FROM RIVERSIDE HUB TO URBAN CENTER: UNDERSTANDING THE METAMORPHOSIS OF THE SULTANATE OF DELI'S CAPITAL LANDSCAPE


Muhammad Affan(1*)

(1) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Jakarta, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRACT

The Sultanate of Deli is a sultanate located on the east coast of Sumatra that has been colonized by the Dutch since 1862. Before colonization by the Dutch, the capital of the Sultanate of Deli was located in a riverside town called Labuhan. A few decades after colonization, the Sultan of Deli moved his capital to Sultangrond in Medan Putri. The move has led to significant changes in the role of the capital of the Sultanate of Deli. The following study aims to explain the changing role played by the capital of the Sultanate of Deli before and after the move. The results of the study are expected to contribute positively to knowledge about the history of sultanates in the archipelago. The method used in this study is the literature research method. The results of the study show that the sultanate capital in Labuhan played a more complex role than the capital in Sultandgrond. Labuhan not only served as the center of the Deli Sultanate's government but also as an economic center where the Deli export and import ports were also located. Meanwhile, after the move of the capital to Sultangrond in Medan, the capital of the Sultanate of Deli no longer played the role of an economic center as before.

Keywords: Deli Sultanate, history of Islam, Labuhan, Sultangrond, East Coast of Sumatra

 

ABSTRAK

Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera yang dikolonisasi oleh Belanda sejak Tahun 1862. Sebelum di kolonisasi oleh Belanda, ibukota Kesultanan Deli berlokasi di sebuah kota tepian sungai yang bernama Labuhan. Beberapa dekade setelah kolonisasi, Sultan Deli memindahkan ibukotanya ke Sultangrond di Medan Putri. Pemindahan tersebut telah menyebabkan perubahan yang signifikan pada peran ibukota Kesultanan Deli. Kajian berikut ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan peranan yang dimainkan oleh ibukota Kesultanan Deli sebelum dan sesudah perpindahan. Hasil kajian sendiri diharapkan dapat berkontribusi positif dalam menyumbang pengetahuan mengenai sejarah kesultanan-kesultanan di Nusantara. Adapun metode yang dipergunakan dalam kajian ini adalah metode penelitian literatur. Hasil kajian menunjukkan bahwa ibukota Kesultanan di Labuhan memainkan peran yang lebih kompleks daripada ibukota yang berada di Sultandgrond. Labuhan bukan hanya berperan sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Deli melainkan juga pusat ekonomi dimana pelabuhan ekspor dan impor Deli juga berada disana. Sementara itu, setelah perpindahan ibukota ke Sultangrond di Medan, ibukota Kesultanan Deli tidak lagi memainkan peran sebagai pusat ekonomi seperti sebelumnya.

Kata kunci: Kesultanan Deli, sejarah Islam, Labuhan, Sultangrond, Pantai Timur Sumatera


Keywords


Kesultanan Deli, sejarah Islam, Labuhan, Sultangrond, Pantai Timur Sumatera

Full Text:

PDF

References


Affan, M. (2014). Sejarah Arsitektur Mesjid Raya Al Mashun, Medan (1906-1909). Suwa, 18(2), 88–107.

Akbar, A. (2018). Perkebunan Tembakau dan Kapitalisasi Ekonomi Sumatera Timur 1863-1930. Tamaddun, 6(2), 61–97.

Algemene Secretarie Groote Bundel Besluiten. (n.d.). Nota van de Wenschelijkeheid tot het Maken van Een Oceanhaven te Belawan, , No. 2114,. ANRI.

Anderson, J. (1824). An Exposition of the Political and Commercial Relations of the Government of Prince of Wales Island with the States on the East Coast of Sumatra, from Diamont Point to Siack.

Anderson, J. (1826). Mission to the East Coast in M.DCCC.XXIII, under the direction of the Government of Prince of Wales Island: Including historical and descriptive sketches of the country, an account of the commerce, population, and the manners and customs of the inhabitants, and a visit to the Batta cannibal states in the interior. William Blackwood, Edinburgh and T.Cadell, Strand, London.

Anderson, J. (1840). Acheen and the Ports on the North and East Coasts of Sumatra with Incidental Notices of the Trade in the Eastern Seas and the Aggressions of the Dutch. William H. Allen and Co, Leadenhall Street.

