Kontradiksi Putusan Judicial Review Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia


Dian Sunardi(1*)

(1) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Based on the Republic of Indonesia Constitution, 1945, the authority of judicial review in Indonesia is currently held by two judicial institutions, the Supreme Court and the Constitutional Court. One of the problems raised from this overlapping jurisdiction between the two institutions is the disparity in judicial review decisions, and they even tend to be contradictory. The purpose of this paper is to analyze the background of the issue regarding the cause of the contradiction that arises from the judicial review decision of the Supreme Court and the judicial review decision of the Constitutional Court. The research methodology in this writing uses the normative juridical method, namely by describing problems through literature and regulations related to the problem.  The conclusions obtained in this paper are: the cause of the contradiction of the judicial review decisions of the Supreme Court and the Constitutional Court is due to the equality of the two institutions, the absence of legal provisions that require the Supreme Court to conduct judicial reviews to refer to the judicial review decisions of the Constitutional Court and the application of the principle of freedom for judges in conducting judicial proceedings. There are several concepts to answer the problem, namely: giving the sole judicial review authority to the Constitutional Court, or eliminating the Constitutional Court so that the judicial review authority is back to the Supreme Court.

Pengujian undang-undang merupakan suatu hal baru dalam praktik ketatanegaraan Indonesia. Kewenangan judicial review saat ini diemban oleh dua lembaga yudikatif yakni Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Putusan-putusan hasil judicial review yang dilakukan oleh kedua lembaga tersebut tidak luput dari permasalahan, seperti adanya kontradiksi antara putusan judicial review dari kedua lembaga. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis latarbelakang permasalahan berkenaan dengan sebab terjadinya kontradiksi yang muncul dari putusan judicial review Mahkamah Agung dan putusan judicial review Mahkamah Konstitusi. Adapun metodologi penelitian dalam penulisan ini meng­gunakan metode yuridis normatif yakni dengan menggambarkan permasalahan melalui kepustakaan dan peraturan yang berhubungan dengan permasalahan. Adapun kesimpulan yang diperoleh dalam penulisan ini yakni: sebab terjadinya kontradiksi putusan judicial review Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi diakibatkan kesetaraan kedua lembaga, belum adanya ketentuan hukum yang mewajibakan Mahkamah Agung dalam melakukan judicial review merujuk pada putusan judicial review Mahkamah Konstitusi dan penerapan asas bebas bagi hakim dalam melakukan proses peradilan. Terdapat beberapa konsep untuk menajwab permasalahan yakni: penggabungan satu atap kewenangan Judicial review di Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga court of law secara utuh; menghilangkan kelembagaan Mahkamah Konstitusi sehingga kewenangan judicial review berada di Mahkamah Agung dan menjadikan Mahkamah Agung sebagai satu-satunya pemegang kekuasaan kehakiman.


Keywords


Authority; Constitutional Court; and Supreme Court; Contradiction; Judicial Review;

Full Text:

PDF

References


Ashiddiqie, Jimly. Menuju Negara Hukum Yang Demokratis. Jakarta: Sekretariat Jendral Mahkamah Konstitusi RI, 2008.

———. Perkembangan Dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi. Jakarta: Sinar Grafika, 2016.

Budiarti Utami Putri. “Soal Gugatan Racmawati, Perludem Sebut MA Abaikan Putusan MK.” Nasional Tempo. co, 2020. https://nasional.tempo.co/read/1362513/soal-gugatan-rachmawati-perludem-sebut-ma-abaikan-putusan-mk.

Budiono Kusumohamidjojo. Teori Hukum, Dilema Antara Hukum Dan Kekuasaan. Ke 2. Bandung: Yrama Widya, 2019.

Chalid, Hamid. “Dualism Of Judicial Review In Indonesia: Problem and Solution.” Indonesia Law Review Vol.3 (2017): 367–94.

“Conseil-Constitutionnel France,” 2022. https://www.conseil-constitutionnel.fr/en.

Hans Kelsen. Teori Umum Tetang Hukum Dan Negara. Cetakan ke. Bandung: Nusa Media, 2014.

