PERLINDUNGAN HAK-HAK PEREMPUAN DALAM FATWA MUI BIDANG MUNÂKAḤAT PERSPEKTIF MAŞLAḤAH
DOI:
https://doi.org/10.15575/as.v2i1.12353Abstract
Tulisan ini membahas tentang fatwa MUI dalam bidang hukum keluarga, ditinjau dalam perspektif maslahah. Apakah fatwa-fatwa MUI selama ini sudah mencerminkan maslahah bagi masyarakat, bukan hanya adil bagi lelaki, tetapi juga adil bagi perempuan? Selain itu, kajian ini bertujuan untuk meneliti fatwa MUI adakah telah terpengaruh dengan hukum-hukum global terkait Hak Asasi Manusia (HAM). Namun, tulisan ini hanya terbatas membahas tema nikah mut’ah, nikah nikah wisata dan nikah di bawah tangan. Metode kajian ini adalah studi literature (library research) dengan perspektif maṣlaḥah. Kajian ini menemukan bahwa fatwa MUI dalam hukum nikah mut’ah dan nikah wisata adalah haram, fatwa tersebut telah memperhatikan konsep maṣlaḥah dalam menetapkan fatwanya juga telah memenuhi perspektif gender. Namun dalam hukum nikah di bawah tangan, MUI terkesan tidak tegas dengan menfatwakan bahwa nikah sirri itu sah, artinya dibenarkan menurut agama, dengan catatan tidak terjadi pelanggaran (madarat). Apabila terjadi madarat, maka hukumnya haram. Padahal realitanya nikah di bawah tangan itu rentan terhadap penyelewengan dan sering membawa dampat buruk, terutama kepada perempuan dan anak-anaknya. Di sini MUI dalam berfatwa masih dipengaruhi fiqh klasik, meskipun memberi perhatian kepada kemaslahatan, tetapi tidak serta merta terpengaruh kepada kondisi kontekstual atau pengaruh global dimana perempuan masih banyak yang dirugikan dari pasca pernikahan sirri.
References
Al-Ab Luwis Ma’lūf al-Yasu’î, (t.th) Al-Munjid fi al-Lugah wa al-Adab wa al-‘Ulūm, (Beyrūt: Matba‘ah al-Katulikiyyah. t.t). Cet XIX.
Al-GhazÄlî, AbÅ« HÄmid, (2008), Al MustasfÄ min ‘Ilm al Usul, ‘Abdullah MahmÅ«d Muhammad Umar ( Mutaqiq). Beirut: DÄr al Kutub al ‘Ilmiyah. Cet. 1.
Al-Jaziry, Abd al-Rahman (1990), Kitâb al-Fiqh cala al-Madzâhib al-Arbacah. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
Al-’AsqalÄnÄ«, Ibn Hajar, (t.th), Fath al-BÄrÄ«, (Beirut: DÄr al-Ma’rifah), juz 9.
Al-Zuhaily, Wahbah, (1986), Uṣul Fiqh al-Islâmȋ, (Beirut: Dâr al-Fikr).
Aziz Dahlan, (2003), Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve), Jilid, I dan 3.
DP MUI, (2010), Fatwa MUI no. XX tentang Nikah Wisata, ditetapkan di Jakarta pada 13-16 Sya’ban 1431 H/ 25-28 Juli 2010 M, nomor 02/MUNAS-VIII/MUI/2010
DP MUI, (1997), Fatwa MUI no. XX tentang Nikah Mut’ah, ditetapkan di Jakarta pada 25 Oktober 1997 M/22 Jum. Akhir 1418 H.
DP MUI, (2008), Fatwa MUI no. X tentang Nikah di Bawah Tangan, ditetapkan di Jakarta pada 17 September 2008 M/17 Ramadlan 1429 H.
Eko Cahyono, (2012), Undian Berhadiah Perspektif Hukum Islam (Studi Maslahah Program Tabungan “Muamalat Berbagi Rezeki†di Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Malang), Skripsi Fakultas syariah, UIN Malang, 2012.
Kikue Hamayotsu, Conservatism Turn? Religion, State, and Conflict in Indonesia, Journal of Facific Affairs Volume87, No. 4 Desember 2014.
Ibnu al-Humam, (t.th.), Fathul Qodir, (t.t: t.p.), jil. 3.
Ibn ManzÅ«r, (1994/1414 H), LisÄn al ‘Arab, Juz II, (BeyrÅ«t: DÄr SÄdir), Cet.III.
K. Daud, Fathonah, (2018), Nikah Kontrak Modus Human Trafficking: Kritik atas Fiqh Munakahah Syiah, Al Hikmah: Jurnal Studi Keislaman 8 (2).
Khairul Al Harist, (2017), Praktek Pelaksanaan Nikah Mut;ah di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua Bogor, skripsi S-1 Syariah, UIN Jakarta, 4
MahmÅ«d ‘Abd al RahmÄn ‘Abd al Mun’im, (1999), Mu’jÄm al MustalahÄt al-AlfÄz al-Fiqhiyyah maslahah, Juz III, (QÄhirah: DÄr al Fadîlah).
Ma’ruf Amin dkk, (2011), Himpunan Fatwa MUI sejak 1975, (Jakarta: Erlangga), Majelis Ulama Indonesia,
Malthuf Siroj, (2017), Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu).
Muhammad Husain Fadlullah, (2000), Dunia Wanita dalam Islam, terjemahan Muhammad Hasyim (Jakarta: Lentera).
MuÃammad Ibn AbÅ« Bakr Ibn ‘Abd al-QÄdir al-RÄzî, (1967), MukhtÄr al-Sihah, (BeyrÅ«t: DÄr al Kutub al ‘Arabî), Cet I.
Mustafa Zayd, (2006 M/ 1427 H), Al Maslahah fi Al Tasyrî‘ al IslÄmî, (Mesir: DÄr al Yasar), Cet.III.
M. Atho Mudzhar, (1993), Fatwa-Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Sebuah Studi Pemikiran Hukum Islam di Indonesia 1975-1988 edisi dwibahasa, (Jakarta: INIS).
Saefullah, (2005), KH. Mas Mansyur Sapukawat Jawa Timur, (Surabaya: Hikmah Press)
Sahal Mahfudz, (2005), Bahtsul MasÄil dan Istinbaá¹ hukum NU: Sebuah Catatan Pendek. dalam Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes Nahdlatul Ulama 1926-1999 M (Surabaya: Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU Jatim).
Sahal Mahfudz, (1999), Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes Nahdlatul Ulama 1926-1999 M.
Sapiuddin Shidiq, Fikih Kontemporer, (Jakarta: Prenada, 2019), cet. III, 67
ShahÄ«h al-BukhÄrÄ«, (Beirut: DÄr Ibn Katsir, 1407-1987), cetakan ketiga, juz 5, hadis nomor 4858.
Tobibatussa’adah, (2009), Fatwa-Fatwa Majelis Ulama Indonesia 2005: Otoritas Keagamaan versus Liberalisme Pemikiran Islam Pasca Orde Baru, Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ma’ruf Amin dkk, (2011), (Jakarta: Erlangga), Majelis Ulama Indonesia,
Warkum Sumitro, (2016), Hukum Islam di Tengah Dinamika Sosial Politik di Indonesia, (Malang: Setara Press).
https://www2.kemenag.go.id/berita/81994/nikah-sirri-dan-nikah-kontrak-rugikan-perempuan diakses 21 Januari 2021
https://www.matamatapolitik.com/analisis-apakah-mui-tak-dapat-direformasi-jangan-terlalu-yakin/ diakses pada 15 Maret 2021, pukul 12.14