EKSISTENSI MANUSIA DALAM REPRESI PERADABAN MODERN (Studi Kritis Terhadap Pemikiran Herbert Marcuse)


Ai Rosmiati(1*)

(1) UIN Sunan Gunung Djati Bandung,  
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstrak

Kemajuan teknologi seharusnya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi manusia. Sehingga manusia mempunyai waktu yang banyak untuk mendapatkan kebebasannya. Namun kenyataan itu hanya terlahir dalam mimpi. Ketika teknologi secara terang-terangan mengawinkan kekuasaannya dengan sistem politik, secara sah telah melahirkan penindasan yang tak terkendalikan terhadap kebebasan manusia. Manusia digiring masuk dalam dunia ‘entah berantah’ yang terjauh dari dunia eksistensinya, dan seketika menegaskan dirinya sebagai ‘mayat-mayat’ hidup yang harus berkerumun dalam sebuah sistem penindasan. Pada posisi ini, Herbert Marcuse sebagai seorang pemikir yang mencoba membedah problem eksistensi manusia dalam sebuah analisis yang lebih mendalam, memulai pembongkaran sistem penindasan ini dengan beranjak dari dunia alam bawah sadar manusia yang telah terepresi. Marcuse menempatkan problem represi manusia dalam kacamata yang berbeda. Marcuse melihat bahwa represi pada batasnya, dibutuhkan dalam menyokong terbentuknya sebuah peradaban yang sehat. Namun, ketika represi dipergunakan sebagai sebuah situasi yang melebih-lebihkan represi (surplus respesi) demi suatu kepentingan kelompok, maka akan menimbulkan sebuah penindasan manusia. Kenyataan tersebut, telah melahirkan sebuah ketertarikan yang mendalam terhadap pemikiran Herbert Marcuse dan menggiring penulis untuk melacak kembali problem eksistensi manusia dalam peradaban modern yang telah melahirkan sebuah sistem penindasan. Dalam analisisnya yang membedah persoalan represi manusia dengan beranjak dari alam bawah sadar manusia, Marcuse menyimpulkan bahwa manusia mampu membebaskan dirinya hanya melalui perubahan yang mendalam terhadap sifat represi teknologi dan industri modern, sehingga sifat represifnya tidak lagi memperbudak manusia. Terlepas dari karakter utopis yang terlihat dalam pemikirannya, secara umum pemikirannya telah memberikan analisis yang tajam yang bisa dibaca ulang sebagai dasar kerangka yang lebih kokoh dalam usaha mewujudkan pergerakan peradaban yang lebih baik.


Keywords


Eksistensi manusia , pemikiran herbert Marcuse

Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Adelbert Snijders. (2004). Antropologi Filsafat: Manusia, Paradoks dan Seruan. Kanisius: Yogyakarta.

Ali Mudhofir. (2001). Kamus Filsuf Barat. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Anton Bakker & Achmad Charris Zubair. (2002). Metode Penelitian Filsafat. Kanisius: Yogyakarta.

Bambang I. Sugiharto. (1996). Postmodernisme: Tantangan bagi Filsafat. Kanisius: Yogyakarta.

Dominic Strinati. (2003). POPULER CULTURE Pengantar Menuju Teori Budaya Populer. Bentang: Yogyakarta.

Erich Form. (1995). Masyaraat yang sehat. Yayasan Obor: Jakarta.

F Budi Hardiman. (2004). Filsafat Modern Dari Machiavelli sampai Nietzsche, Gramedia: Jakarta.

___________ (2007). Fisafat Pragmentaris. Kanisius: Yogyakarta.

___________(2003). Heideger dan Mistik Keseharian ‘Suatu Pengantar Menuju Sein Und Zeit’. Gramedia: Jakarta (2005). Memahami Negativitas. Kompas: Jakarta.

_______(2009). Kritik Ideologi. Kanisius: Yogyakarta.

Frans Magnis-Suseno. (2005). Pijar-Pijar Filsafat. Kanisius: Yogyakarta.

Fuad Hasan. (1992). Berkenalan Dengan Eksistensialisme. Pustaka Jaya: Jakarta.

Herbert Marcuse. (2000). Manusia Satu Dimensi. Terj. Silvester G. Syukur dan Yusup Priyasudiarja. Yayasan Bentang Budaya: Yogyakarta.

K. Bertens. (1996). Filsafat Barat Kontemporer Prancis. Gramedia: Jakarta.

_________(1996). Filsafat Barat Kontemporer Jerman. Gramedia: Jakarta.

Linda Smith dan William Raeper. (2000). IDE-IDE: Filsafat dan Agama, Dulu dan Sekarang. Kanisius: Yogyakarta.

Martin Jay. (2005). Sejarah Mazhab Frankfurt. Terj. Nurhadi. Kreasi Wacana: Yogyakarta.

M. Sastrapratedja. (1982). Manusia Multi Dimensional. Gramedia: Jakarta.

St. Sunardi. (1996). Nietzsche. LkiS Pelangi Aksara: Yogyakarta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Yasrap Amir Pilialang. (2003). Hipersemiotika ‘Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna’. Jalasutra: Yogyakarta.

Yus Badudu. (2003). kamus;kata-kata serapan asing dalam bahasa Indonesia. Penerbit Kompas: Jakarta.

Zainal Abidin. (2000). Filsafat Manusia. Rosda Karya: Bandung.

Sumber lain :

Budiono Kusumohamidjojo. (26 September 2010). Dialog Kebudayaan Menuju Ko-eksistensi Damai Peradaban. Makalah untuk presentasi pada Extension Course Filsafat (ECF) “Evolusi Peradaban”. Fakultas Filsafat Universitas Parahiyangan: Bandung.

F Budi Hardiman. (13 Juni 2009). Humanisme dan Para Kritikusnya. Makalah dalam rangkaian Kuliah Umum “Memikirkan Ulang Humanisme”. Komunitas Salihara: Jakarta.

Goenawan Muhammad. (26 September 2010). Peradaban dan Lawan-Lawannya. Makalah untuk presentasi pada Extension Course Filsafat (ECF) “Evolusi Peradaban”. Fakultas Filsafat Universitas Parahiyangan: Bandung.

Justin Pa'at. (12:46, 09/06/2011). Kebudayaan yang Menindas (Pandangan Herbert Marcuse tentang Budaya). http://ryandgr.blogspot.com /2010/11/filsafat.html




DOI: https://doi.org/10.15575/jaqfi.v4i2.9371

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam

Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Email: jaqfi@uinsgd.ac.id

e-Issn: 2541-352X


 



Indexed By:

 Dimensions Crossref SINTA Portal Garuda Google Scholar Index Copernicus
View MyStat View MyStat