Kepemimpinan Perempuan dalam Tafsir At-Tabari dan Tafsir Al-Mishbāh


Deswanti Nabilah Putri(1*), Wildan Taufiq(2), Ahmad Izzan(3)

(1) STAI Al-Hidayah Tasikmalaya, Indonesia
(2) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(3) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya kontroversi di kalangan intelektual perihal boleh tidaknya perempuan menduduki posisi kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan bagian dari fitrah kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari. Dalam realitas kepemimpinan di masyarakat, diskriminasi dan ketidakadilan terhadap perempuan masih kerap terjadi. Yang menjadi fokus penelitian ini ialah Qs. an-Nisa’ ayat 34. Ayat tersebut disoroti sebagai larangan perempuan menjadi pemimpin. Para mufassir baik klasik maupun kontemporer berusaha mencari makna dari ayat tersebut. Dalam penelitian ini penulis akan mengkomparasikan makna Qs. an-Nisa’ ayat 34 dari salah satu tafsir klasik yaitu tafsir At-Tabari dan salah satu tafsir kontemporer yaitu tafsir Al-Mishbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan At-Tabari dan pandangan Quraish Shihab terhadap kepemimpinan perempuan dalam Qs. an-Nisa’ ayat 34 serta mengetahui apa persamaan dan perbedaan pandangan keduanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kepustakaan (library research) dengan pendekatan deskriptif analisis komparasi. Kitab tafsir At-Tabari dan Al-Misbah menjadi sumber data primer. Adapun sumber data sekunder diambil dari buku-buku yang memiliki keterkaitan dengan pembahasan tersebut. Hasil dari penelitian ini ialah Tafsir At-Tabari berpandangan bahwa Qs. an-Nisa’ ayat 34 membicarakan konteks rumah tangga yang mana laki-lakilah yang menjadi pemimpinnya. Pemimpin dalam arti tanggungjawab berupa bimbingan dan didikan dari seorang suami kepada istrinya dalam melaksanakan kewajiban kepada Allah dan suami. Namun dalam tafsirnya tidak dijelaskan lebih jauh perihal kepemimpinan perempuan di luar konteks rumah tangga. Adapun Quraish Shihab berusaha hubungkan ayat tersebut pada kenyataan sosial dan budaya yang berlaku sehingga memberi kesan bahwa al-Qur’an menjadi solusi atas setiap persoalan. Dalam hal ini menghasilkan pandangan bolehnya perempuan menjadi pemimpin di luar rumah tangga dengan syarat tidak melalaikan kewajibannya sebagai seorang istri. Persamaan antar keduanya ialah bahwa kontek dalam ayat tersebut ialah kepemimpinan dalam ranah rumah tangga. Adapun perbedaan dari pandangan kedua mufassir tersebut ialah terletak pada sumber tafsir yang digunakan dan corak penafsirannya. Hal ini berdampak pada nilai substansi penafsiran tersebut yang mana At-Tabari menyimpulkan kemutlakan kepemimpian laki-laki atas perempuan karena sebab kelebihan yang telah Allah berikan dan nafkah darinya untuk istri. Sedangkan Qurais Shihab lebih fleksibel dengan melihat sisi kemampuan tanpa mengenyampingkan fitrahnya sebagai seorang perempuan.

Keywords


Kajian perempuan; Komparasi tafsir; Tafsir Al-Tabari; Tafsir Al-Mishbah.

Full Text:

PDF

References


Abidin, M. (2011). Paradigma Tafsir Perempuan di Indonesia”. UIN Maliki Press.

Al-Qaththan, M. K. (2008). Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terj. Aunur Rafiq El-Mizani. Pustaka Al-Kautsar.

Albar, D., Rahman, M. T., SAM, M. N. B., Munawwaroh, S. M., Wasehudin, W., & Budiana, Y. (2020). Penciptaan dan Pemeliharaan Alam dalam Perspektif Al-Qur’an. Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Ali, A. dan A. Z. M. (1906). Kamus Kontemporer Al-Ashri Arab – Indonesia”.

