PENOLAKAN MENJADI AHLI WARIS DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN KUHPERDATA


Janmadika Triwardana Parenanda(1*)

(1) Fakultas Hukum Universitas Jember,  
(*) Corresponding Author

Abstract


Refusal to become an heir is one of the things that is possible in the Civil Code. The reluctance to take care of the inheritance, the amount of debt left behind, to the desire to give their inheritance to other heirs who need it more is one of the many reasons put forward by the heirs for refusing. However, the concept of refusal of this kind is not found in Islamic inheritance law. Even though the reasons above do not rule out the possibility of being experienced by Muslim heirs. Therefore this paper aims to analyze the refusal to become an heir in the perspective of Islamic law and the Civil Code. This paper uses a normative juridical research method with three (3) approaches namely, statutory approach (statute approach), conceptual approach (conceptual approach) and comparative approach (comparative approach). The conclusion that the author draws is that the Islamic inheritance system does not recognize any refusal to become an heir because the inheritance system uses the principle of ijbari. While in kuperdata, warus can refuse to become heirs as long as the refusal is made expressly before the court where the inheritance is.

Abstrak

Penolakan menjadi ahli waris merupakan salah satu hal yang dimungkinkan dalam KUHPerdata. Adanya keengganan mengurus harta waris, besarnya hutang yang ditinggalkan, hingga keinginan untuk memberikan harta waris miliknya kepada ahli waris lain yang lebih membutuhkan merupakan salah satu dari sekian banyak alasan yang diajukan ahli waris untuk melakukan penolakan. Akan tetapi kosnep penolakan semacam ini tidak ditemui dalam hukum kewarisan islam. Padahal alasan-alasan diatas tidak menutup kemungkinan juga dialami oleh pewaris muslim. Oleh karenanya tulisan ini bertujuan untuk menganalisis penolakan menjadi ahli waris dalam prespektif hukum islam dan KUHperdata. Tulisan ini menggunakan metode penelotian yuridis normatif dengan tiga (3) pendekatan yakni , pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach) dan pendekatan perbandingan (comparative approach). Adapun kesimpulan yang penulsi ambil adalah sitem kewarisan islam tidak mengenal adanya penolakan menjadi ahli waris karen sistem pewrisanya menggunakan asas ijbari. Sementara dalam kuperdata, ahli warus bisa melakukan penolakan menjadi ahli waris selama penolakan tersebut dilakukan secara tegas di hadapan Pengadiln dimana harta warisan tersebut.

Keywords


Penolakan Ahli Waris, Sistem Kewarisan Islam, Sistem Kewarisan Perdata

Full Text:

PDF

References


Abdurrahman. 2002. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.

Ali, Achmad. 2008. Menguak Tabir Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rofiq, Ahmad. 1993. Fiqhi Mawaris. Cet. I. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Ali, Zainuddin. 2014. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Cahyani, Tinuk Dwi. 2018. Hukum Waris Dalam Islam Dilengkapi Contoh Kasus Dan Penyelesaiannya. Yogyakarta: Ummpress.

Dahlan, Abdul Azis. 1997. Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid I. Jakarta: Intermasa.

Daud Ali, H. Mohammad. 2017. Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia. Depok: RajaGrafindo.

Fatmawati, Irma. 2020. Hukum Waris Perdata (Menerima Dan Menolak Warisan Oleh Ahli Waris Serta Akibatnya). Deepublish.

Ginting, Elyta Ras. 2019. Hukum Kepailitan: Pengurusan Dan Pemberesan Harta Pailit (Hukum Kepailitan Buku 3). Jakarta: Sinar Grafika.

Abubakar, H. Zainal. 1993. Kumpulan Perundang-Undangan Dalam Lingkup Peradilan Agama. Jakarta: Yayasan Al-Hikmah.

Hadikusuma, Hilman. 1994. Hukum Waris Indonesia, Menurut Pandangan Hukum Adat, Hukum Agama Hindu-Islam. Bandung: Cipta Aditya Bakti.

Hasan, M. Ali. 1996. Hukum Waris Dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Djakfar, Idris, dan Taufik Yahya. 1995. Kompilasi Hukum Kewarisan Islam. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.

