Sago palm biodiversity in Seram island Maluku province Indonesia


Samin Botanri(1*), Dede Setiadi(2), Edi Guhardja(3), Ibnul Qayim(4), Lilik B prasetyo(5)

(1) UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON, Indonesia
(2) ,  
(3) ,  
(4) ,  
(5) ,  
(*) Corresponding Author

Abstract


The number of sago palm species in Maluku province becomes the current issue of biodiversity. The research aimed to clarify the species of sago palm in the Seram island, Maluku province. The research was conducted from March to November 2009 in three sample regions i.e. Luhu of Seram Bagian Barat (SBB) district, Sawai of Maluku Tengah (MT) district, and Werinama of Seram Bagian Timur (SBT) district. Genetic analysis was done at the laboratory of plant biology Inter Center University (ICU) Bogor Agricultural University. Variety of palm sagu was analyzed using index of similarity analysis for group similarity and Shannon-Wiener (H’) index for biodiversity of species. Further, the genetic analysis used isozyme method showed that group of sago in Seram Island shared group similarity included index value ranging from 60.66–80.92%. Based on the result of Shannon-Wiener (H’) index, all growth phases of sago palm group in Seram Island generally indicated a very low H’ value ranging from 0.61 – 0.90. Clearly, the genetic analysis illustrated there were only two kinds of sago species in Seram Island i.e. Metroxylon rumphii Mart. and M. sagus Rottb. The first species consists of three varieties i.e. 1) Microcanthum Becc., 2) Sylvestre Becc., and 3) Rotang Becc. Sago species of M. sagu Rottb. has solely one variety Molat Becc. Here, variety of Microcanthum is divided by two kinds of variety i.e. Tuni and Makanaro.

 

Jumlah spesies tumbuhan sagu di provinsi Maluku masih mengalami perdebatan dalam bidang biodiversitas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan klarifikasi spesies sagu yang tumbuh dan berkembang di pulau Seram, provinsi Maluku. Penelitian berlangsung pada bulan Maret–November 2009. Pengamatan dilakukan pada 3 wilayah sampel yaitu: Luhu Kab. Seram Bagian Barat (SBB), Sawai Kab. Maluku Tengah (MT), dan Werinama Kab. Seram Bagian Timur (SBT). Analisis genetik dikerjakan di laboratorium Biologi Tumbuhan Pusat Antar Universitas (PAU) IPB Bogor. Keanekaragaman kelompok sagu dianalisis dengan menggunakan analisis kemiripan kelompok. Keanekaragaman spesies dianalisis menggunakan Indeks Keaneragaman Shannon-Wiener (H’). Analisis genetik menggunakan  metode isozim. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok sagu di Pulau Seram memiliki kemiripan kelompok yang termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai indeks berkisar antara 60,66 – 80,92 %. Hasil analisis indeks keanekaragaman spesies menurut indeks Shannon-Wiener (H’) pada semua fase pertumbuhan menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman spesies vegetasi dalam kelompok sagu di Pulau Seram secara umum termasuk dalam kategori sangat rendah dengan nilai H’ berkisar antara 0,61 – 0,90. Hasil analisis genetik menunjukkan bahwa di Pulau Seram Maluku hanya terdapat dua spesies sagu, yaitu Metroxylon rumphii Mart. dan M. sagus Rottb. Spesies yang pertama terdiri dari tiga varietas, yaitu: 1) Microcanthum Becc., 2) Sylvestre Becc., dan 3) Rotang Becc. Sedangkan spesies M. sagu Rottb. hanya memiliki satu varietas yakni Molat Becc.  Varietas Microcanthum terbagi atas dua subvarietas, yaitu Tuni dan Makanaro. 


Keywords


Biodiversity, Metroxylon, species, genetic, Seram island

Full Text:

PDF

References


Barbour GM, Burk JK, Pitts WD. (1987). Terrestrial plant ecology. New York : Benyamin/Cumming Publishing. Inc.

