Komparasi Tafsir Al-Jawahir Fi Tafsir Al-Quran Al-Karim dan Tafsir Al-Misbah tentang Makanan Halal dalam Al-Quran


Aliviyah Rosi Khairunnisa(1*), Khader bin Ahmad(2)

(1) Pesantren Mahasiswa Al-Ihsan Cibiru Bandung, Indonesia
(2) University of Malaya Kuala Lumpur, Malaysia
(*) Corresponding Author

Abstract


Makanan halal dan tayyib tidak hanya terbatas pada kriteria makanan yang dibolehkan dalam syariat dan mengandung kandungan gizi yang baik. Tulisan ini mengkaji penafsiran Al-Quran tentang makanan halal, terumata membandingkan tafsir Al-Jawahir Fi Tafsir Al-Quran Al-Karim karya Tantawi Jawhari dan tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab. Hasil dari penelitian ini mengungkap bahwa dalam menafsirkan Al-Quran, Tantawi Jawhari menggunakan metode tahlili. Dalam karyanya, "Tafsir al-Jawahir Fi Tafsir al-Quran al-Karim," ia mengadopsi pendekatan ilmiah yang fokus pada penafsiran Al-Quran dalam kerangka ilmu pengetahuan. Di sisi lain, tafsir al-Misbah yang ditulis oleh M. Quraish Shihab juga menggunakan metode tahlili (analisis) tetapi memiliki pendekatan sosio-kultural atau sosial kemasyarakatan. Dalam tafsir ini, penafsiran didasarkan pada konteks sosio-kultural masyarakat, dengan bahasa penafsiran yang mengacu pada aspek sosiologi. Tantawi Jawhari mendefinisikan makanan halal sebagai makanan yang diizinkan atau mubah untuk dikonsumsi manusia. Ia menggambarkannya sebagai "simpul tali yang telah dilepaskan," yang berarti makanan tersebut aman untuk dikonsumsi, tidak menimbulkan perasaan kebencian, dan tidak mendurhakai Allah. Tantawi juga menyoroti berbagai aspek makanan, termasuk aspek bahan dan cara perolehannya, serta presentasi makanan. Makanan halal harus benar-benar bersih dan tidak bercampur dengan najis. Di sisi lain, Quraish Shihab berpendapat bahwa tidak semua makanan yang tayyib (baik dan bermutu) adalah makanan yang halal dalam hal cara perolehannya. Begitu pula, tidak semua makanan yang halal dianggap tayyib. Ada makanan yang dapat dianggap halal dari segi zat dan cara perolehannya, tetapi mungkin tidak tayyib bagi seseorang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit atau alergi terhadap makanan tertentu. Dengan demikian, penting bagi umat Muslim untuk memahami tidak hanya status halal dan haram makanan tetapi juga kualitas dan cara perolehannya, serta memperhatikan kesehatan pribadi dalam memilih makanan yang sesuai.

Keywords


makanan halal dan tayyib; tafsir al-qur’an; Tantawi Jawhari; M. Quraish Shihab; metode tahlili

Full Text:

PDF

References


Abdullah, T., Sukardja, A., Azra, A., Effendy, B., Munawar-Rachman, B., Syamsuddin, D., Prasetyo, H., Ali-Fauzi, I., Meuleman, J. H., & Hidayat, K. (2002). Ensiklopedi tematis: Dunia Islam. Ichtiar Baru Van Hoeve.

Aji, M. H., Hilmi, M. Z., & Rahman, M. T. (2021). The Living Qur’an as a Research Object and Methodology in the Qur’anic Studies. Jurnal Iman Dan Spiritualitas, 1(1), 78–84.

Al-Muhtasib, A. A. (1973). Ittijahat al-Tafsir fi al-‘Ashr al Hadits. Beirut: Dar Al-Fikr.

Al-Quran, L. P. M. (2013). Tafsir Ilmi, Penciptaan Bumi Dalam Perspektif Al-Quran dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Badan Litbang dan Diklat ….

Ali, M. (2016). Konsep makanan halal dalam tinjauan syariah dan tanggung jawab produk atas produsen industri halal. AHKAM: Jurnal Ilmu Syariah, 16(2), 291–306.

Aliyah, H. (2016). Urgensi makanan bergizi menurut al-qur’an bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jurnal Ilmu Al-Quran Dan Tafsir, 10(2), 214–238.

Ashari, R. T. (2021). Pengembangan sistem logistik produk halal di Indonesia. Halal Research Journal, 1(1), 8–19.

Baidan, N. (2012). Metodologi penafsiran al-Quran. Pustaka Pelajar.

