Resistensi Arat Sabulungan terhadap Modernisasi: Analisis Kritis atas Novel Burung Kayu Karya Niduparas Erlang


Dwi Wahyuni(1*), Busro Busro(2), Anjali Sabna(3), Karen Karista(4)

(1) UIN Imam Bonjol Padang, Indonesia
(2) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(3) UIN Imam Bonjol Padang, Indonesia
(4) UIN Imam Bonjol Padang, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Pembangunan masyarakat adat sering kali menggunakan pendekatan modernisasi yang berbasis top-down. Demikian juga upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam membangun masyarakat adat Mentawai. Melalui Rapat Tiga Agama, Pemerintah memaksa masyarakat adat Mentawai meninggalkan agama leluhur mereka (Arat Sabulungan) dan memilih salah satu agama orang luar (Islam, Kristen). Pembangunan masyarakat adat dengan mengusung ideologi modernisme selalu berhadapan dengan resistensi dalam berbagai bentuknya. Karena itu, penting dilakukan studi bagaimana masyarakat adat Mentawai yang tetap menganut Arat Sabulungan melakukan resistensi terhadap ideologi modernisme yang diusung Pemerintah dalam pembangunan. Data yang bersumber dari novel Burung Kayu karya Niduparas Elang ini, dianalisis menggunakan metode studi wacana kritis model Teun A. Van Dijk yang bertujuan menganalisis bagaimana teks novel Burung Kayu merepresentasikan resistensi Arat Sabulungan terhadap ideologi modernisme. Artikel ini menunjukkan resistensi masyarakat adat Mentawai terhadap ideologi modernisme dilakukan dengan resistensi sehari-hari dalam bentuk perseteruan antar uma, perseteruan uma dengan Pemerintah, perseteruan Pemerintah dengan sikerei, dan perseteruan uma dengan orang sasareu. Perseteruan-perseteruan yang terjadi menunjukkan tidak kompatibel pendekatan modernisasi berbasis top-down dalam pembangunan masyarakat adat Mentawai.

Keywords


ideologi pembangunan; masyarakat adat; sosiologi perdesaan; suku lokal; wacana kritis

Full Text:

PDF

References


Ardhanari, M., Nugrohadi, G. E., & Viphindrartin, S. (2021). Phenomenology Study of the Socio-Economic Strengthening of the Mentawai Indigenous Peoples. Media Trend, 16(1), 123–129.

Delfi, M. (2012). Sipuisilam Dalam Selimut Arat Sabulungan Penganut Islam Mentawai Di Siberut. Al-Ulum, 12(1), 1–34.

Delfi, M. (2013). Islam and Arat Sabulungan in Mentawai. Al-Jami’ah, 51(2), 475–499.

Delfi, M. (2017). Local Belief System, Tatouage, Tradition and Adaptation in Mentawai. Borderless Communities & Nation With Borders Challenges of Globalisation, 899–911. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada & Universitas Islam Indonesia.

Dijk, T. A. van. (2015). Critical Discourse Studies: A Sociocognitive Approach. In R. Wodak & M. Meyer (Eds.), Methods of Critical Discourse Analysis 3rd Edition (pp. 62–85). Sage.

Erlang, N. (2020). Burung Kayu. Jakarta: Teroka Gaya Baru.

Febrianti. (2021, November). Arat Sabulungan dan Gempuran Agama di Mentawai. Jurnalistravel.Com.

Foucault, M. (2020). Power/knowledge. In The new social theory reader (pp. 73–79). Routledge.

Glossanto, K. (2019). Sabulungan Dalam Tegangan Identitas Budaya : Kajian atas Religi Orang Mentawai di Siberut Selatan. Universitas Sanata Dharma.

Hanani, S., & Nelmaya. (2022). Ecological Ethics in The Theological Teaching of Arat Sabulungan in Mentawai Island Indonesia. Kasetsart Journal of Social Sciences, 43(1), 102–107.

Haryatmoko. (2019). Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis): Landasan Teori, Metodologi dan Penerapan. Depok: Depok: Rajawali Pers.

Hollander, J. A., & Einwohner, R. L. (2004). Conceptualizing resistance. Sociological Forum, 19, 533–554. Springer.

Johansson, A., & Vinthagen, S. (2014). Dimensions of Everyday Resistance: An Analytical Framework. Critical Sociology, 42(3), 1–19. https://doi.org/10.1177/0896920514524604

Krissandi, A. D. S., Widanarto, S., & Utami, W. E. (2019). Posthumanisme Masyarakat Mentawai. Indonesia Di Tengah Pascahumanisme: Merumuskan Model Humanisme Baru, 9–15. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kurniawan, R. (2019). Harmonisasi Masyarakat Mentawai. Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam, 9(2), 111–118.

Markus. (2016). Perayaan Jubileum 100 Tahun Gereja Kristen Protestan di Mentawai.

Rahman, M. T. (2018). Pengantar filsafat sosial. Bandung: Lekkas.

Rozi, S., & Taufik, Z. (2020). Adaptation of Religion and Local Wisdom in Global Environmental Issues in Indonesia. Religious: Jurnal Studi Agama-Agama Dan Lintas Budaya, 4(3), 191–203.

Shields, R. (1991). Ritual pleasures of a seaside resort.

Tatubeket, R. M., Agustina, & Ef, A. (2019). Peran Musik Tuddukat dalam Ritual Arat Sabulungan di Kabupaten Mentawai. 13(1), 75–105.

Wirman, E. P., Ilham, M., Ananda, A., & Fatimah, S. (2021). The Cultural Syncretic Strategy of The Muslim Minority : A Case in the Mentawai Islands- Indonesia. 83–90.

Yulia, R., & Naldi, H. (2018). Improving the Government Policy on the Arat Sabulungan Tradition in Mentawai Islands. 10(October), 59–74.

Yulia, R., Zulfa, -, & Kaksim, -. (2019). Education Values of Arat Sabulungan Tradition in Matotonan Mentawai. 178(ICoIE 2018), 178–181.




DOI: https://doi.org/10.15575/jt.v6i1.25670

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats

________________________________________________________________________

E - ISSN : 2615-5028


TEMALI is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.>

 

Published by : Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Sponsored by : Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI)

 

Flag Counter