Haatzaai Artikelen: Pasal Karet dalam Hukum Kolonial di Hindia Belanda


Nadia Nuraini Hasni(1*), Faizal Arifin(2), Ella Nurlailasari(3)

(1) Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia
(2) Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia
(3) Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


The Dutch Colonial Government formed a colonial legal system aimed at strengthening power in the Dutch East Indies. Haatzaai Artikelen is one of the products of colonial law used to sanction anyone who criticizes Dutch rule. The study of Haatzaai Artikelen is interesting because colonial legal instruments impose injustice through criminal offense with accusations of utterance or expressions of hostility, hatred, and contempt for Dutch political interests. This Research uses the historical method with this legal approach aims to analyze the implementation of Haatzaai Artikelen and its impact on the struggle against colonialism. The results showed that the Dutch colonial government interpreted Haatzaai Artikelen according to their political interests. Also, the Dutch Colonial Government and its judicial system systematically used the Haatzaai Artikelen as a rubber article to arrest Indonesian activists, silence, and imprison them. The implementation and demands of the Haatzaai Artikelen offense have implications for the rise of resistance against Dutch colonialism and exploitation, and on the other hand, have weakened the struggles of several figures so that the application of this punishment affects the dynamics of the Indonesian national movement.

 

Keywords: Haatzaai Artikelen, Colonialism, Netherlands Indies’ Laws, History of Law, Hate Speech.


Full Text:

PDF

References


Arifin, Hafidz Putra. “Politik Hukum Cagar Budaya dalam Perlindungan Identitas Bangsa Indonesia.” Veritas et Justitia 4, no. 2 (2019): 470–92.

“Au Revoir Hatzaai Artikelen! - hukumonline.com.” Diakses 27 Juni 2020. https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol17175/iau-revoiri-hatzaai-artikelen/.

Badings, A. H. L. Nieuw Hollandsch-Maleisch, Maleisch-Hollandsch woordenboek. Zwolle: W.E.J. Tjeenk Willink, 1901.

Butt, Simon, dan Tim Lindsey. The Constitution of Indonesia: A Contextual Analysis. Oxford: Hart Publishing, 2012.

“Delik Penghinaan Presiden dan Wapres: Pelecehan Roh Konstitusi dalam R-KUHP.” Diakses 24 Juni 2020. http://lbhpers.org/delik-penghinaan-presiden-dan-wapres-pelecehan-roh-konstitusi-dalam-r-kuhp/.

Departemen Penerangan RI. Sejarah Departemen Penerangan RI. Jakarta: Departemen Penerangan RI, 1986.

Dijk, Kees van. The Netherlands Indies and the Great War, 1914-1918. Leiden: KITLV Press, 2007.

Eddyono, Supriyadi Widodo. Catatan Terhadap Beberapa Ketentuan Dalam Rancangan KUHP 2015. Jakarta: Institute for Criminal Justice Reform, 2015.

Eddyono, Supriyadi Widodo, Fajrimei A Gofar, dan Adiani Viviana. Tindak Pidana Penghinaan terhadap Pemerintah yang Sah dalam R KUHP. Jakarta: Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), 2016.

Erman, Erwiza, dan Ratna Saptari. Dekolonisasi Buruh Kota dan Pembentukan Bangsa. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2013.

Fadhly, Fabian. “Islam dan Indonesia Abad XIII-XX M dalam Perspektif Sejarah Hukum.” Veritas et Justitia 3, no. 2 (2017): 384–413.

Geerdink, A. Soendaneesch-Hollandsch woordenboek. Batavia: H. M. van Dorp & Company, 1875.

Ismanto, Ismanto, dan Suparman Suparman. “Sejarah Peradilan Islam di Nusantara Masa Kesultanan-Kesultanan Islam Pra-Kolonial.” Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah 3, no. 2 (29 Juli 2020): 67–88. https://doi.org/10.15575/hm.v3i2.9169.

“Jokowi: Kalau Picu Ketidakadilan Hapus Pasal Karet UU ITE.” Diakses 12 Maret 2021. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210216092243-32-606711/jokowi-kalau-picu-ketidakadilan-hapus-pasal-karet-uu-ite.

Kusnadi, Yuni Aulia. “Kepala Penghulu: Kiprah dan Pemikiran R.H. Achmad Djoewaeni Tahun 1912-1940.” Historia Madania 2, no. 1 (2018): 116–31. https://doi.org/https://doi.org/10.15575/hm.v2i1.9674.

