Menelusuri Para Raja Madura Dari Masa Pra-Islam Hingga Masa Kolonial


Wawan Hernawan(1*)

(1) Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


The Madurese kings, of Western and Eastern part of Madura, have shown their exsistence in the history of archipelagic kings. However, their exsistence are less influenced and less famous compared to the kings of  Java, Sunda or Bali origin. The investigation of Madurese kings (of Western and Eastern part of Madura) aims at finding the authenticity of their existences. This study is important to counter global figures idolisations and  to shows the local people about their local ideals who have given significant contribution to the foundation of Indonesian history. This study employs historical research method to dig information on the reign of the kingdom. This study shows that: first, one source informed (the validity is unknown) concerning the genealogy of the story related to princes Bendoro Gung and Raden Segoro showed the trace of people coming to Madura from the West side through to the East. Second, in pre-Islamic period, based on several inscription and manuscript (kakawin, serat, kidung, dan babad), showed that there are more information given to the role of Eastern Madurese than that of Western. The role of Western Madurese only available in Islamic period by providing the story of Prince Pratanu’s journey to Mataram and back to West Madura (Bangkalan), then followed by several kings of Western Madura. Meanwhile, Eastern Madura kingdom (Sumenep) have  been governed at least by 35 kings  since Arya Wiraraja to Bendoro Abdurrahman. The journey of Madurese kings continued until the arrival of Vereenigde OostIndische Compagnie (VOC) and Dutch collonialism.


Keywords


Colonial; exsistence; kidung; politics; supremacy.

References


Abdurachman. Sejarah Madura Selayang Pandang. Sumenep: The Sun, 1971.

Akhmad, Bendara. Lintasan Sejarah Sumenep dan Asta Tinggi Beserta Tokoh di Dalamnya. t.k.: Barokah, 2010.

———. “Selayang Pandang Sejarah Sumenep.” Madura Studies, t.t.

De Graaf, H.J, dan TH. G Pigeaud. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa Peralihan dari Majapahit ke Mataram. Jakarta: Grafiti, 1985.

Djafar, Hasan. “Kerajaan Majapahit.” Dalam Indonesia dalam Arus Sejarah, Jilid 2. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve atas kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2012.

Garaghan, Gilbert J. A Guide to Historical Method,. New York: Fordham University Press, 1946.

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1975.

Hardjowardojo, R. Pitono. Pararaton. Djakarta: Bhratara, 1975.

Kartodirdjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia, 1992.

Larope, J., dan R. Soetedjo. Sejarah Indonesia. Surabaya: Asia-Afrika, 1975.

Lubis, Nina H. Metode Sejarah. Bandung: Satya Historika, 2008.

Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia, Jilid II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993)

Muhammad Syamsu As, Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya, (Jakarta: Lentera, 1996).

Muljana, Slamet. Menuju Puncak Kemegahan (Sejarah Kerajaan Majapahit). Yogyakarta: LKiS, 1985.

Mulyana, Slamet. Nāgarakrtāgama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1979.

Renier, G.J. Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Diterjemahkan oleh A. Muin Umar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Santoso, Soewito. Babad Tanah Jawi (Galuh-Mataram). Delanggu: t.p., 1970.

Sartono Kartodirdjo. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emporium Sampai Imperium. Jilid I. Jakarta: Pustaka Utama, 1992.

Sjamsuddin, Helius. Metodologi Sejarah. Diterjemahkan oleh S. Aji. Yogyakarta: Ombak, 2007.

Wiryoprawiro, Zein M. Arsitektur Tradisional Madura Sumenep dengan Pendekatan Historis dan Deskriptif. Surabaya: Laboratorium Arsitektur Tradisional FTSP ITS Surabaya, 1986.

Wiyata, A. Latif. Mencari Madura. Jakarta: Bidik Phronesis Publishing, 2013.

Zoetmulder, P.J. Kalangwan Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Diterjemahkan oleh Dick Hartoko Sj. Jakarta: Djambatan, 1974.

Internet

Anonimous. “Sejarah Asli Kerajaan Madura.” Diakses pada 18 November 2010. http://dunia-pusaka.com/in-dex.php?route=product/product&product_id=794.

Anton, Syaf. “Adat dan Kepribadian Orang Madura.” Lomatar Madura. Diakses pada 15 September 2016. http://www.lontarmadura.com/adat-dan-kepribadian-orang-madura-2/.

Lubis, Hamdani. “Sejarah Madura.” Kabar Madura. Diakses pada 10 Januari 2016. http://kabarmadura07.blogspot.co.id/2013/01/sejarah-madura.html.

Farisi, Moh. Imam. “Raja-Raja Sumenep Masa Pra Islam (1271 – 1527 M),.” Lontar Madura. Diakses pada 1 Oktober 2016. http://www.lontarmadura.com/raja-raja-sumenep-masa-pra-islam-1271-1527-m/#ixzz4LlaEnn6s.

Memory, Bangkalan. “Madura Menurut Catatan Sejarah.” Diakses pada 17 November 2010. http://www.bangkalan-memory.net/content/view/163/147/.

Scharlita, Famela Fitria. “Adat dan Kepribadian Orang Madura,” 2013. http://famelasfitriascharlita.blogspot.co.id/2013/02/adat-dan-kepribadian-orang-madura.html.

Wawancara

Aminudin Kasdi (+ 56 tahun, Ketua MSI Cabang Jawa Timur dan Guru Besar Universitas Negeri Surabaya/UNESA). Wawancara oleh Wawan Hernawan. Madura, 19 November 2010.

Nina Herlina Lubis (54 tahun, Ketua MSI Cabang Jawa Barat, Guru Besar Universitas Padjadjaran). Wawancara oleh Wawan Hernawan. Madura, 20 November 2010.




DOI: https://doi.org/10.15575/jw.v1i2.589

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Wawan Hernawan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.



Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya is Indexed By:

------------

 


View My Stats

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.