http://202.70.136.179/ http://103.88.229.68/pisang/ http://202.28.24.203/ http://203.162.246.123/ http://103.134.17.25/free/ https://storage.googleapis.com/sangpisang/index.html
Penampilan Karakter Agronomi 16 Genotip Kedelai (Glycine max L. Merrill) pada Pertanaman Tumpangsari dengan Jagung (Zea mays L.) Pola 3:1 | Wijaya | Jurnal AGRO

Penampilan Karakter Agronomi 16 Genotip Kedelai (Glycine max L. Merrill) pada Pertanaman Tumpangsari dengan Jagung (Zea mays L.) Pola 3:1


Acep Atma Wijaya(1*), Hana D Rahayu(2), Adi R. H. Oksifa(3), Meddy Rachmadi(4), Agung Karuniawan(5)

(1) Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Majalengka, Indonesia
(2) Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Majalengka Jl. K. H. Abdul Halim, No. 103. Majalengka, Indonesia
(3) , Indonesia
(4) Staf Pengajar Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jln.Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor, Indonesia
(5) Staf Pengajar Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jln.Raya Bandung – Sumedang Km. 21 Jatinangor, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat penting di Indonesia. Namun, produksi kedelai nasional belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai nasional. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pola tanam tumpangsari kedelai dengan jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mencari genotip kedelai yang mampu beradaptasi pada pertanaman tumpangsari dengan jagung pola 3:1 serta menghitung produktivitas penggunaan lahan setiap genotip pada pertanaman tumpangsari dengan jagung pola 3:1. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK). 16 genotip kedelai digunakan sebagai perlakuan, dan diulang sebanyak dua kali. Untuk melihat respons genotip pada pertanaman tumpangsari dilakukan dengan uji Least Significant Increase (LSI) pada taraf signifikansi 5%. Pendugaan produktivitas lahan pada setiap genotip dihitung berdasarkan nilai Nisbah Kesetaraan Lahan. Hasil penelitian ini menunjukkan genotip kedelai yang memperlihatkan respons paling baik pada pertanaman tumpangsari kedelai jagung dibandingkan kultivar cek untuk tinggi tanaman yaitu genotip BTN 5 dan JT 3, karakter jumlah cabang produktif yaitu genotip BTN 5, karakter luas daun dan indeks luas daun yaitu genotip JT 3, karakter sudut daun yaitu genotip CK 6, karakter bobot per plot yaitu genotip KBI 2, dan Nisbah Kesetaraan Lahan yaitu genotip CK 6 dan KBI 2.Genotip   BTN 1, BTN 2, BTN 5, CK 15, CK 6, JT 3, KA 6, KA 7, KBI 2, KH 8, Cikuray dan Malikka memiliki nilai NKL lebih besar dari 1,0.

 

Soybean is one of important agricultural commodity in Indonesia. However, the national soybean production is not sufficient to meet the needs of national soybean. Effort to do is by applying an intercropping soybean with corn. The objectives of the research was to find soybean genotypes that can adapt to intercropped plantation with corn in pattern of 3 : 1 as well as the productivity of the land use of each genotype in intercropping with maize in 3 : 1 pattern. The research used an experimental method randomized block design (RBD), 16 soybean genotypes as treatments, and repeated twice. To see the response of genotype in intercropping planting was done by using Least Significant Increase (LSI) at the level of significant 5%. Estimation of land productivity on each genotype was calculated with Land Equation Ratio value. The results showed that the best response of soybean genotype compared checks cultivar for plant height were genotype BTN 5 and JT 3, character number of productive branches was genotype BTN 5, the character of leaf area and leaf area index was genotype JT 3 , leaf angle character was genotype CK 6, characters of weights per plot was KBI 2 genotype and Land Equation Ratio value were  CK 6 and KBI 2. Genotypes of BTN 1, BTN 2, BTN 5, CK 15, CK 6, JT 3, KA 6, KA 7, KBI 2, KH 8, Cikuray and Malikka had Land Equivalent Ratio values greater than 1.0.


