Pribumisasi Dalam Pandangan Abdurahman Wahid


A. Soheh Mukarom(1*)

(1) Jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunang Djati Bandung Jl.A.H. Nasution 105 Cibiru,Bandung 40614.Indonesia, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Indigenization (pribumisasi) of Islam in Java can not be compared to syncretism because it only involves local culture in defining Islamic laws without changing its substances to meet local culture. Indigenization as Wahid means is how Islamic doctrines are interpreted so that local culture is valid in terms of Islamic jurisprudences. On the other hand, syncretism is mixing two or more religious beliefs and as a result it makes another and new form of belief as exemplified in ritual practice of a thousand deity temple in India.


Keywords


indigenization (Pribumisasi), local culture, Arabisasi, Nash

References


Bahtiar Efendy, Islam dan Negara: Transformasi dan Praktek Politik Islam di Indonesia, Paramadina, Jakarta, 1998.

M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, terj Dharmono Hardjowijono, Gadjah Mada University Press, Yogakarta, 1992

Kuntowijoyo, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1994.

Tim INCReS, Beyond The Symbols. Jejak Antro[pologis Pemikiran dan Gerakan Gusdur, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000.

Wahid, Abdurrahman, “Pribumisasi Islam”, dalam Muntaha Azhari dan Abdul Mun‟im Saleh (eds.), Islam Indonesia Menatap Masa Depan, Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Jakarta, 1989.

-------, “Salahkah Bila Dipribumikan” dalam Muhammad Saleh Isre (ed.), Tuhan Tidak Perlu Dibela, LKIS, Yogyakarta, 2000.

------- ,. Kiai Menggugat Gus Dur Menjawab:

Sebuah Pergumulan Wacana dan Transformasi, Fatma Press, Jakarta, 1989.

-------, “Merelevansikan Bukannya Menghilang-kan” dalam Amanah, Agustus 1987.

--------, “Agama Ideologi dan Pembangunan” dalam Muhammad Shaleh Isre (ed), Prisma, Pemikiran Abdurrahman Wahid, LKiS,

Yogyakarta, 2000.

-------- , “Antara Asas Islam dan Asas Pancasila”, dalam Zaini Shafari Al Raef dan Andri Taufik H. Membangun Demokrasi, Remaja Rosdakarya, Bandung: 2000.

--------, “Masa Islam dalam Kehidupan Bernegara dan Berbangsa”, dalam Prisma No. Ekstra. 1984.

--------, “Merumuskan Hubungan Ideologi Nasional dan Agama”, dalam Majalah Aula Tanpa tempat terbit, Mei 1985.

--------, “Islam Punyakah Konsep Kenegaraan”, dalam Muhammad Shaleh Isre (ed), Tuhan Tidak Perlu Dibela, LKiS, Yogyakarta, 2000.

--------, “Sekuler tidak Sekuler”, dalam Muhamad Shaleh Isre (ed). Tuhan Tidak Perlu Dibela., LKiS, Yogyakarta, 2000.




DOI: https://doi.org/10.15575/rjsalb.v2i1.2217

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 A. Soheh Mukarom

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Department of Religious Studies Faculty of Ushuluddin Building 3rd Floor

Jl. Raya A.H. Nasution No. 105 Bandung, 40614,

Tel: (022) 7802275

Fax: (022) 780-3936

_____________________________________________________________________________________________________

Religious: Jurnal Studi Agama-Agama dan Lintas Budaya is Indexed By:

_____________________________________________________________________________________________________

Lihat Statistik Religious View MyStat

 

Lisensi Creative Commons

This work is licensed under Attribution-ShareAlike 4.0 International