KAJIAN INTERTEKSTUALITAS TAFSIR AYAT ASH-SHIYAM KARYA MUHAMMAD BASIUNI IMRAN DAN TAFSIR AL-MANAR KARYA MUHAMMAD RASYID RIDHA


Ihsan Nurmansyah(1*)

(1) , Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Tulisan ini membahas tentang kajian intertekstualitas dalam Tafsir Ayat ash-Shiyam karyaMuhammad Basiuni Imran (1302-1396 H/1885-1976 M). Tafsir tersebut ditulis pada tahun 1936 M, dengan menggunakan aksara Jawi, bahasa Melayu dan tipologi tafsir klasik Nusantara yang masih sederhana. Dari hasil penelaahan awal, disinyalirbahwa tafsir inimerupakan terjemahandariTafsir al-Manar karya Muhammad Rasyid Ridha.Oleh karena itu, untuk membuktikan keterpengaruhan tersebut, maka tulisan ini menggunakan kajian intertekstualitas yang diintrodusir oleh Julia Kristeva. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penulisan Tafsir Ayat ash-Shiyam sangat dipengaruhi oleh Tafsir al-Manar. Hal ini terjadi karena memang Muhammad Basiuni Imran sangat mengagumi sosok gurunya yakni Muhammad Rasyid Ridha. Sebelum menuliskan tafsirnya, Basiuni Imran telah mempelajari Tafsir al-Manar serta mengajarkannya dalam pengajian rutin seminggu sekali di Masjid Jami’ Keraton Sambas. Berdasarkan hasil penelaahan, dapat dikatakan bahwa Tafsir Ayat ash-Shiyam adalah versi terjemahan dari Tafsir al-Manar. Upaya yang dilakukan oleh Basiuni Imran adalah dengan mengalih bahasakan Tafsir al-Manar ke dalam bahasa lokal,  yakni bahasa Melayu dan ditulis memakai aksara Jawi. Selain itu, perubahan yang dilakukan adalah dengan meringkas substansinya dengan mempertimbangkan kondisi, realitas, kultur dan kapasitas masyarakatnya sehingga akan lebih responsif, akomodatif dan mudah menangkap pesan-pesan yang terkandung dalam tafsir tersebut.


Keywords


Intertekstualitas; Tafsir Ayat ash-Shiyam;Tafsir al-Manar.

References


Abdul Jabbar, Luqman. “Tafsir Al-Qur`an Pertama Di Kalimantan Barat (Studi Naskah Kuno Tafsir Surat Tujuh Karya Maharaja Imam Kerajaan Sambas 1883-1976 M).”Khatulistiwa: Journal of Islamic Studies5, no. 1 (2015).

Arsam, Hawasi Bin, Ah. Munif Suratmaputra dan Wendi Parwanto. “Naskah Tafsir Ayat Ash-Shiyam Karya Muhammad Basiuni Imran, Sambas, Kalimantan Barat (Studi Kritis Atas Genealogi dan Epistemologi Tafsir).” Penelitian Diktis Kementerian Agama RI, 2019.

Collins, James T. Bahasa Melayu, Bahasa Dunia – Sejarah Singkat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.

Erwin. “Kontribusi Maharaja Imam H. Muhammad Basiuni Imran dalam Pendidikan Islam di Kerajaan Sambas, Kalimantan Barat (1915-1950).” Disertasi UIN Sunan Gunung Djati, 2018.

Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir Indonesia: Dari Hermeneutika hingga Ideologi. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2013.

Gusmian, Islah. “Bahasa dan Aksara dalam Penulisan Tafsir al-Qur’an di Indonesia Era Awal Abad 20 M.” Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis5, no. 2(2015).

Imran, Muhammad Basiuni.Tafsir Ayat Ash-Shiyam, Manuskrip. Sambas, Kalimantan Barat: 1936.

Kusnoto, Yuver dan Haris Firmansyah. “Eksistensi Istana Kerajaan di Kalimantan Barat Sebagai Sumber Belajar Sejarah.” Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah 4, no.1 (2016).

Musa, Pabali H. Sejarah Kesultanan Sambas Kalimantan Barat. Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2003.

Mustansyir, Rizal. Kearifan Lokal Masyarakat Melayu Sambas dalam Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM, 2015.

Nasrullah, Ahmad M. Sewang, Syamsudduha dan Nurman Said, “Pembaruan Pemikiran Pendidikan Islam Muhammad Basiuni Imran (1906-1976 M).” Jurnal Diskursus Islam06, no.1(2018).

Nur Haris, Didik M. dan Rahimin Affandi. “Akar Tradisi Politik Sufi Ulama Kalimantan Barat Abad Ke-19 dan 20.”Ijtimaiyya:Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam 10, no. 1 (2017).

Nur Haris, Didik M. dan Rahimin Affandi. “Pemikiran Keagamaan Muhammad Basiuni Imran‎‎”. al-Banjari: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Keislaman 16, no. 2 (2017).

Ridha, Muhammad Rasyid.Tafsir al-Manar. Cairo: Dar al-Manar, 1947.

Rokhmansyah, Alfian. Teori Filologi Edisi Revisi. 2018.

Salim, Moh. Haitami, dkk. Sejarah Kesultanan Sambas, Kalimantan Barat. Jakarta:Puslitbang Lekturdan Khazanah Keagamaan RI, 2011.

Siregar, Hamka. “Dynamics of Local Islam: Fatwa of Muhammad Basiuni Imran, The Grand Imam of Sambas, On The Friday Prayer Attended by Fewer Than Forty Peopl.” al-Albab: Borneo Journal of Religious Studies (BJRS) 2, no. 2, (2013).

Subhan, Arief. Lembaga Pendidikan Islm Indonesia Abad ke-20: Pergumulan antara Modernisasi dan Identitas. Jakarta: Kencana, 2012.

Sulaeman, Otong. “Estetika Resepsi dan Intertekstualitas: Perspektif Ilmu Sastra Terhadap Tafsir al-Qur’an.”Tanzil: Jurnal Studi al-Qur’an1, no. 1 (2015).

Syarif, “Corak Pemikiran Islam Borneo (Studi Pemikiran Tokoh Muslim Kalimantan Barat Tahun 1990-2017),” at-Turats: Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam 12, no.1 (2018).

Taufik, Wildan. “Pepujian (Shalawatan) Sebelum Shalat Berjama’ah: (Suatu Pendekatan Semiotik).” Jurnal al-Tsaqafa 15, no. 1(2018).

Parwanto, Wendi. “Struktur Epistemologi Tafsir Surat Tujuh Karya Muhammad Basiuni Imran, Sambas, Kalimantan Barat.”Tesis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019.

Parwanto, Wendi. “Struktur Epistemologi Naskah Tafsir Surat al-Fatihah Karya Muhammad Basiuni Imran Sambas, Kalimantan Barat,” Jurnal at-Tibyan: Jurnal Ilmu al-Qur;an dan Tafsir 4, no. 1 (2019).

Widodo, Aris. “The Spiritual Journey and The Unitive Experience: A Semantic Analyaia On The Concept of Wusul in Six Kitab of Tariqah Qadiriyyah wa Naqshabandiyyah,” Ulumuna: Journal of Islamic Studies 20, no. 2, (2016).




DOI: https://doi.org/10.15575/al-bayan.v4i1.4792

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Ihsan Nurmansyah

Lihat Statistik View MyStat

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.