Iblis dan Fir’aun Makhluk yang Paling Bertauhid dan Ma’rifat

Authors

  • Yayan Mulyana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

DOI:

https://doi.org/10.15575/saq.v3i1.2387

Keywords:

Iblis, Tauhid, Makrifat, Sufi

Abstract

Makhluk yang paling bertauhid dan paling ma’rifat kepada Allah adalah Iblis dan Fir’aun, Iblis lebih mengenal Allah dan pernah berdialog langsung dengan-Nya. Keengganannya menuruti perintah Allah untuk bersujud kepada Adam adalah bukti bahwa dia benar-benar bertauhid murni tidak mau menodai kemurnian tauhidnya dengan bersujud kepada selain Allah. Dia adalah pecinta sejati yang lebur dalam kecintaannya terhadap Sang Khalik, tidak mau menyakiti perasaan kekasihnya karena semua yang terjadi pada dirinya adalah bentuk masyá¿‘ah-Nya. Sesungguhnya Allah hendak menguji Iblis, dan ia pun masuk dalam ujian-Nya dengan tidak menuruti perintah-Nya (‘aá¹£Ä). Allah memudahkan Iblis berbuat maksiat jika sudah masuk dalam ujiannya, sebagaimana Ia memudahkannya berbuat taat jika tidak diujinya. Tegasnya, bahwa kamaksiatan (pembangkangan) dan ketaatan semuanya diciptakan oleh Allah dan Iblis pun memilih pembangkangan dan kemudian Allah menetapkan yang demikian sebagai takdirnya.  Diantara penghuni surga tidak ada pemuja dan peng-Esa (muwahhid) seperti Iblis. Sudah barang tentu apa yang disebutkan di atas sangat bertentangan dengan umumnya keyakinan umat Islam. Dalam pandangan mereka, Iblis dan Fir’aun adalah dua sosok makhluk durjana, la’natullah, kufur dan kekal di dalam neraka. Dosa Iblis adalah dosa hasud kepada Adam kemudian ia takabur dan menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Adam, sedangkan dosa Fir’aun adalah Takabur dengan mengaku dirinya sebagai Tuhan. Inilah dua pandangan berbeda yang sangat kontras dan kontradiktif tentang eksistensi dua sosok makhluk yang diabadikan kisahnya oleh Allah SWT. dalam Alquran.

References

‘Abdurrahman ‘Abdul Khaliq, al-Fikr al-Ṣūfi fá¿‘ Ḍaui al-KitÄb wa al-Sunnah. Cet.ke-2. Kuwait: Maktabah Ibn Taimiyah: tt.

Abu Manṣūr Muḥammad bin Aḥmad al-Azhará¿‘, Tahdhá¿‘b al-Lugah, tahqiq Muḥammad ‘IwaḠMar’ab J.12. Beirut: DÄr IhyÄ al-TurÄth al-‘Arabá¿‘, 2001.

Al-FairuzzÄbÄdá¿‘, al-QÄmÅ«s al-Muḥῑṭ. Kairo: Dar al-Hadits, 2008.

Al-Tustará¿‘, Sahal bin ‘abdillah. Tafsá¿‘r al-Qur’Än al-‘Aẓῑm. Pentahqiq Ṭaha‘AbdurraÅ«f Sa’ad dan Sa’ad Ḥasan Muḥammad ‘Ali. Kairo: DÄr al-Ḥaram li at-TurÄṡ, 2004.

______. Tafsá¿‘r al-Qur’Än al-‘Aẓῑm.

Pentahqiq Muḥammad BÄsil ‘UyÅ«n al-SÅ«d. BeirÅ«t: DÄr al-

Kutub al-‘Ilmiyyah, 2002.

al-Qusyairá¿‘, Abu al-QÄsim. ar-RisÄlah al-Qusyairiyah fá¿‘ ‘ilm at-Taá¹£awwuf. t.t.t.: al-Haramain, t.t..

Salam Umar Mahmud Hijazi, AḥṭÄ’ ‘AqÄidiyyh fá¿‘ Tafsá¿‘r al-Tustará¿‘, Tesis pada Al-JÄmi’ah al-IslÄmiyyah Gaza:2014.

Ibn al-Manẓur, LisÄn al-‘Arab J.13, cet. ke-1. Beirut: DÄr á¹¢Ädir:tt.

Ibrahim MuṣṭafÄ, Ahmad al-ZiyÄt dll. Al-Mu’jam al-Wasá¿‘á¹­, tahqiq Majma’ al-lugah al-‘Arabiyyah, J.1. Mesir:2004.

Muhammad al-‘Abduh dan ThÄriq ‘Abdul Ḥalá¿‘m, Al-Ṣūfiyyah NasyatuhÄ wa Taá¹­awwurihÄ, Kuwait: DÄr al-Arqam, tt.

Maḥmud ‘AbdurraÅ«f al-QÄsim, Al-Kasyf ‘an Ḥaqá¿‘qah al-Taá¹£awwuf li Awwali Marrah fá¿‘ al-TÄrá¿‘kh,cet. ke-1, Libanon: DÄr al-á¹¢ahabah, 1987.

--------Al-Kasyf ‘an Ḥaqá¿‘qah al-Ṣūfiyyah li Awwali Marrah fá¿‘ al-TÄrá¿‘kh,cet. ke-1, Libanon: DÄr al-á¹¢ahabah, 1987.

Naá¹£har bin Muḥammad bin IbrÄhá¿‘m al-Samarqandá¿‘, Tanbá¿‘h al-GÄfilá¿‘n. Semarang:Toha Putra, tt.

QÄsim Muḥammad ‘AbbÄs, al-ḤallÄj al-A’mÄl al-KÄmilah. Beirut:Riad el-Rayyes, 2002.

ṬahÄ Abdul Baqá¿‘ SurÅ«r, Muḥyá¿‘ al-Dá¿‘n bin ‘ArÄbá¿‘. Kairo: Hindawá¿‘, 2015.

https://ardiyansyah.com/2015/05/inilah-penemuan-jasad-firaun-dan-roda.html

Downloads

Published

2018-08-31