Respons fisiologi pertumbuhan dan hasil tiga genotip jawawut terhadap cekaman kekeringan


Yuyun Yuwariah(1*), Sheli Mustikasari Dewi(2), Warid Ali Qosim(3), Anne Nuraini(4)

(1) , Indonesia
(2) , Indonesia
(3) ,  
(4) Scopus ID: 57194573980, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Jawawut merupakan salah satu tanaman pangan lokal Indonesia yang belum banyak dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan genotip jawawut yang memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil pada berbagai tingkat pemberian air di rumah plastik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2017 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 3 ulangan. Petak utama terdiri dari tiga macam genotip yaitu genotip 44, 46, dan 48. Anak petak terdiri dari tiga taraf kapasitas lapang  yaitu 75%, 50% dan 25%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pemberian air 25% kapasitas lapang berpengaruh paling buruk terhadap  proses fisiologis pertumbuhan dan hasil tiga genotip jawawut. Genotip 44 dan 46, pada pemberian air 50 % KL menghasilkan  konduktan stomata terbaik. Genotip 46 dan 48 memberikan pengaruh paling baik terhadap proses fisiologis pertumbuhan dan hasil jawawut yaitu jumlah anakan per rumpun.

ABSTRACT

Millet is one of Indonesia's local food crops that has not been widely developed as food sources. The purpose of this study was to obtain the genotypes of millet which gave the best effect on the growth and yield at various levels of water supply in the plastic house. The study was conducted from June to September 2017 at the Experimental Station of the Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. The research used the Split Plot Design with three replications. The main plot factor consisted of three levels of treatment; genotypes 44, 46, and 48. The subplot factor consisted of three stages of different treatment of the field capacity; 75%, 50% and 25%. The results showed the treatment of 25% water to field capacity had the worst effect on the physiological process of growth and yield of three millet genotypes. Genotypes 44 and 46, at 50% field capacity, produced the best stomatal conductance. Genotype 46 and 48 showed the best response to the physiological processes for the number of tillers.


Keywords


Genotip Jawawut, Kadar Air Tanah

Full Text:

PDF

References


Anggraini, N., Faridah, E, Indrioko, S. (2015). Pengaruh cekaman kekeringan terhadap perilaku fisiologis dan pertumbuhan bibit black locust (Robinia pseudoacacia). Jurnal Ilmu Kehutanan, 9(1), 40–56.

Badan Pusat Statistik. (2016). Produksi padi, jagung dan kedelai. Statistik, 50/07/Th XVII 1 Juli 2016.

Brunda, S. M., Kamatar, M.Y., Naveenkumar, K.L., Ramling Hundekar, & Sowmya, H. M. (2015). Evaluation of foxtail millet (Setaria italic) genotype for grain yield and biophysical traits. Journal of Global Biosciences, 4(5), 2142–2149.

Evita. (2012). Pertumbuhan dan hasil kacang tanah (Archis hypogea L.) pada perbedaan tingkatan kandungan air. Jurnal Agron, 1(1), 26–32.

Farooq, M., Wahid, A., Kobayashi, N., . Fujita, D, & Basra, S. M. A. (2009). Plant drought stress : effect, mechanism and management. Jurnal Agron, 2(9), 185–212.

Gomes, F.B., Olivia, M.A., Nielke, M.S., de Almeida, A.F., Leite, H.G. L., Aquine, L. A. (2008). Photosynthetic limitations in leaves of young brazilian green dwarf coconut (Cocos nucifera L. ‘nana’) palm under wellwatered conditions and recovering from drought stress. Journal Environmental and Experimental Botany, 6(2), 195–204.

Hanum, C., Mugnisjah Q., W.,Yahya, S., Sopandy, D., Idris, K, dan Sahar, A. (2007). Pertumbuhan akar kedelai pada cekaman aluminium kekeringan dan cekaman ganda aluminium dan kekeringan. Jurnal Agritrop, 26(1), 13–18.

Lakitan, B. (2013). Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Jakarta: Rajawali Press.

Matsuura, A., Tsuji, W., Inanaga, S., Murata, K. (2012). Effect of pre-and postheading water defisit on growth and grain yield of four millet. Journal Plant Prod Sci, 15(4), 323–331.

Miswarti., Nurmala, T, & A. (2014). Karakterisasi dan kekerabatan 42 aksesi tanaman jawawut (Setaria italica L. Beauv). Litbang Pertanian Bengkulu.

Palupi, E.T, & Dedywiryanto, Y. (2008). Kajian karakter ketahanan terhadap cekaman kekeringan pada beberapa genotipe bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Jurnal Agron, 36(1), 24–32.

Pireivatlou, M.J., Qasimov, N., Maralian, H. (2010). Effect of soil water stress on yield and proline content of four wheat lines. African Journal of Biotechnology, 9, 36–40.

Purwanto, & Agustono, T. (2010). Kajian fisiologi tanaman kedelai pada berbagai kepadatan gulma teki dalam kondisi cekaman kekeringan. Jurnal Agroland, 17(2), 85–90.

Rahayu, A.Y., Haryanto, T.A.D., I. S. N. (2016). Pertumbuhan dan hasil padi gogo hubungannya dengan kandungan prolin dan 2-acetyl-1-pyrroline pada kondisi kadar air tanah berbeda. Jurnal Kultivasi, 15(3).

Rauf, A.W, & Lestari, M. S. (2009). Pemanfaatan Komoditas Pangan Lokal sebagai Sumber Pangan Alternatif di Papua. Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 54–62.

Song, N, & Yunia, B. (2011). Konsentrasi klorofil daun sebagai indikator kekurangan air pada tanaman. Jurnal Ilmiah Sains, 11(2), 169–170.

Suryaningrum, R., Purwanto, E, & S. (2016). Analisis pertumbuhan beberapa varietas kedelai pada perbedaan intensitas cekaman kekeringan. Agrotech Res J, 1(2).

Widiatmoko, T., Agustono, T., Imania, M. (2012). Pertumbuhan dan hasil beberapa genotip kedelai berbiji besar pada cekaman kekeringan diberbagai stadia pertumbuhan. Jurnal Agrin, 16(1).




DOI: https://doi.org/10.15575/4590

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons Licence

Jurnal Agro (J. Agro: ISSN 2407-7933) by http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ja/index is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.