Mitos Air Pancuran Tujuh dalam Pandangan Masyarakat di Lingkungan Makam Raden Wangsa Muhammad Desa Cinunuk Kabupaten Garut


Ayu Rahadianti(1*)

(1) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Mitos air pancuran tujuh diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi oleh masyarakat Desa Cinunuk dan sekitarnya. Air pancuran tujuh ini dimaknai oleh masyarakat serta pengunjung bahwa air pancuran tujuh ini memiliki nilai kesakralan dan khasiatnya tersendiri. Masyarakat yang datang untuk mengunjungi air pancuran tujuh sangat beragam baik itu dilihat dari berbagai aspek. Masyarakat itu memiliki cara pandang yang berbeda-beda maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tersebut. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengemukakan makna yang terdapat pada khasiat mitos air pancuran tujuh, serta untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap mitos air pancuran tujuh ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa khasiat mitos air pancuran tujuh mempunyai makna tersendiri bagi para pengunjungnya seperti sebagai ucapan rasa syukur kepada yang maha kuasa, dalam agama islam ada tujuh tingkatan langit, merupakan peringatan hari kelahiran nabi Muhammad, merupakan air yang suci, serta untuk menjaga lingkungan. Pandangan masyarakat terhadap mitos air pancuran tujuh berbeda-beda diantaranya dapat menyembuhkan penyakit, memperlancar rezeki, penyucian benda pusaka, memperlancar usaha, kekuasaan Allah, sebagai suatu ikhtiar untuk mendapatkan jodoh, membersihkan kotoran di dalam diri, mengambil keberkahan, dan dijauhkan dari makhluk halus.


Keywords


kepercayaan masyarakat; masyarakat perdesaan; ritus keagamaan; upacara tradisional; Sosiologi Islam

Full Text:

PDF

References


Butar-butar, C., Syamsuyurnita, S., & Isman, M. (2018). REKONSTRUKSI DAN REVITALISASI CERITA RAKYAT SEBAGAI PEWARIS BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL DENGAN PENDEKATAN SITUS MITOS PADA MASYARAKAT BATAK TOBA. Kumpulan Penelitian Dan Pengabdian Dosen, 1(1).

Dikawati, R. (2019). TINJAUAN FILOSOFIS BUDAYA AGRARIS RERESIK LAK. Jantra., 14(1), 27–36.

Febriyani, R., Rahman, M. T., & Wibisono, M. Y. (2021). Kondisi Kegiatan Keagamaan Muslim Perempuan pada Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Suburban. Jurnal Iman Dan Spiritualitas, 1(3).

Febriyanti, B. D. (2011). MITOS BUYUT CUNGKING PADA MASYARAKAT USING GIRI BANYUWANGI.

Halim, I. A. (2020). Motivasi agama dalam tradisi arisan di masyarakat betawi. Tatar Pasundan Jurnal Diklat Keagamaan, 14(1), 100–121.

Huda, M. T. (2017). Harmoni Sosial dalam Tradisi Sedekah Bumi Masyarakat Desa Pancur Bojonegoro. Religió: Jurnal Studi Agama-Agama, 7(2), 267–296.

Hudatiningsih, H., & Andriyanto, O. D. (n.d.). Kepercayaan Tradisional Masyarakat Desa Temon terhadap Air Suci Candi Tikus, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Ibab, S., Dewantara, I., & Siahaan, S. (2016). TRADISI MASYARAKAT DUSUN PANDAN TERHADAP PEMANFAATAN JENIS-JENIS BAMBU PADA KAWASAN HUTAN DI DESA TIANG TANJUNG KECAMATAN MEMPAWAH HULU KABUPATEN LANDAK. JURNAL HUTAN LESTARI, 4(3).

Juliawati, N. P. E. (2017). PERANAN TINGGALAN ARKEOLOGI DALAM KONSERVASI TRADISIONAL SUMBER AIR. Forum Arkeologi, 30(2), 77–88.

Latifundia, E. (2016). Unsur Religi pada Makam-makam Kuna Islam di Kawasan Garut. Jurnal Lektur Keagamaan, 14(2), 479â – 500.

Leo, H. Y. (2017). Empo Rua dan keluarga Meler: cerita rakyat dari NTT. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Moleong, L. J. (2007). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munandar, A. A. (2016). Kisah-kisah dan Kepercayaan Rakyat di Seputar Kepurbakalaan. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 2(1), 1–20.

Mustari, M., & Rahman, M. T. (2012). Pengantar Metode Penelitian. Laksbang Pressindo.

Nasution, S. (1992). Metode Penelitian Kualitatif Naturalistik. Bandung: Penerbit Tarsito, 1–409.

Purnama, R. Y. (2019). Mitos dan makna mata air Patirtan Umbul Jambe bagi pengunjung di Desa Babadan Paron Ngawi. UIN Sunan Ampel Surabaya.

Rahadianti, A. (2020). Persepsi masyarakat terhadap keberadaan khasiat mitos air pancuran tujuh di lingkungan makam Raden Wangsa Muhammad Kabupaten Garut. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Rahman, M. T. (2016). Mengantisipasi dampak konflik sektarian di timur tengah.

Rahman, M. T., Ziaulhaq, M., Rosyad, R., Truna, D. S., Ridwanudin, P., Philips, G., & Wibisono, M. Y. (2020). Webinar Internasional:“Earth Today: Between Religion, Ecology, and Ecocide.

Ramadhani, L. (2019). Mitos Sumur Luber Dalam Pandangan Masyarakat Desa Perkebunan Teluk Dalam Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Asahan. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Reza, M. A. (2010). 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: cerita kepahlawanan, mitos, legenda, dongeng, & fabel dari 33 provinsi. Visimedia.

Santoso, B. D. (2015). Analisis Potensi Obyek Wisata di Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas Tahun 2014 (Penunjang Materi Pembelajaraan Geografi Kelas XI Kompetensi Dasar Menjelaskan Pemanfaatan Sumberdaya Alam Secara Arif).

Syukur, A., & Qodim, H. (2016). Islam, Tradisi lokal, dan konservasi alam: studi kasus di kampung dukuh kabupaten Garut. Kalam, 10(1), 141–168.

Utama, I. W. B. (2009). Air dalam Kehidupan Fungsi & Peranannya dalam Kebudayaan Nusantara. The 3rd SSEASR Conference bekerjasama dengan Univ. Hindu Indonesia.

Wibowo, A. A. (2011). Persepsi Masyarakat terhadap Mitos Air Tiga Rasa di Makam Sunan Muria Kabupaten Kudus. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.




DOI: https://doi.org/10.15575/jis.v2i3.20060

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

JIS is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.>

 

Published by: Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung