Gambaran Coping Strategy pada Remaja Puteri yang Melakukan Pernikahan Dini
Main Article Content
Abstract
The adolescents usually spent time as a student. However, there were adolescents who married early which may cause them to lose one of the most important duties in their adolescences period, such as preparing for marriage and household. Adolescents who married in early age have a new role in their life as an adult. Marriage life came with its own problems that may cause stressors. Stressors can be solved by individual’s coping strategies. Coping is the way individual deal with stressful situation. The purpose of this study was to explore the coping used by married adolescents at the age of 15-16 years old in Bandung. This study used qualitative method and phenomenology research with three key informants. The results of this study show that three subjects used emotion-focused coping more dominant than problem-focused coping. The reason was the subjects mostly use feeling and show emotional signs when they have problems.
Article Details
The author whose published manuscript approved the following provisions:
1. The right of publication of all material published in the journal / published on the E-Journal of Psychology website is held by the editorial board with the knowledge of the author (moral right remains the author of the script).
2. The formal legal provisions for access to digital articles of this electronic journal are subject to the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike license (CC BY-SA), which means that the Journal of Psychology reserves the right to save, transmit media / format, manage in database form, , maintain, and publish articles without requesting permission from the Author as long as it continues to include the name of the Author as the owner of Copyright.
3. Printed and published print and electronic manuscripts are open access for any purposes. In addition to these objectives, the editorial board shall not be liable for violations of copyright law.
Â
References
Alwisol. (2014). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.
Ageng. (17 Januari, 2017). Angka pernikahan dini di Bandung Barat masih tinggi. Fokus Jabar. Diakses pada 15 Agustus, 2017, dari http://fokusjabar.com/2017/01/17/angka-pernikahan-dini-bandung-barat-masih-tinggi/
Bungin, B. (2008). Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Bruce, J. (2007). Child marriage in the context of the HIV epidemic. Brief Journal, 11(2), 1-4.
Casmini. (2002). Pernikahan dini dalam perspektif psikologi dan agama. Jurnal Aplikasi Ilmu Agama, 3(1), 45-57.
Dariyo, A. (2004). Memahami psikologi perceraian dalam kehidupan keluarga. Jurnal Psikologi, 2(2), 94-100.
Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda Karya.
Dewi, E., Basti. (2008). Konflik perkawinan dan model penyelesaian konflik pada pasangan suami isteri. Jurnal Psikologi, 2(1), 42-51.
Fadliyana, E. & Larasati. (2009). Pernikahan usia dini dan permasalahannya. Jurnal Sari Pediatri, 11(2), 135-140.
Gilarso, T. (2003). Moral keluarga. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Guritnaningsih, A.S., & Lucia. M.R. (2009). Teknik penulisan laporan penelitian kualitatif. Jakarta: LPSP3 (Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Hurlock, E. B. (1994). Psikologi perkembangan, suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. (2002). Psikologi wanita jilid 1: Mengenal gadis remaja dan wanita dewasa. Bandung: Mandar Maju.
Kementerian Kesehatan. (2013). Riset kesehatan dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Khairunnisa, D., & Setiali. A. (2016). Tingkat stres pada remaja wanita yang menikah dini di Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta. Jurnal Imu Keperawatan, 4(2), 67-76.
Landung, J., Ridwan, & Dzulkifli. (2009). Studi kasus kebiasaan pernikahan dini pada masyarakat Kecamatan Sanggalani Kabupaten Tana Toraja. Jurnal MKMI, 5(4), 89-94.
Lazarus, R., & Folkman. (1984). Stress, appraisal and coping. New York: Springer Publishing Company.
Nurdjanah, A., & Asyanti, S. (2015). Permasalahan pada remaja yang menikah dini di Surakarta. Jurnal Keperawatan, 11(2), 54-65.
Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human development: Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana.
Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta: LPSP3 (Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi) Fakultas Psikogi UI.
Raharjo, I. T., Puspitawati, H. & Krisnatuti, D. (2015). Tekanan ekonomi, manajemen keuangan dan kesejahteraan pada keluarga muda. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, 8(1), 38-48, ISSN: 1907 - 6037.
Rahman, A. A. (2016). Metode penelitian psikologi: Langkah cerdas dalam menyelesaikan skripsi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rice, F. P. (1990). The adolescent development, relationship & culture (ed. 6). Boston: Ally & Bacon.
Santrock, J. W. (2007). Remaja (ed. 11). Jakarta: Erlangga.
Sears, D. O., Freedman, J. L & Peplau, L. A. (1994). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga.
Sutanto, L. (2013). Kiat jitu menulis skripsi, tesis dan disertasi. Jakarta: Erlangga.
Tydar. (2012). Faktor serta dampak pernikahan dini di Desa Nglamuk, Kelurahan Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung. Jurnal Keperawatan, 13(3), 72-83.
Ulfiah. (2016). Psikologi keluarga: Pemahaman hakikat keluarga dan penanganan problematika rumah tangga. Bogor: Ghalia Indonesia.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 1 Pasal 1 Ayat 7 Tahun 1974: Perkawinan.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009: Kesehatan.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1992: Perkembangan Penduduk dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
Yahya, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana.