BIOPROSPEKSI TUMBUHAN PAKIS (PTERIDOPHYTA) DI DESA CALINGCING KECAMATAN SUKAHENING KABUPATEN TASIKMALAYA


Suryana Suryana(1*), Rully Budiono(2), Eneng Nunuz(3), Erin Nurinsaniwaafi(4), Zahrina Diananti Syahidah(5)

(1) Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran,  
(2) Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran,  
(3) Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran,  
(4) Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran,  
(5) Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran,  
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstrak

Tumbuhan pakis memiliki potensi komersial yang cukup tinggi sebagai tanaman hias dan tanaman obat keluarga di Desa Calingcing. Kegiatan pengabdian pada masyarakat (PPM) ini dilaksanakan dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Data yang dikumpulkan dalam kegiatan PPM sebagian besar adalah observasi. Lokasi kegiatan PPM bioprospeksi tanaman paku (pakis) dilaksanakan di Desa Calingcing, Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan dimulai dari wawancara dengan perangkat Desa Calingcing tentang potensi tumbuhan pakis di daerah setempat. Terdapat berbagai jenis pakis yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat diantaranya yaitu pakis kulit, suplir, dan paku rane. Tumbuhan pakis yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias, dibuat menjadi berbagai produk yang salah satunya yaitu terrarium. Masih terdapat beberapa hambatan dalam upaya pemanfaatan tumbuhan pakis ini, diantaranya yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai jenis pakis, khasiat, serta cara pengolahannya untuk dijadikan obat ataupun tanaman hias. Hasil dari kegiatan PPM di Desa Calingcing ini diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomi tumbuhan paku, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya.

 

Abstract

Fern plants have a fairly high commercial potential as ornamental plants and family medicinal plants in Calingcing Village. This activity to the community (PPM) is carried out using qualitative analysis methods. The data collected in PPM activities are mostly observations. The location of the PPM bioprospection of fern plants (ferns) was carried out in Calingcing Village, Sukahening District, Tasikmalaya Regency. The activity started from an interview with the Calingcing Village apparatus about the potential of fern plants in the local area. There are various types of ferns that can be used as medicinal plants including leather ferns, suppliers, and fern ranes. Fern plants that are used as ornamental plants, are made into various products, one of which is terrarium. There are still several obstacles in efforts to use this fern plant, including the lack of public knowledge about the types of ferns, their properties, and how to process them to be used as medicine or ornamental plants. The results of the PPM activities in Calingcing Village are expected to be able to increase the economic value of fern plants, so that the community can benefit from it.


Keywords


Bioprospeksi, tumbuhan pakis. terrarium

Full Text:

PDF

References


Adlini, M. N., Hartono, A., Khairani, M., Tanjung, I. F., & Khairuna. (2021). “Identifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara”. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 6(2): 87–94. https://doi.org/10.24002/biota.v6i1.3023

Kinho, J, dkk. (2011). Tumbuhan Obat Tradisional Di Sulawesi Utara Jilid I. Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado.

Permana, S. R. (2015). Keanekaragaman Serangga Tanah di Cagar Alam Manggis Gadungan dan Perkebunan Kopi Mangli Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Siregar, Z, A. (2009). Serangga Berguna Pertanian. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Tjitrosoepomo, G. (2011). Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Dwiartama A., Purnamahati R.R., dan, Aditya Dimas Pramudya, 2020. Arah Pengembangan Bioprospecting di Indonesia. Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia dan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung.

Efendi W.W, Hapsari F.N.P, Nuraini Z. 2013. “Studi Inventaris Keanekaragaman Tumbuhan Paku di Kawasan Wisata Coban Rondo Kabupaten Malang”. Cotigo Ergo Sum. 2 (3): 173-188.

Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sastrapradja, S. dan J. J. Afriastini. 1980. Kerabat Paku-pakuan. Bogor: Herbarium Bogoriense LIPI.

Hoshizaki dan Morgan, 2001. Botani Pteridophyta. Bogor: IPB

Drajati, W., Pratiwi, E. Herwinda, A.D Radiansyah, V.S. Nalang, B. Nooryanto, J.S. 2016. Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan 2015-2020. Indonesia: BAPPENAS.

Rahmawati, I, dan Dwi S. Nugroho, 2021. “Pengaruh Takaran Media Balithi Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Daun Leatherleaf Fern (Rumohra Adiantiformis) (G. Forst.) Ching)”; Jurnal Agroekoteknologi, 13(1): 16-28.

Ayatusa’adah dan Nor Apriyani Dewi, 2017. “Inventarisasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Di Kawasan Kampus Iain Palangka Raya Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Materi Klasifikasi Tumbuhan”. Jurnal Pendidikan Sains & Matematika, 5 (2): 50-61.

Wenni Setyo Lestari, W.S., dan Zahra Nindira, 2021. “Inventarisasi dan Identifikasi Ulang Koleksi Tumbuhan Paku Kebun Raya Bali I: Suku Pteridaceae.” Jurnal Sains dan Teknologi, 10(2): 169-180.

Hasibuan H., Rizalinda, dan Rusmiyanto P.W., 2016. “Inventarisasi Jenis Paku-Pakuan (Pteridophyta) di Hutan Sebelah Darat Kecamatan Sungai Ambawang Kalimantan Barat.” Protobiont, 5(1): 46-58.

Renjana E. dan E. Rifqi Firdiana, 2020. “Inventarisasi Dan Strategi Penataan Koleksi Pteridophyta Di Rumah Kaca Kebun Raya Purwodadi.” Bioeksperimen, 5(1): 89-100.

Fitrah H, Ardinis Arbain Adan Mildawati, 2014. “Jenis-Jenis Paku Sarang (Asplenium): Aspleniaceae di Gunung Singgalang Sumatera Barat.” Jurnal Biologi Universitas Andalas. 3(2): 141-146.

Sri Hartini. 2004. Manfaat Paku Tanduk Rusa. Warta Kebun Raya. hal. 9-14.




DOI: https://doi.org/10.15575/jak.v5i2.20297

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Al Khidmat Journal indexed by :