MAKNA AL-MUTAKABBIR DALAM ALQURAN (STUDI KAJIAN SEMANTIK)


Nuri Meilan(1*), Kholid Al-Walid(2), Solehudin Solehudin(3)

(1) Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jl.A.H.Nasution 105 Cibiru Bandung 40614, Indonesia,  
(2) Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jl.A.H.Nasution 105 Cibiru Bandung 40614, Indonesia,  
(3) Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jl.A.H.Nasution 105 Cibiru Bandung 40614, Indonesia,  
(*) Corresponding Author

Abstract


Takhallaqū bi akhlākillāh ‘berakhlaklah kamu seperti akhlaq Allah’, jika Hadith tersebut mesti dijadikan acuan untuk berakhlak maka ada beberapa persoalan dari al-Asmā’ al-Husnā diantaranya al-Azīz, al-‘Alī, al-Jabbār, al-Qahhār, al-Mutakabbir, dll. Sifat-sifat ini walaupun namanya sama dengan yang dinisbatkan pada manusia, namun mempunyai hakikat yang berbeda. Salah satunya adalah al-Mutakabbir (Yang memiliki segala keagungan). Jika merujuk kepada Hadith di atas tentu  bertentangan dengan ayat Alquran dan Hadith yang jelas mengatakan bahwa manusia dilarang bersikap sombong dan balasan yang berbuat sombong adalah neraka. Penelitian ini membahas makna lafal  al-Mutakabbir melalui pendekatan Semantik, jenis penelitian kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data library research (penelitian kepustakaan). Metode yang digunakan adalah deskriptif analysis yaitu menganalisis memaparkan dan menganalisis lafal  al-Mutakabbir dalam Alquran. Hasil dari penelitian ini ialah lafal  al-Mutakabbir berasal dari kata kabura mempunyai makna besar. Sedangkan jika dilihat dari kamus-kamus bahasa Arab kata kabura artinya mengagungkan, sombong, menjadi besar, membesarkan, lawan dari kata shagura (kecil), pembesar (pemimpim), sesuatu yang lebih tua atau lebih utama. Kata al-Mutakabbir ini selalu dikaitkan dengan dua subjek/ pelaku berbeda.  Subjek yang ditujukkan kepada Allah Swt., memiliki tendensi makna positif, sama dengan al-Asmā’ al-Husnā. Subjek kedua ditujukan kepada manusia yang memiliki makna negatif. 


Keywords


al-Mutakabbir; semantik; al-Asmā’ al-Husnā.

Full Text:

PDF

References


Hidayat, Ahmad. Teologi Qur’āni. Bandung: Gunung Djati Press, 1998.

al-Ghazali, Abu Hamid. Tauhidullah: Risalah Suci Hujjatul Islam. Cet. III. Surabaya: Tp, 2001.

Shihab, Quraish. Menyingkap Tabir Ilahi (Asmā’ al-Husnā dalam perspektif al-Qur’ān). Jakarta: Lentera Hati, 2003.

J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Terj. Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

‘Abdul Bāqī, Muh}ammad Fu’ad Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfādz Al-Qur’ān Al-Karīm. Kairo: Dār Al-Hadīth, 2007.

Izutsu, Thoshihiko. Konsep-Konsep Etika Religius Dalam Qur’ān. Terj. Agus Fahri Husein dkk. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993.

Mustofa Umar, Konsep Kufur Dalam Al-Qur’ān Dan Proyeksinya Terhadap Teks Hadits, dalam jurnal Al-Risalah Volume 12 Nomor 1 Mei 2012.

Al-Ishfahāni, Abu Qāsim al-Husain bin Muhammad al-Ma’ruf al-Rāghib. Mufradāt fīGharīb Al-Qur’ān, jilid 1.Beirut : Mauqi’u Ya’sub,tt.

Abdul Jabbar, M. Duha dan N. Burhanudin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’ān Shara Alfāzhal-Qur’ān.Bandung: Fitrah Rabbani: 2012.

Jamaluddīn Muhammad ibn Mukarram ibn Ali, Lisān al-Arābi ibn Mandzur, jilid 5. Kairo: Dār Ma’arif, tt.

Fakhruddin, Ensiklopedia Al-Qur’ān, Jilid II: M-Z. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

al-‘Ajalūnī, Ismail bin Muhammad. Asna Al-Mathālib Fī Aḥādith Mukhtalipāt Al-Marātib (Aplikasi Maktabah Syamilah).

al-Ghazali, Iḥyā’ ‘Ulumudīn, Jilid 7. Kairo: Dār al-Hadits. Terj. Ibnu Ibrahim Ba’adillah. Jakarta: Republika, tt.




DOI: https://doi.org/10.15575/al-bayan.v2i1.1807

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Nuri Meilan, Kholid Al-Walid, Solehudin Solehudin

Lihat Statistik View MyStat

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.