Bintoro HMH. (2008). Bercocok tanam sagu. Bogor : IPB Press (in Indonesian).

[FAO] Food and Agriculture Organization. (2007). Botanica sistematica. http://www.homolaicus.com/scienza/erbario/utility/botanica_sistematica/hypertext/1251.htm. [21 Februari 2010].

Flach M. (1997). Promoting the conservation and use of underutilized and neglected crops. sago palm, Metroxylon sagu, Rottb. Wageningen Agriculture University, Netherlands.

International Plant Genetic Resources Institute, Rome. pp 76. http://www.ipgri.cgiar.org/ Publications/ pdf/238.pdf. [11 Agustus 2008].

Haryanto B, Pangloli P. (1992). Potensi dan pemanfaatan sagu. Yogyakarta : Kanisus (in Indonesian).

Hartana A. (2003). Elektroforesis sebagai alat pelacak marka molekul biologi. Materi pelatihan singkat Teknik Analisis dengan Metode dan Peralatan mutakhir di Bidang Hayati dan Kimia. Kerjasama antara Pusat Studi Ilmu Hayati Lembaga Penelitian IPB dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Bogor, 21-25 Oktober 2003. hlm 25-31 (in Indonesian).

Kartono AP. (2006). Ekologi kuantitatif konservasi keanekaragaman hayati. Laboratorium Ekologi Satwaliar, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan IPB (tidak dipublikasikan) (in Indonesian).

Kjaer A, Barfodi A, Asmussen CB, Seberg O. (2004). Investigation of genetic and morphological variation in the sago palm (Metroxylon sagu; Arecaceae) in Papua Newe Guinea. J Ann Bot 94 (1) : 109-117.

Krebs CJ. (1999). Ecological Methodology. Canada : Addison-Welsey Longman, Inc.

Louhenapessy JE. (2006). Potensi dan Pengelolaan sagu di Maluku. Makalah disampaikan pada Lokakarya Sagu dengan tema Sagu dalam Revitalisasi Pertanian Maluku. Ambon 29-31 Mei 2006 (in Indonesian).

Ludwig AJ, & Reynolds JF. (1988). Statistical Ecology. A Primer on methods and computing. New York : John Willey & Sons.

McClatchey W, Manner HI, Elevitch CR. (2006). Metroxylon amicarum, M. paulcoxii, M. sagu, M. salomonense, M. vitiense, and M. warburgii (sago palm). Species Profile for Pacific Island Agroforestry. Traditional Tree Initiative. http://www.agroforestry. net/tti/Metroxylon-sagopalm.pdf. [7 Agustus 2008].

Notohadiprawiro T, Louhenapessy JE. (1993). Potensi sagu dalam penganekara-gaman bahan pangan pokok ditinjau dari persyaratan lahan. Prosiding Simposium Sagu Nasional, ”Pemanfaatan dan Pengelolaan Hutan Sagu dalam Rangka Pengembangan Bagian Timur Wilayah Indoensia Khususnya Provinsi Maluku”, Ambon, 12-13 Oktober 1992. Ambon : Fakultas Pertanian Universitas Pattimura. hlm 99-106 (in Indonesian).

Rostiwati T et al. (2008). Sagu (Metroxylon spp) sebagai sumber energi bioetanol potensial. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan (in Indonesian).

Setiadi D. (2005). Keanekaragaman spesies tingkat pohon di Taman Wisata Alam Ruteng, Nusa Tenggara Timur. J

Biodiversitas 6 (2) : 118-122 (in Indonesian).

Setiadi D, Muhadiono I, Yusron A. (1989). Penuntun Praktikum Ekologi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor. Bogor (in Indonesian).

Soegianto A. (1994). Ekologi Kuantitatif, Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Surabaya : Usaha Nasional (in Indonesian).




DOI: https://doi.org/10.15575/2431

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons Licence

Jurnal Agro (J. Agro: ISSN 2407-7933) by http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ja/index is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.