STRUKTUR VEGETASI MANGROVE DI PANTAI MUARA MARUNDA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA PROVONSI DKI JAKARTA


Tri Cahyanto(1*), Rosmayanti Kuraesin(2)

(1) Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunand Gunung Djati Bandung Jl. A. H. Nasution No. 105 Bandung 40614, Indonesia
(2) Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunand Gunung Djati Bandung Jl. A. H. Nasution No. 105 Bandung 40614, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Vegetasi mangrove merupakan tipe vegetasi khas yang terdapat di daerah pantai tropis, tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan struktur vegetasi mangrove di Pantai Muara Marunda Kota Administrasi Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta. Parameter yang diukur berupa 3 strata pertumbuhan (pohon, pancang, semai) dan parameter lingkungan disetiap stasiun yang diamati. Hasil penelitian menemukan struktur vegetasi mangrove di Pantai Muara Marunda terdiri dari 3 jenis mangrove yaitu Avicennia alba, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata. Di kawasan pemukiman yang mendominasi adalah Avicennia alba ditingkat strata pohon. Untuk tingkat pancang yang mendominasi adalah Rhizophora mucronata. Untuk tingkat semai didominasi oleh Avicennia alba. Di lokasi II yaitu diwilayah tambak didominasi oleh Avicennia alba ditingkat pohon. Jenis vegetasi untuk tingkat pertumbuhan pancang didominasi oleh jenis Rhizophora mucronata. Untuk tingkat pertumbuhan semai yang paling mendominasi adalah Rhizophora mucronata. Indeks kenakeragaman jenis vegetasi mangrove berdasarkan shanon-wiener di Pantai Muara Marunda berkisar 0 – 0,43 termasuk ke dalam kategori rendah. Suhu udara di kawasan Pantai Muara Marunda berkisar 27 – 29ºC, kadar salinitas berkisar antara 29 – 300/00. Tingkat kelembaban antara 72 – 75ºC. Kecepatan angin berkisar antara 20,6 – 28,8 km/h dan memiliki keadaan substrat berlumpur. Secara keseluruhan yang mendominasi di kawasan Muara marunda tersebut adalah Avicennia alba dan Rhizophora mucronata.

Full Text:

PDF

References


Anonim, 2007. Ekologi Laut Tropis. [Online]. Tersedia: http://web.ipb.ac.id/-dedi_s [1 Semptember 2012]

Anwar, C dan Gunawan, H. 2007. Peranan Ekologis Dan Sosial Ekonomis Hutan Mangrove Dalam Mendukung Pembangunan Wilayah Pesisir. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian. h. 24-34.

Arief, A. 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Kanisius: Yogyakarta.

Biber, D, Patrick. 2006. Measuring The Effects Of Salinity StressIn The Red Mangrove, Rhizophora Mangle L. African Journal of Agricultural Research Vol. 1 (1).

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Fachrul, F, Melati. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara: Jakarta

Gunarto, 2004. Konsevasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian 23(1): 15- 21.

Hemajoshi, Ghose, M. 2003. Forest Structure and Species Distribution Along Soil Salinity and pH Gradient in Mangrove Swamps of The Sundarbans. Tropical Ecology 44(2): 197-206.

Jamili, Setiadi, D., Qayim, I., Gunhardja, E. 2009. Struktur dan Komposisi Mangrove di Pulau Kaledupa Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ilmu Kelautan 14 (4): 36-45.

Kharisma. 2011. Setelah Daratan Berangsur Hilang. Laporan Khusus Lingkungan. Terbit Jum’at 23 Desember 2011. Pikiran Rakyat.

Ledheng, L., Ardhana, IPG., I, Ketut, Sundra. 2009. Komposisi Dan Struktur Vegetasi Mangrove Di Pantai Tanjung Bastian Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ecotrophic 4 (2) : 80 ‐ 85.

Mukhtasor, M. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Pradnya Paramita: Jakarta

Ningsih, S, Sri. 2008. Inventarisasi Hutan Mangrove Sebagai Bagian Dari Upaya Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Deli Serdang. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.

Noor, R, Yus., Khazali, M., Suryadiputra,I, N, N. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP. Bogor

Nursal, I, Fauziah, Y, ismiati. 2005. Struktur Dan Komposisi Mangrove. Jurnal Biogenesis 2(1):1-7.

Nybakken, W, J. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. P. T. Gramedia: Jakarta.

Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Terjemahan dari Fundamental of Ecology. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Prianto, E. Jhonnerie., R. Firdaus., R. Hidayat., T. Miswadi. Keanekaragaman Hayati dan Struktur Ekologi Mangrove Dewasa di Kawasan Pesisir Kota Dumai- Propinsi Riau. Biodiversitas 7(4): 327- 332.

Rositasari, R., Suyarso., Suratno., & Prayuda, B. 2010. Kerentanan Pesisir Cirebon Terhadap Perubahan Iklim. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 36(3): 377-392.

Setyawan, D, A., Susilowati, A., & Wiranto. 2002. Habitat Reliks Vegetasi Mangrove di Pantai Selatan Jawa. Biodiversitas 3(2): 242- 256.

Stennis, V, J, G, G, C. 1978. Flora. Cetakan Kedua. Terjemahan dari Flora. Jakarta Pusat: PT Pradnya Paramita.

Suryawan, F. 2007. Keanekaragaman Vegetasi Mangrove Pasca Tsunami di Kawasan Pesisir Pantai Timur Nangroe Aceh Darussalam. Biodiversitas 8(4): 262- 265.

Sutami. 2009. Partisipasi Masyarakat Pada Pemabangunan Prasarana Lingkungan Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) Di Kelurahan Marunda Jakarta Utara. [TESIS]. Semarang: Universitas Diponegoro.

Tjirosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wibisono, S, M. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta: Grasindo

Wulansari, M. 2009. Perbandingan Stok Karbon Pada Hutan Mangrove dan Non- Mangrove di Pulau Dua, Banten. [Skripsi]. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB. Bandung.