Keywords


Genotip kedelai; Nisbah Kesetaraan Lahan; Tumpangsari

Full Text:

PDF

References


Badan Pusat Statistik. 2015. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai Nasional Tahun 2004-2014. http://bps.go.id. [10-2-2015].

Balai Penelitian Kacang-Kacangan Dan Umbi-Umbian. 2009. Galur Kedelai Toleran Naungan. http://balitkabi.litbang.deptan.go.id. [20 -2-2015].

Bowes, G., W.L. Ogren, R.H. Hageman. 1972. Light saturation, photosynthesis rate, RuDP carboxylase activity, and specific leaf weight in soybeans grown under different light intensity. Crop Sci. 12: 77-79.

FAO, 1990. Soybean. Technology Of Production Of Edible Flours And Protein Products From Soybeans. http://www.fao.org/docrep/t0532e/t0532e02.htm. [29-12-2015)

Fu, J., C.H. Li., J.R Zao, Ma Li, and T.X. Liu. 2011. Shade tolerance indices of maize: selection and evaluation. Ying Yong Sang Tai Xue Bao. 20(11):2705-2709.

Ghulamahdi M, Melati M. Murdianto. 2009. Penerapan Teknologi Budidaya Jenuh Air dan Penyimpanan Benih Kedelai Di Lahan Pasang Surut. Laporan Akhir Program Insentif Tahun 2009. Kementerian Riset Dan Teknologi.

Liu Wei-guo, Jiang Tao, She Yue-hui, Yang Feng, Yang Wen-yu. 2011. Preliminary Studi on Physiological Response Mechanism of Soybean (Glycine max) Stem To Shade Stress At Seedling Stage. Chinese Journal of Oil Crop Sciences. 33(2).p141.

Lukitasari, M. 2006. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max). IKIP PGRI. Madiun.

Marvel, J. N., C. A. Beyrouty, and E. E. Gbur. 1992. Respon of soybean to root and canopy competition. Crop Sci. 32:797-801.

Petersen, R. G. 1994. Agricultural field experiments: design and analysis. Marcel Dekker. NY.

Purnima Dewi, Anang D. Santoso dan Fika Idah R. 2014. Skenario kebijakan peningkatan produksi kedelai nasional. Program Kreativitas Mahasiswa. Universitas Brawijaya Malang

Rachmadi, M. 2002. Analisis seleksi dan respon genotip-genotip kedelai pada lingkungan pertanaman tumpangsari kedelai/ jagung. Disertasi Program Pascasarjana. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung (tidak dipublikasikan).

Rachman Achmad, Ai Dariah, Dan Djoko Santoso. 2010. Pupuk Hijau. (Eds) Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati. R. D. M. Simanungkalit, Didi Ardi, S., Rasti Saraswati, Diah Setyorini, Dan Wiwik Hartatik. Balai Pustaka, Jakarta.

Sitompul, S.M., dan B. Guritno. 1995. Analisis pertumbuhan tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Soverda, N., Evita, Gusniwati. 2009. Evaluasi dan seleksi varietas kedelai terhadap naungan dan intensitas cahaya rendah. Zuriat 19: 86-97

Supriono, 2000. Pengaruh Dosis Urea Tablet dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Kultivar Sindoro. Agrosains 2(2): 45.

Susanto, G.W.A., dan Titik Sundari. 2011. Perubahan karakter agronomi aksesi plasma nutfah kedelai dilingkungan ternaungi. J. Agron. Indonesia. 39(1): 1-6.

Uchimiya, H. 2001. Genetic engineering for abiotic stress tolerance in plants. SCOPAS. http://www.sciencecouncil.cgiar.org.

Widiastuti, L., Tohari, E. Sulistyaningsih. 2004. Pengaruh intensitas cahaya dan kadar daminosida terhadap iklim mikro dan pertumbuhan tanaman krisan dalam pot. Ilmu Pertanian. 11: 35-42




DOI: https://doi.org/10.15575/436

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons Licence

Jurnal Agro (J. Agro: ISSN 2407-7933) by http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ja/index is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.