Mahfud MD, Moh. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia, 1998.

Marwandianto, dan Hilmi Ardani Nasution. “Hak Atas Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi dalam Koridor Penerapan Pasal 310 dan 311 KUHP.” Jurnal HAM 11, no. 1 (2020): 1–25. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30641/ham.2020.11.1-25.

Maters, Mirjam. Van zachte wenk tot harde hand: persvrijheid en persbreidel in Nederlands-Indië, 1906-1942. Hilversum: Uitgeverij Verloren, 1998.

Nder, Hamka Hendra. Ketidaknetralan Birokrasi Indonesia. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014.

Niel, Robert Van. Munculnya Elite Modern Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 2009.

Nurahman, Adiansyah, dan Eko Soponyono. “Asas Keseimbangan dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Sebagai Upaya Pembaharuan Hukum Pidana yang Berkeadilan.” Pandecta 13, no. 2 (2019): 100–106.

Oudgast. Woordenlijst Hollandsch-Laag-Maleisch met toevoeging van eenige dagelijks voorkomende gezegden en samenspraken ten dienste van den orang baroe. Haarlem: Insulinde, 1909.

Pamungkas, Sri Bintang, dan Ernalia Sri-Bintang. Menggugat dakwaan subversi: Sri-Bintang Pamungkas di balik jeruji besi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000.

“Pasal Penghinaan Presiden di RUU KUHP, Lese Majeste ala Indonesia - Tirto.ID.” Diakses 24 Juni 2020. https://tirto.id/pasal-penghinaan-presiden-di-ruu-kuhp-lese-majeste-ala-indonesia-cD6j.

Purba, Jonatan. “Pengaturan tindak pidana penghinaan terhadap pemerintah dan penghinaan terhadap martabat Presiden atau Wakil Presiden dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berpotensi mengancam hak kebebasan berpendapat dikaitkan dengan asas lex certa dan putusan Mahkamah Konstitusi yang berkaitan,” 2018. repository.unpar.ac.id/handle/123456789/7465.

Putra, Febriansyah Pratama, Fajriudin Fajriudin, dan Agus Permana. “Perkembangan Lagu Indonesia Raya (Tahun 1928-2009).” Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah 4, no. 2 (17 September 2020): 269–86. https://doi.org/10.15575/hm.v4i2.9525.

Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern: 1200-2008. Jakarta: Serambi, 2008.

Rozi, Zulfiqar Bhisma Putra. “Perkembangan Delik Zina dalam Yurisprudensi Hukum Pidana.” Veritas et Justitia 5, no. 2 (2019): 286–301.

Setiawan, Hersri. Kamus Gestok. Yogyakarta: Galangpress Group, 2003.

Shidarta. “Lagi Lagi Tentang ‘Haatzaai Artikelen’’,’” 2018. https://business-law.binus.ac.id/2018/02/26/lagi-lagi-tentang-haatzaai-artikelen/.

Siregar, R. H., Komariah Sapardjaja, dan Lukas Luwarso. Delik Pers dalam Hukum Pidana. Jakarta: Dewan Pers dan LIN (Lembaga Informasi Nasional), 2002.

Sjamsuddin, Helius. Metodologi sejarah. Penerbit Ombak, 2012.

Soekarno. Dibawah Bendera Revolusi. Jakarta: Panitiya Penerbit Dibawah Bendera Revolusi, 1963.

“Soekarno (3e van links) voor de koloniale rechtbank in Bandoeng | Digital Collections.” Diakses 27 Juni 2020. https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/826726?solr_nav%5Bid%5D=5b939231210876f78008&solr_nav%5Bpage%5D=0&solr_nav%5Boffset%5D=14.

Soesilo, R. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal demi Pasal. Bogor: Politeia, 1976.

Wetboek van strafrecht voor Nederlandsch-Indië; Kitab oendang-oendang hoekoeman bagi Hindia-Belanda. Weltevreden: Drukkerij Volkslectuur, 1921.

Yulianti, Dewi. “Pers, Peraturan Negara, dan Nasionalisme Indonesia.” ANUVA 2, no. 3 (2018): 253–72.




DOI: https://doi.org/10.15575/hm.v5i1.11971

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah is Indexed By:

       OpenAIRE                             

All publications by Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah are licensed under a
Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License