Asnan, G. (2016). Sungai dan Sejarah Sumatra. Ombak.

Asnan, G. (2019). Dunia Maritim Pantai Barat Sumatra. Ombak.

Avan, A. (2010). Parijs van Soematra. Rainmaker.

Barus, S., Sulistiyono, S. T., & Rochwulaningsih, Y. (2021). The Discovery of Deli Sultanate Currency in Batubara, North Sumatra. Journal of Maritime Studies and National Integration, 5(1), 42–47.

Darini, R. (2021). Deli Maatschappij’s Contribution to the Transformation of East Sumatera, 1869-1940s. Paramita, 31(1), 22–32.

Deli Spoorweg Maatschappij. (1929). Statistieken Zeven en Deertigste Jaarverslag. NV. Deli Spoorweg Maatschappij.

Djajadiningrat, R. H. (1984). Kesultanan Aceh: Suatu Pembahasan Tentang Sejarah Kesultanan Aceh Berdasarkan Bahan-Bahan Yang Terdapat Dalam Karya Melayu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pengembangan Permuseuman Daerah Istimewa Aceh.

Ghani, M. A. (2016). Jejak Planters di Tanah Deli: Dinamika Perkebunan Sumatra Timur 1863-1996. Penerbit IPB Press.

Hutagaol, N. M. (2016a). Labuan Deli Kota Pelabuhan Tradisional. Historia, 1(2), 126–138.

Hutagaol, N. M. (2016b). Pengembangan Pelabuhan Belawan dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Deli, 1920-1942. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 1(1), 40–50.

Koestoro, L. P., Jufrida, Wiradnyana, K., Purnawibowo, S., & Simatupang, D. E. (2006). Medan, Kota di Pesisir Timur Sumatera Utara dan Peninggalan Tuanya. Balai Arkeologi Medan.

Lapian, A. B. (2017). Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke 16 dan 17. Komunitas Bambu.

Nasution, A. H., & Satria, B. (2017). Labuhan Deli Sebagai Pusat Pemerintahan Kesultanan Deli Abad XVIII. Historis, 2(2), 7–14.

Pelly, U., & Ratna. (2022). Sejarah Pertumbuhan Pemerintahan Kesultanan Langkat, Deli dan Serdang. Perdana Publishing.

Pelzer, K. J. (1985). Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan. Sinar Harapan.

Ratna. (1990). Birokrasi Kerajaan Melayu di Sumatera Timur Pada Abad XIX. Universitas Gadjah Mada.

Ratna. (2006). Labuhan Deli Riwayatmu Dulu. Historisme, 22(11).

Sinar, T. L. (1991). Sejarah Medan Tempo Doeloe. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu Medan.

Sumarno, E. (2006). Mundurnya Kota Pelabuhan Tradisional di Sumatera Timur Pada Periode Kolonial. Historisme, 22(11).

Sumarno, E., Karina, N., Ginting, J. S., & Handoko. (2019a). The Cities in East Sumatra after the Development of Plantation Industry 1863-1942. Budapest International Research and Critics Institute-Journal, 2(2), 160–164.

Sumarno, E., Karina, N., Ginting, J. S., & Handoko. (2019b). The State of River Transportation after the Development of Land Transport in East Sumatra 1900-1942. Budapest International Research and Critics Institute-Journal, 2(1), 232–237.

Suprayitno, Ratna, & Handoko. (2019). Salt Trading in Deli: Relationship between Karo and Coastal Area in 19th Century. Budapest International Research and Critics Institute-Journal, 2(4), 298–305.

Suprayitno, Ratna, Rohani, Ganie, & Handoko. (2020). The Moving of Seaport from Labuhan Deli to Belawan in the Period of 1863-1942. Budapest International Research and Critics Institute-Journal, 3(4), 3308–3313.

Takari, M., B.S, A. Z., & Dja’far, F. M. (2010). Sejarah Kesultanan Deli dan Peradaban Masyarakatnya. USU Press.




DOI: https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v20i2.28083

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Al-Tsaqafa has been indexed by :

                                

                                                                                       

..........................................................................................................................................................................................................................................

Alamat Redaksi:
Lt. 2 Gedung Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. AH. Nasution No. 105 Cipadung Cibiru Bandung 40614
Telp. (022) 7810790 Fax. (022) 7803936

 

Free Hit Counters  

 

 

Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

free hit counter View My Stats