Local Wisdom Based Da’wah in the Oral Tradition of the Jambi Malay Seloko Adat
DOI:
https://doi.org/10.15575/idajhs.v13i2.7328Keywords:
Islam, culture, traditional poem of seloka, local wisdom, da’wahAbstract
On its arrival in Jambi, Islam had interacted with the indigenous culture. Through pacifique penetration, Islam influenced local society and socio-cultural institutions. Islam used the traditional poem of seloka which is a form of the Malay spoken literature as a medium to spread out the Islamic values and thoughts. Islam even became the main source in establishing the Jambi's local culture and wisdom. The study explains da’wah in local wisdom of traditional poem of seloka (seloko, Jambinese) Jambi Malay. Using qualitative method by reading and learning the main research sources of descriptive data which were manuscripts of traditional poem of seloka. Interview with resource persons who were competent on content and value of the poems were also conducted to enhanche the  interpretation on data. The conclusion of the study finds that the da’wah movement based on local wisdom brought about tightly bound relation between Islam and Jambi Malay Culture; Islamic value were modified into traditional law that commonly use seloka. The reality shows there is harmony between the local culture and the Quran  and Sunnah.    Â
Â
Islam mempengaruhi masyarakat dan institusi sosial-budaya setempat. Dengan memanfaatkan seloko adat yang merupakan salah satu bentuk sastera lisan Melayu, bahasa sastera ini menjadi alat penyemai nilai dan ajaran Islam, sehingga pada akhirnya agama ini menjadi sumber utama bagi pembentukan adat dan kearifan lokal. Artikel ini menjelaskan dakwah dalam kearifan lokal seloko adat Melayu Jambi. Islam sejak awal kedatangannya telah berinteraksi dengan budaya setempat. Lewat penetrasi damai (pacifique penetration), Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini berupaya mempelajari dan memahami naskah seloko adat dan kaitannya dengan kearifan lokal dan dakwah Islam. Wawancara ke beberapa tokoh penting dilakukan sebagai bagian dari pengayaan data untuk memahami lebih lanjut mengenai isi dan nilai seloko. Kajian ini menyimpulkan bahwa akibat adanya gerakan dakwah yang berkearifan lokal dalam budaya Melayu Jambi terdapat hubungan yang erat antara Islam dan budaya masyarakat melayu Jambi; seperti adanya modifikasi nilai-nilai Islam ke dalam hukum adat yang umumnya menggunakan bahasa seloko. Realitas itu menunjukan adanya harmoni antara budaya lokal dengan Alquran dan Sunnah Rasul.
Â
References
Abdullah, A. A. (2006). Pendekatan Islam Hadhari dan Pemerkasaan Hubungan Etnik. Retrieved from www.upm.edu.my.
Al Munir, M. I, & Ja’far, M. H. (2013). Etika Kepemimpinan dalam Seloko Adat Melayu Jambi. Kontekstualita: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 28(2), 127-140.
Aliyas (2013). Meninjau Kembali Sejarah Masuknya Islam di Jambi. Media Akademika. 28(3), 301-318.
Arafah, N. (2002). Pengetahuan Lokal Suku Moronene Dalam Sistem Pertanian Di Sulawesi Tenggara. Bogor. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Armansyah, Y. (2017) Kontribusi Seloko Adat Jambi dalam Penguatan Demokrasi Lokal, Sosial Budaya 14(1) 1-13. DOI:10.24014/sb.v14i1.4158
Ayatroehadi (1986). Kepribadian Budaya Bangsa. Jakarta: Pustaka Jaya.
Azra, A. (1996). Pergolakan Politik Islam, Dari Fundamentalisme, Modernisme Hingga Post-Modernisme. Jakarta: Penerbit Paramadina.
Berger, P. L., & Luckmann, T.(1991). The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge, Penguin Books
Budiono, H. (2002). Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta, Hanindita.
Gafar, A. (2012). Peranan Seloko Dalam Adat Perkawinan Kota Jambi, Pena, 2(3) 43-62. Retrieved from https://online-journal.unja.ac.id/pena/article/view/1441
Gibb, H. A. R. (1962). Studies on The Civilization of Islam. USA: Beacon Press.
