waktu Menentang Masa Depan. Bandung: JG Foundation, 2008.

Gunawan, Ketut, and Yohanes Rante. “Manajemen Konflik Atasi Dampak Masyarakat Multikultural Di Indonesia.†Jurnal Mitra Ekonomi Dan Manajemen Bisnis 2, no. 2 (2011): 212–24.

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005.

Kuntoyo. Peninggalan Situs Dan Bangunan Bercorak Islam Di Indonesia. Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1999.

Mardotillah, Mila, Amin Hendro, Rini Soemarwoto, and Ardini Raksanagara. “Peran Masjid Lautze 2 Bandung Dalam Dakwah Dan Budaya.†Khazanah Theologia 2, no. 1 (2020): 9–22.

Nunaid, H. Asimilasi, Akulturasi, Dan Integritas Nasional. Jakarta: Humaniora, 1999.

Qingxi, L. Bangunan Tradisional China. Beijing: Wuzhou Chuanbo, 2001.

Rochym. Mesjid Dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia. Bandung: Angkasa, 1995.

Santoso, Budi. “Bahasa Dan Identitas Budaya.†Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan 1, no. 1 (2006): 44–49.

Sjamsuddin, Helius. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2007.

Downloads

Published

2022-07-21

Citation Check