Janpatar Simamora. “Analisis Yuridis Terhadap Model Kewenangan Judicial Review Di Indonesia.” Mimbar Hukum FH UGM 25 (2013): 389.

Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Komosi Yudisial Repiblik Indonesia. Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Hakim, 047/Kma/Skb/Iv/2009 § (2009). https://kepaniteraan.mahkamahagung.go.id/images/artikel/kode etik dan pedoman perilaku hakim ma ky.pdf.

Mahakamah Konstitusi. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor Nomor 2/SKLN-XII/2013 (2013).

Mahkamah Agung. PUTUSAN Nomor 65 P/HUM/2018 (2018).

Mahkamah Konstitusi. PUTUSAN Nomor 30/PUU-XVI/2018 (2018).

———. “Rekap Data Pengajuan Perkara SKLN Di Mahkamah Konstitusi,” 2020. https://www.mkri.id/index.php?page=web.Putusan&id=3&kat=1&cari=&menu=5&jnsperkara=1&jenis=SKLN.

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (2018).

Martitah. Mahkamah Konstitusi, Dari Negative Legislature Ke Positive Legislature? Jakarta: Konstitusi Press, 2013.

Marzuki, Lacia. “Judicial Review Di Mahkamah Konstitusi.” Legislasi 1 (2004).

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana 2011

Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Edisi Revi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Moh. Mahfud MD. Politik Hukum Di Indonesia. Edisi Ke 7. Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2017.

Muhammad Zaky. “Perbandingan Judicial Review Mahakamah Konstitusi Indonesia Dengan Germany Federal Constitutional Court Dan Implikasinya Secara Global.” Transnasional 11 (2016): 1–11.

———. “Perbandingan Judicial Review Mahkamah Konstitusi Indonesia Dengan Germany Federal Constitutional Court Dan Implikasinya Secara Global.” Transnasional 11 (2016): 29.

Nanang Al Hidayat, Mela Sari. “Dualisme Judicial Review Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia.” Jurnal Megister Hukum Udayana 7 (2018): 319–21.

Nasir, Cholidin. “Judicial Review Di Amerika Serikat, Jerman, Dan Indonesia.” Jurnal Hukum Progresif Vo. 8, no. Hukum (2020): 69.

Nasution, Bahder Johan. Negara Hukum Dan Hak Asasi Manusia. Bandung: Mandar Maju, 2011.

Pan Mohamad Faiz. “Legal Problems Of Dualism Of Judicial Review System In Indonesia.” Dinamika Hukum 16 (2016).

Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2011.

Putra, Antoni. “Dualisme Pengujian Peraturan Perundang-Undangan.” Legislasi Indonesia 15 (2018): 74.

Reza Jurnaliston. “Bertentangan Dengan MK, Putusan MA Soal OSO Bisa Timbulkan Ketidakpastian Hukum.” Nasional Kompas.com, 2018. https://nasional.kompas.com/read/2018/11/01/06042201/bertentangan-dengan-mk-putusan-ma-soal-oso-bisa-timbulkan-ketidakpastian?page=all.

S., Jan Oster. “The Scope of Judicial Review in the German and U.S. Administrative Legal System.” German Law Jurnal 10 (2008): 1268.

Taufiqurrahman Syahuri. “Pengkajian Konstitusi Tentang Problematika Pengujian Peraturan Perundang-Undangan.” Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementrian Hukum Dan HAM RI, 2014, 39.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (n.d.).

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik (2011).




DOI: https://doi.org/10.15575/adliya.v16i2.20368

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Dian Sunardi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Tools

   

ADLIYA: Jurnal Hukum dan Kemanusiaan indexed by:

   

   

Publisher:

Faculty of Sharia and Law UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. Raya A.H. Nasution No. 105 Cibiru Kota Bandung, 40614
Tlp/Fax: +022-7802278 Faks. 022-7802278
E-mail: jurnaladliya@uinsgd.ac.id
URL : https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/adliya/index

 

Lisensi Creative Commons

This work is licensed under a Creative Commons Atribusi-Berbagi Serupa 4.0 Internasional.

View My Stats