Ibtihaj, M. (2006). Islam Jawa, Kajian Fenomenal Tentang Pengaruh Islam dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Tugu Publisher.
Keraf, S. (2006). Etika Lingkungan. Jakarta: Kompas.
Koentjaraningrat. (1976). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djamban.
Koentjaraningrat. (1980). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi I. Jakarta: UI Press.
Kuntowijoyo (1993). Muslim Kelas Menengah Indonesia 1910-1950, Bandung: Mizan.
Lembaga Adat Propinsi Jambi (1993). Buku Pedoman Adat Jambi. Jambi: Pemerintah Daerah Tingkat I Jambi
Masroer, Ch. Jb. (2004). The History Of Java, Sejarah Perjumpaan Agama-Agama di Jawa. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Mitchell, B., Setiawan, B. & Rahmi, D. H. (2000). Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Mustafid. (2009). Kampung Kuta; Dusun Adat Yang Tersisa Di Ciamis. Retrieved from http://artikelindonesia.com/kampung-kuta-dusun-adat-yang-tersisa-di-ciamis.html.
Muzakir, A. (2010). Perspektif Baru tentang Tiga Belas Abad Islam di Jambi†Innovatio, 9(1). Retrieved from http://e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/Innovatio/article/download/514/478.
Noor, J. T. (2016). Seloko Sebagai Memori Kolektif Tradisi Tutur Bijak Masyarakat Melayu Jambi. Slide Show unpublished.
Noor, Sihabudin. (1997). Artikulasi Politik Islam: Studi tentang PPP 1972-2004. Jakarta: SPS UIN Jakarta.
Nurhasanah (2004). Makna Simbolik Seloko Adat Jambi, Magister Thesis. Depok: Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Nurhasanah (2013). Ekspresi Simbolik Seloko Adat Jambi. Media Akademika, 28(1) retrieved from http://e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/mediaakademika/article/view/171.
Putra, B. A. (2018). Islamisasi di Dunia Melayu Jambi. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 2(1), 29 - 50. DOI:10.22437/titian.v2i1.5214
Radmilla, S. (2011). Kearifan lokal : Benteng Kerukunan. Jakarta: Gading Inti Prima.
Rahima, A. (2013). Seloko Adat pada Masyarakat Melayu Jambi Tinjauan Struktural, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. 13(1).
Rahyono, F. X. (2009). Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Ridwan, N. A. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Studi Islam dan Budaya, 5(1), 27-38.
Rosidi, A. (2011). Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Sunda. Bandung. Kiblat.
Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafat. Jurnal Filsafat. 37(2) 111-120. Retrieved from https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/33910
Suyatno, S. Revitalisasi Kearifan Lokal sebagai Upaya Penguatan Identitas Keindonesiaan. Retrieved from http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/1366
Syam, K. (ed). (2001). Pokok-pokok Adat Pucuk Jambi Sembilan Lurah Jilid III Sastra Adat Jambi. Jambi. Lembaga Adat Provinsi Jambi.
Syam, K. (ed). (2001). Pokok-pokok Adat Pucuk Jambi Sembilan Lurah Jilid IV Tata Upacara Adat Jambi. Jambi. Lembaga Adat Provinsi Jambi.
Tiezzi, E. N. Marchettini, & M. Rossini. (2003). Extending the Environmental Wisdom beyond the Local Scenario: Ecodynamic Analysis and the Learning Community. Retrieved from http://library.witpress.com/pages/paperinfo.asp.
Ulum, B. (2013). Politik Hukum Islam Melayu Jambi Adat Besendi Syarak, Syarak Besendi Kitabullah dan Hubungannya dengan Upaya Kontekstualisasi Hukum Islam di Jambi. Media Akademika. 28(1).
Wahono, F. (2005). Pangan, Kearifan Lokal dan Keanekaragaman Hayati. Yogyakarta: Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas.
Wennyta (2015). Politeness Use in Seloko Custom Wedding Ceremony ‘Ulur Antar Serah Terima Pengantin’in the Book Jambinese Traditional Ceremony 4th Volume. International Journal of Language Learning and Applied Linguistics World (IJLLALW), 8(3).
Wirawan, S. S. (1992). Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo.
Yatim, B. (2007). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish articles in Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-SA or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).