ILUSI DAN DUA KALIMAT SYAHADAT DALAM PEMIKIRAN MAHMUD MUHAMMAD THAHA

Authors

  • Bambang Qomaruzzaman

DOI:

https://doi.org/10.15575/saq.v1i1.3160

Keywords:

Ilusi, alienasi, syahadatain, madkhal, haykal, markaz

Abstract

Inti penting dari kehadiran agama adalah bahwa ia dapat menyuguhkan suatu formula yang dapat menyelematkan manusia untuk menempuh proses hidup di dunia. Syaratnya, hanya jika manusia tidak terjebak pada “jalan kesementaraan†dan “jalan kebutaan†yang sering jadi jembatan bagi munculnya ilusi. Ilusi adalah kepercayaan yang lahir dari ketiadaan daya fikir manusia dan kemudian menganggap agama atau pun kebenaran selalu telah ajeg dan selesai sekali dirumuskan. Ilusi jugalah yang telah menyebabkan manusia teralienasi. “Keimanan†terhadap agama atau pun kebenaran yang selesai sekali dirumuskan mengakibatkan  manusia terasing dari kekinian karena ia  tidak memiliki identitas. Bagi Thaha, seperti ditelisik oleh penulis artikel ini, prinsip dasar yang dapat membangkitkan identitas dan harga diri manusia adalah kepercayaan dan pensikapan yang aktif atas kalimat syahadatain. Kalimat syahadatain adalah sejenis inisiasi yang mampu mengalirkan energi tauhid ke dalam kepribadian seorang manusia dan masyarakat sekaligus sebagai pembebas dari ilusi. Dalam rumusan yang singkat dapat dikatakan bahwa, kalimat syahadatain adalah suatu scientia sacra yang bisa mengantarkan manusia pada “pertemuan antara Allah sebagaimana adanya dengan manusia sebagaimana adanya.

References

Fritjhof, Schuon, Understanding Islam, Pustaka, Bandung, 1994.

Fromm, Erich, Beyond the Chains of Illusion, Jendela, Yogyakarta, 2002.

Schimmel, Annemarie, Dimensi Mistik dalam Islam, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1967.

Sudarminta, Filsafat Proses Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead, Kanisius, Yogyakarta, 1997.

Downloads

Published

2016-07-31