Satrio, J. 1992. Hukum Waris. Bandung: Alumni.

Kartohadibroto, Soedirman. 1964. Masalah Hukum Sehari-hari. Yogyakarta: Hien Hoo Sing.

Umam, Dian Khairum. 2006. Fiqh Mewaris. Bandung: Pustaka Setia.

Khalifah. 2007. Muhammad Thaha Abul Ela. Hukum Waris. Jakarta: Tiga Serangkai.

Agung Ilham, Muhammad, dan Darmawan Darmawan. "Implementasi Pasal 183 KHI Dalam Pembagian Harta Waris Pada Surat Perjanjian Bermaterai (Perspektif Maslahah Mursalah)." Al-Qanun: Jurnal Pemikiran Dan Pembaharuan Hukum Islam, Vol. 24, No. 2 (2021): 385–416.

https://doi.org/10.15642/alqanun.2021.24.2.385-416.

Akum, Yundita Whiwing Nisya. "Kajian Yuridis Terhadap Ahli Waris Yang Menolak Menerima Harta Warisan Menurut Hukum Kewarisan Islam Dan Hukum Kewarisan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata." Repository.Unisma.Ac.Id. Accessed March 3, 2021. http://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/2127.

Anita Kamilah and M. Rendy Aridhayandi. "Kajian Terhadap Penyelesaian Sengketa Pembagian Harta Warisan Atas Tanah Akibat Tidak Dilaksanakannya Wasiat Oleh Ahli Waris Dihubungkan Dengan Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Tentang Benda (Van Zaken)." Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 1, No. 3 (February 25, 2015): 22-37.

Amanda Yulis. "Analisis Putusan Hakim Terhadap Ahli Waris Yang Berbeda Agama Dalam Perspektif Syara’: Studi Kasus No.1803/Pdt.G/2011/Pa. Sby." Jurnal As-Salam. October 9, 2022. https://jurnal-assalam.org/index.php/JAS/article/view/261.

Marzuki, Peter Mahmud. 2016. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Muchlas, Imam. 1996. Waris Mewaris Dalam Islam. Pasuruan: Garoeda Buana Indah.

Muhibbin, Moh, dan Abdul Wahid. 2022. Hukum Kewarisan Islam: Sebagai Pembaruan Hukum Positif Di Indonesia (Edisi Revisi). Yogyakarta: Sinar Grafika.

Muhibbussabry. 2020. Fiqih Mawaris. Medan: CV. Pusdikra Mj.

Muthiah, Aulia. 2017. Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Baru.

Perangin, Effendi. 2018. Hukum Waris. Depok: RajaGrafindo.

Pitlo. 1994. Hukum Waris menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata Belanda. Terjemahan M. Isa Arief. Jakarta: Intermasar.

Rahman, Fatchur. 1994. Ilmu Waris. Bandung: Alma’arif.

Satria Efendi. 2005. Problematika Hukum. Jakarta: Prenada Media.

Subekti, R. 1989. Kaitan Undang-Undang Perkawinan dengan

Penyusunan Hukum Waris. Kertas Kerja Simposium Hukum Waris Nasional. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Kehakiman.

Subekti. 2001. Pokok-pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa.

Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simajuntak. 2001. Hukum Waris Islam: Lengkap & Praktis. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Suparman, Eman.2005. "Hukum Waris Indonesia" dalam Perspektif Islam, Adat, dan BW. Bandung: Refika Aditam.

Susanti, Dyah Ochtorina, dan A'an Efendi. 2014. Penelitian Hukum (Legal Research). Jakarta: Sinar Grafika.

Usman, Suparman, dan Yusuf Somawinata. 1997. Fiqh Mamaris Hukum Kewarisan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.




DOI: https://doi.org/10.15575/vh.v5i1.26558

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Varia Hukum Index by:

 

Sharia and Law Faculty State Islamic University of Sunan Gunung Djati Bandung

Jl. Raya A.H. Nasution No. 105 Cibiru Kota Bandung, 40614
Tlp/Fax: +022-7802278 Faks. 022-7802278
E-mail: Ilmu.hukum@uinsgd.ac.id
Website : https://ilmuhukum.uinsgd.ac.id/

VARIA HUMUM

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.