Awaru, O. T. (2020). Sosiolosi Keluarga”. CV Media Sains Indonesia.

Febriyani, R., Rostika, I., & Rahman, M. T. (2020). Peran Keluarga dan Bimbingan Sufistik dalam Mengembangkan Religiusitas Anak. Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung. http://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/33190

Ghafur, S. A. (2008). Profil Para Mufassir al-Qur’an”. Pustaka Insan Madani.

Huriani, Y. (2021). Pengetahuan fundamental tentang perempuan. Lekkas.

Huriani, Y., Zulaiha, E., & Dilawati, R. (2022). Implementasi Moderasi Beragama di Kalangan Perempuan dalam Perspektif Penyuluh Agama di Bandung Raya. Jurnal Iman Dan Spiritualitas, 2(4), 631–642.

Jarir, A.-T. I. (1988). Jami ‘al-bayan ‘an ta’wil Ay al-Qur’an”, jilid V. Dar al-Fikri.

Khatibah, K. (2011). Iqra’: Jurnal Kepustakaan dan Informasi” (Vol. 5, Issue 01).

Kodir, F. A. (2021). Qira’ah Mubadalah”. IRCiSoD.

Mahmud, J. M. (1986). Huquq Al-Mar’at fi Al-Mujtama’ Al-Islamiy”. Al-Haiat Al-Mishriyat Al-Amat.

Manzhur, I. (2010). Lisanul Arab”. Dar Shadir.

Masrurah. (2017). Waqiatul “Kepemimpinan Perempuan Dalam Tafsir Tematik Al-Qur’an Dan Hadits. In Jurnal Qolamuna (Vol. 2).

Muhammad, H. (2019). Fiqh Perempuan”. IRCiSoD.

Mukhtar, N. (2011). Kepala Negara Perempuan Muslimah: Analisis Wacana Terhadap Tafsir Quraish Shihab”. Komunika: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 5(2).

Qardhawi, Y. (1999). Fatwa-Fatwa Kontemporer Jilid 1”. Gema Insani Press.

Rahman, M. T. (2016). Rasionalitas Sebagai Basis Tafsir Tekstual (Kajian atas Pemikiran Muhammad Asad). Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, 1(1), 63–70.

Rohman, S. (2014). Pengantar Ilmu Tafsir”. Amzah.

Shihab, M. Q. (218 C.E.). Islam yang Disalahpahami. In Perempuan (Vol. 379). Lentera Hati.

Shihab, M. Q. (1996). Membumikan al-Qur’an. Mizan.

Shihab, M. Q. (1999). Membongkar Hadits-Hadits Bias Gender”. JPRR.

Shihab, M. Q. (2002). Tafsir Al- Misbah : pesan, kesan dan keserasian Al- Qur’an. vol. 1-15. Lentera Hati.

Shihab, M. Q. (2010). Menjawab: 101 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui. Lentera Hati.

Yunus, B. M. (2016). Tafsir Tarbawī. Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, 1(1), 1–7.

Yunus, B. M., & Jamil, S. (2020). Penafsiran Ayat-Ayat Mutasyabihat dalam Kitab Shafwah Al-Tafasir (E. Zulaiha & M. T. Rahman (eds.)). Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Yunus, M., Badruzzaman, E. Z., & Sulaeman, E. (2019). Metodologi Pembelajaran Quran: Sumber Perkuliahan Pembelajaran Alquran.

Yusuf. (2013). Muhammad “Penciptaan dan Hak Kepemimpinan Perempuan dalam al-Qur’an.” Al-Fikr, 17(mor 1).

Zulaeha, E. (2016). Analisa Gender Dan Prinsip-Prinsip Penafsiran Husein Muhammad Pada Ayat-Ayat Relasi Gender. Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur ‘an Dan Tafsir, 1, 1(1), 63–70.




DOI: https://doi.org/10.15575/mjiat.v3i1.33962

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Mashadiruna: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

Published by: the Master's Program in Al-Qur'an and Tafsir at the UIN Sunan Gunung Djati Bandung.