Pertumbuhan Setek Sambung Kina (Cinchona sp.) Klon QRC Akibat Perbedaan Panjang Setek Batang Atas


Joko Santoso(1*), Yayo Fatimah(2), Merry Antralina(3), Dina Aryati(4)

(1) Fakultas Pertanian Universitas Bale Bandung, Indonesia
(2) Fakultas Pertanian Universitas Bale Bandung, Indonesia
(3) Fakultas Pertanian Universitas Bale Bandung,  
(4) Alumni Fakultas Pertanian Universitas Bale Bandung,  
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi panjang setek terhadap  pertumbuhan setek sambung kina (Cinchona sp) klon QRC telah dilaksanakan di kebun percobaan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Kabupaten Bandung, dengan ketinggian kurang lebih 1300 meter di atas permukaan laut, jenis tanah Andisol, tipe iklim B menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson (1951) dengan curah hujan rata-rata antara 2000 - 3000 mm per tahun dan suhu rata-rata 13,5oC- 21,1oC.  Kelembaban relatif antara 68% sampai 97%. Menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan diulang lima kali. Jumlah tanaman per plot adalah 50 tanaman: perlakuan panjang setek terdiri dari  5 cm,  7 cm,  9 cm, 11 cm, dan 13 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Panjang setek sambung atas yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap persentase setek hidup, panjang setek, jumlah daun, jumlah akar dan panjang akar bibit kina di pembibitan. Penggunaan setek sambung dengan panjang 7 cm,  memberikan pengaruh yang paling baik terhadap pertumbuhan bibit sambung kina (Cinchona ledgeriana Moens) di pembibitan yang ditunjukkan oleh persentase hidup, jumlah daun, tinggi bibit dan jumlah akar yang lebih tinggi dibanding perlakuan yang lain.

 

The objective of this research was to evaluate the effect of variation in the length of cuttings on the growth of grafted cutting of cinchona (Cinchona  Sp. ) clone QRC. The research was conducted in Gambung Experimental Garden, Research Institute for Tea and Cinchona, Bandung at 1,300 m above sea level, Andisol soil type with type B of climate according to the classification of Schmidt and Fergusson (1951), average of rainfall between 2,000 mm – 3,000 mm per year, average temperature of 13,5oC – 21,1oC, and relative humidity of 68% – 97%. The research used randomized block design (RBD) with five treatments and five replications. The treatment was length of cutting was consisted of 5, 7, 9, 11, and 13 cm. The result showed that the different length gave a different effect on the percentage of live grafted cutting, length of grafted cutting, number of leaves, number of root as well as length of root of seedling in  nursery. The used of 7 cm of cutting gave the best effect on the growth of grafted cinchona seedling in nursery indicated by the percentage of live seedling which was better than other treatments.


Keywords


Bibit Kina; Pertumbuhan; Setek batang atas; Setek sambung; Cuttings scions; Grafting cuttings; Growth; Quinine Seed

Full Text:

PDF

References


Abidin, Z. 1991. Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman. Penerbit Angkasa. Bandung. 177p.

Edmond, J. B., T. L. Seen, F. S. Amdrews and R. G. Halfacre 1983. Fundamental of Horticulture. Tata Mc Graw Hill Book Co Ltd, New Delhi. 560p.

Febriana, S. 2009. Pengaruh Konsentrasi ZPT dan Panjang Setek terhadap Pembentukan Akar dan Tunas pada Setek Apokad (Persea americana Mill). Skripsi; Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hartman, H. T. and D. E. Kester. 1978. Plant Progpagation. Third ed. Prentice Hall of India Private Ltd.

Koesriningrum, Rochiman dan Sri Setyati Harjadi, 1973. Pembiakan vegetative. Dept. Agronomi Fakultas Pertanian Institute Pertanian Bogor.

Magingo, F.S.S. and J.Dick, J.M.C.P. 2001. Propagation of Two Miombo Woodland Trees by Leafy Stem Cuttings Obtained from Seedlings. Agroforestry Systems 51: p. 49–55.

Moko, H. 2004. Teknik Perbanyakan Tanaman Hutan Secara Vegetative. Informasi Teknis 2(1): hal. 1-20.

Pranoto, C. 1986. Pengaruh Pemberiaan IBA dan Campuran IBA-NAA Terhadap Keberhasilan Stek Cemara Kipas (Thuja orientalis L.). Laporan Karya Ilmiah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rochiman, K dan Sri Setyadi Haryadi. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas pertanian. IPB. Bogor. 72p.

Schmidt, F.H and J.A.H. Ferguson. 1951. Rainfall Type Based Wet and Dry Period Rations for Indonesia With Western New Guinea. Kementerian Perhubungan Jawatan Meteorologi dan Geofisika. Verhandeling, Jakarta.

Setyawati. 1993. Pengaruh Kombinasi Hormon Tumbuh Alami dan pupuk Daun terhadap Pertumbuhan Setek Pucuk Kina Ledger (Cinchona ledgeriana Moens).

Sriyadi. 2006. Komunikasi Pribadi. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung.

Sukasmono. 1980. Pembiakan Kina dan Setek. Risalah Simposium Kina Ketiga. BPTK, Gambung, Bandung. 111-116 p.

_________ dan Santoso, J. 1988. Tuntunan Budidaya Kina. Balai Penelitian Teh dan Kina. Gambung. 70 hal.

Tim PPTK, 2008. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kina. Pusat Penelitian Teh dan Kina, Gambung, Bandung

Tjetje. 1980. Tinjauan terhadap Pemasaran Kina. Warta BPTK (6/2) : 11-23

Prawiranata, S., Harran dan P. Tjondronegoro. 1981. Dasar-dasar Fisiologis Tumbuhan. Jilid II. Departemen Botani Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Weaver, R.J. 1972. Plant Growth Substance in Agriculture W. H. Freeman and Company. San Farnisco.

Wibowo, S, Santoso, J. dan Sukasmono. 1990. Pengaruh Panjang Bahan Setek dan Kadar Rootone F terhadap Pertumbuhan Setek Pucuk Kina (Cinchona ledgeriana) Klon QRC. Warta teh dan Kina l (1/2/3) : 49-54

Yoviana, E.A. 2014. Perbanyakan Kina dengan Setek Sambung. http://ditjenbun.pertanian.go.id/tanregar/berita-271-perbanyakan-kina-dengan-setek-sambung.html. Diakses 19 Maret 2016.




DOI: https://doi.org/10.15575/806

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons Licence

Jurnal Agro (J. Agro: ISSN 2407-7933) by http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ja/index is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.