MAKNA QIRAAH DAN TILAWAH DALAM ALQURAN PERSPEKTIF TEORI ANTI SINONIMITAS MUHAMMAD SYAHRUR


Sandi Wahid Rahmat Nugraha(1*), Irwan Abdurrohman(2)

(1) UIN Sunan Gunung Djati Bandung,  
(2) UIN Sunan Gunung Djati Bandung,  
(*) Corresponding Author

Abstract


Sinonimitas makna sebuah kata dalam bahasa manapun merupakan hal yang lazim terjadi. Menurut pandangan umum, Alquran pun tidak terlepas dari unsur sinonimitas ini, sebab - meski ia wahyu Tuhan yang bersifat transenden - Alquran telah mewujud dalam bentuk teks berbahasa Arab. Namun, benarkah Alquran mengakui adanya sinonimitas? Muhammad Syahrur dengan teori anti-sinonimitasnya meyakini bahwa setiap kata dalam Alquran bersifat unik, sehingga tidak ada dua kosakata atau lebih yang sinonim. Penelitian ini ingin membuktikan gagasan anti-sinonimitas Syahrur tersebut dengan mengambil kasus pada kosakata yang selama ini dianggap sinonim, yaitu kata qirā’ah dan tilāwah. Tujuan penelitian ini adalah memahami hal-hal yang menyebabkan munculnya teori anti sinonimitas Syahrur, dan menemukan perbedaan yang kontras dan signifikan antara kedua kata yang dianggap sinonim tersebut. Karena, Syahrur berteori bahwa menerima sinonimitas sama dengan menolak historisitas bahasa,  apalagi pada kasus Alquran yang penuh mukjizat. Metode penelitian ini menggunakan pisau analisis semantik yang kemudian dikorelasikan dengan perspektif teori anti-sinonimitas Syahrur. Penelitian ini pada akhirnya membenarkan teori anti-sinonimitas Syahrur. Setelah dilakukan telaah secara semantik, ternyata kedua kata itu memiliki perbedaan makna yang cukup signifikan. Dalam perspektif Syahrur, qirā’ah dalam konteks sekarang adalah tindakan menelaah, mengkaji atau melakukan penelitian terhadap suatu hal; sedangkan tilāwah adalah seminar ilmiah.


Keywords


qirā’ah; tilāwah; sinonimitas; Syahrur.

References


Al-Sabt, K. bin U. (1421). Qawā’id al-Tafsīr Jam’an wa Dirāsatan. Dar al-Affan.

Arifin, E. Z. (2015). “Kesinoniman dalam Bahasa Indonesia”,. Pujangga: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 1(1), 7.

Baqi, M. F. A. (n.d.). Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfāẓ Al-Qur’ān Al-Karīm. Maktabah Dahlan.

Harb, A. (2003). Kritik Nalar Al-Quran, trans. M. Faisol Fatawi. LKiS.

Hidayat, A. (2017). “Metode Penafsiran Alquran Menggunakan Pendekatan Linguistik: Telaah Pemikiran M. Syahrur”,. Jurnal Madaniyah, 7(2), 207.

Ismail, E. (2016). “Analisis Semantik pada Kata aḥzāb dan Derivasinya dalam Alquran”,. Al-Bayan: Jurnal Studi Alquran Dan Tafsir, 1(2), 142.

Izutsu, T. (2003). Relasi Tuhan dan Manusia Pendekatan Semantik Terhadap Alquran, trans. Aguslim Fahri Husein dkk. Tiara Wacana.

Malik, A. (2017). “Tafsir Alqur’an Paradigma Integratif: Studi Atas Qirā’ah Althaniyah Muhammad Syahrur”,. Jurnal Pemikiran Islam Dan Filsafat Al-A’raf, XIV(1), 120.

Mubarok, A. Z. (2007). Pendekatan Strukturalisme Linguistik dalam Tafsir Alqur’an Kontemporer Ala Syahrur. eLSAQ Press.

Shihab, M. Q. (2015). Kaidah Tafsir. Lentera Hati.

Syahrur. (n.d.). Al-Kitāb wa Al-Qur’ān: Qirā’ah Mu’āṣirah.

Syahrur, M. (1994). Dirāsāt al-Islāmiyāt al-Mu‘āṣirah fi al-Daulah wa al-Mujtama‘. al-Ahali li al-Tiba’ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi’.

Syahrur, M. (2015). Al-Kitāb wa Al-Qur’ān: Qirā’ah Mu’āṣirah,trans. M. Firdaus. Marja.

Syahrur, M. (2018). “The Book and The Quran – Dr.Mohamad Shahrour (episode.1),.”

Yusuf, M. (2014). “Bacaan Kontemporer: Hermeneutika Alquran Muhammad Syahrur”,. Jurnal Diskursus Islam, 2(1), 55.

Zenrif, M. F. (2008). Sintesis Paradigma Studi Alquran. UIN Malang Press.




DOI: https://doi.org/10.15575/al-bayan.v5i1.8939

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Sandi Wahid Rahmat Nugraha, Irwan Abdurrohman

Lihat Statistik View MyStat

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.