Bayumi, M. R., Iqbal, M., & Diem, M. J. (2022). Rekonstruksi Konsep Bisnis Halalan Thayyiban Penguatan Integrasi-Interkoneksi Ekosistem Halal Value Chain. Al-Mashrafiyah: Jurnal Ekonomi, Keuangan, Dan Perbankan Syariah, 6(2), 64–80.

Chairunnisyah, S. (2017). Peran Majelis Ulama Indonesia Dalam Menerbitkan Sertifikat Halal Pada Produk Makanan Dan Kosmetika. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(2).

Dewan Redaksi. (1992). Ensiklopedia Islam di Indonesia. Anda Utama.

Elsandra, Y., Mulyati, Y., Turay, T., & Mustiqa, N. (2023). Preferensi Masyarakat Muslim Indonesia Terhadap Web Quality, E-Trust dan E-Purchase Intention Makanan Halal Online di Jepang. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Dharma Andalas, 25(2), 642–652.

Faizah, F. N. (2022). Eksistensi bisnis kuliner halal melalui digital marketing di era new normal. SERAMBI: Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis Islam, 4(1), 85–98.

Ferry Efendi, M. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: teori dan praktik dalam keperawatan. Ferry Efendi.

Jaelani, A. F. (1999). Membuka pintu rezeki. Gema Insani.

Jawhari, T. (1900). al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim. Dar al-Fikr.

Kamal, N. A., & Munawwaroh, S. M. (2021). Metode Tafsir Lathaif Al-Isyarat Karya Imam Al-Qusyairi. Jurnal Iman Dan Spiritualitas, Vol 1, No 1, 2021, 40.

Kusuma, A. M., Hikmah, M. A., & Marom, A. (2020). Pengaruh Islamic branding, kualitas produk, dan lifestyle terhadap minat pembelian produk skincare pada generasi millenial di Kabupaten Kudus. BISNIS: Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, 8(2), 289–302.

Kusuma, T. S., & Kurniawati, A. D. (2021). Makanan Halal dan Thoyyib. Universitas Brawijaya Press.

Kusumaningtyas, M., & Ari Prasetyo, S. E. (2022). Serial Pemasaran Islam: Pariwisata Halal. Zifatama Jawara.

Majelis Ulama Indonesia. (2015). Himpunan Fatwa MUI tentang Ibadah. Erlangga.

Maulana, H. D. J. (2009). Promosi kesehatan. Egc.

Muhaimin, A. M., & Mudzakkir, J. (2005). Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana.

Novebri, N. (2021). The principal leadership in Islam: Its traits and role model in shaping character of school members. In The Role of Islamic Spirituality in the Management and Leadership Process (pp. 173–192). https://doi.org/10.4018/978-1-7998-6892-7.ch010

Purwakania, A. B. (2016). Pengantar psikologi kesehatan islami. RajaGrafindo Persada.

Quraisy, M. S. (2002). Tafsir Al Misbah, pesan, kesan dan keserasian Al Qur’an. Lentera Hati.

Rahman, M. T. (2016). Rasionalitas Sebagai Basis Tafsir Tekstual (Kajian atas Pemikiran Muhammad Asad). Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, 1(1), 63–70.

Rezky, A.-R. G. (2022). Sistem Jaminan Halal Pada Produksi Kue Basah Hasil Produksi Non Muslim Di Bireuen Dalam Perspektif Hukum Islam. UIN Ar-Raniry.

Salam, N. (2019). Nalar Inklusif Ayat-ayat Kebebasan Beragama dalam Tafsir Al-Mishbah. Progresiva : Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 7(2), 152. https://doi.org/10.22219/progresiva.v7i2.13979

Sani, R. A. (2020). Alquran dan Sains. Amzah.

Semmaila, B., Muchlis, N., & Nuraeni, N. (2022). Pemahaman dan Kesadaran Halal Pengguna Jasa Makanan Online. SEIKO: Journal of Management & Business, 4(3), 616–622.

Setyowati, H. N., & Rosemary, R. (2020). Rumah gizi ‘aisyiyah: komunikasi kesehatan dengan pendekatan agama-budaya. Jurnal Komunikasi Global, 9(1), 141–161.

Siradj, M. (2015). Argumentasi hukum jaminan produk halal. Jurnal Bimas Islam, 8(1), 31–66.

Soesilowati, E. S., & Yuliana, C. I. (2013). Komparasi Perilaku Konsumen Produk Halal di Area Mayoritas dan Minoritas Muslim. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan, 21(2), 167–178.

Sugiyono, S. (2010). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Alfabeta Bandung.

Taufik, M., Purnasari, N., Hasyim, F., Prasetiyo, J. R., Husen, F., & Hadij, I. (2020). Serba-serbi mindset halal (kajian mencapai produk halalan thayyiban di Indonesia). GUEPEDIA.




DOI: https://doi.org/10.15575/jis.v3i3.29255

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

JIS is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.>

 

Published by: Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung