ARGUMEN FATWA MUI TENTANG PLURALISME AGAMA DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA


Zainul Mun'im(1*)

(1) Institut Agama Islam Darussalam Banyuwangi, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstract: The authority to issue fatwa in Indonesia sometimes puts Indonesia Ulema Council (MUI) under the microscope, where society criticize some of MUI’s fatwas.  One of fatwas that raise pros and cons in society is religious freedom matters. Their fatwas on deviant groups and sects are widely regarded as a threat to religious freedom in Indonesia. Based on this explanation, this study aims to discuss the suitability of the legal reasoning in the MUI fatwa regarding the digression of religious pluralism with human rights instruments. This MUI fatwa will be studied using the theory of religious freedom instruments of David Llewellyn, which human rights enforcement agencies have widely used. This study has two conclusions. Firstly, most of the MUI legal reasoning are based on the classic books of Quranic and hadith interpretation. Secondly, the MUI fatwa on religious pluralism is intended to maintain public order, which is one of permissible restriction on degradable-human rights.

Abstrak: Sepak terjang Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi suatu yang menarik untuk dikaji, khususnya terkait argumen dan peran fatwa-fatwanya dalam dinamika hukum di Indonesia. Hal ini penting untuk dikaji karena MUI telah menjadi lembaga yang dianggap paling otoritatif dalam menerbitkan sebuah fatwa di Indonesia. Meski demikian, fatwa-fatwa MUI sering menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat, khususnya dalam persoalan kebebasan beragama. Fatwa-fatwanya tentang kelompok dan aliran menyimpang banyak dianggap sebagai ancaman atas kebebasan beragama di Indonesia. Atas dasar penjelasan di atas, penelitian ini bertujuan untuk membahas kesesuaian argumen dalam fatwa MUI tentang kesesatan paham pluralisme agama dengan instrumen-instrumen hak asasi manusia. Fatwa MUI tersebut akan dikaji menggunakan teori instrumen kebebasan beragama David Llewellyn yang telah banyak digunakan oleh lembaga-lembaga penegak HAM. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan dua hasil penelitian. hasil penelitian pertama menunjukkan mayoritas argumen MUI dalam fatwanya tentang pluralisme agama bersifat normatif, yakni berupa ayat-ayat al-Quran dan hadis dengan berlandaskan kepada penafsiran-penafsiran para ulama klasik. Kedua menunjukkan bahwa fatwa MUI tentang pluralisme agama ini juga menggunakan argumen hak asasi manusia. Argumen tersebut dapat dipahami dari alasan menjaga ketertiban umum yang menjadi dasar keputusan fatwa MUI tentang kesesatan pluralisme agama.


Keywords


Fatwa; MUI; Religious Pluralism; Human Rights

Full Text:

PDF

References


Abdillah, Masykuri. Demokrasi Di Persimpangan Makna: Respons Intelektual Muslim Indonesia Terhadap Konsep Demokrasi (1996-1993). Yogyakarta: Tiara Wicana, 1999.

Ahmad, Rumadi. Fatwa Hubungan Antar Agama Di Indonesia: Kajian Kritis Tentang Karakteristik, Praktik, Dan Implikasinya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016.

Auda, Jasser. MaqâShid Al-SyâRî‘Ah: Dalîl Lil-Mubtadi’În. Virginia: al-Ma’had al-’Alami, 2008.

Dalacoura, Katerina. Islam, Liberalism, and Human Rights. London: LB. Tauris Publishers, 1998.

Dimsyâqi, Ibn Katsîr al-. Tafsîr Al-Qur’ân Al-‘Adzîm. Kairo: Dâr al-Kutûb al-, 1998.

Donnelly, Jack. Universal Human Rights in Theory and Practice. Universal Human Rights in Theory and Practice. London: Cornell University, 2003. https://doi.org/10.7591/

Hasyim, Syafiq. “Majelis Ulama Indonesia and Pluralism in Indonesia.” Philosophy and Social Criticism 7, no. 2 (2014).

———. “The Council of Indonesian Ulama (Majelis Ulama Indonesia, MUI) and Religious Freedom.” Les Notes de l’Irasec 12, no. 5 (2011): 8–24.

Hooker, M.B. Indonesian Syariah: Defining a National School of Islamic Law. Heng Mui Keng Terrace: ISEAS Publishing, 2008.

Jauziyah, Ibn al-Qayyim al. I‘lâm Al-Muwaqqi‘în ‘an Rabb Al-‘Âlamîn. Riya>d: Dâr Ibn al-Jauzî, 2004.

Kementerian Dalam Negeri RI. “Daftar Organisasi Kemasyaraktan Dan Lembaga Swadaya Masyarakat Yang Terdaftar Di Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010.” Jakarta, 2010.

Khallâf, ‘Abd al-Wahâb. ‘Ilm Ushûl Al-Fiqh. al-Qâhirah: Maktabah al-Da‘wah al-Islâmiyyah, 1956.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. “Rencana Strategis Komnas Hak Asasi Manusia Tahun 2010-2014.” Jakarta, 2015.

Llewellyn, David, and H. Victor Condé. “Freedom of Religion or Belief under International Humanitarian Law and International Criminal Law.” In Facilitating Freedom of Religion or Belief: A Deskbook, edited by Tore Lindholm and W. Cole Durham, 125–46. Leiden: Martinus Nijhoff Publishers, 2004. https://doi.org/10.1007/978-94-017-5616-7_5.

Majelis Ulama Indonesia. Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975. Jakarta: Erlangga, 2003.

Masud, Muhammad Khalid. “The Significance of Istiftâ’ in the Fatwâ Discourse.” Islamic Studies 48, no. 3 (2009): 341–66.

Merriam-webster Staff. Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary. Chicago: Merriam-Webster Incorporated, 2004.

Messer, Ellen. “Pluralist Approaches to Human Rights.” Journal Anthropological Research 55, no. 3 (1997): 293–317.

Mudzhar, M. Atho. “Dinamika Agama-Agama Di Indonesia.” Jurnal Multikultural Dan Multireligius Harmoni 2, no. 4 (2003).

———. Fatwas of The Council of Indonesia Ulama: A Study of Islamic Legal Thought in Indonesia 1975-1988. Jakarta: INIS, 1993.

Mulia, Musdah. Islam Dan Hak Asasi Manusia: Konsep Dan Implementasi. Yogyakarta: Naufan Pustaka, 2010.

Munawwar-Rachman, Budi. Argumen Islam Untuk Pluralisme: Islam Progresif Dan Perkembangan Diskursusnya. Jakarta: PT. Grasindo, 2010.

———. Membela Kebebasan Beragama: Percakapan Tentang Sekularisme, Liberalisme, Dan Pluralisme. Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 2010.

Na’im, Abdullah A. An, and Louis Henkin. “Islam and Human Rights: Beyond the Universality Debate.” Proceedings of the Annual Meeting 49, no. 2 (2000): 98–132.

Na’im, Abdullah Ahmed an-. Toward an Islamic Reformation: Civil Liberties, Human Right, and Internasional Law. New York: Syracuse University Press, 1990.

Nawawî, Muhyi al-Dîn Abû Zakariyâ ibn Sharaf al-. Al-Manhâj Sharah Shahîh Muslim. al-Qâhirah: Maktabah al-Mishriyyah, 1926.

Rahardjo, Dawam. “Kata Pengantar.” In Fatwa Hubungan Antar Agama Di Indonesia: Kajian Kritis Tentang Karakteristik, Praktik, Dan Implikasinya, edited by Budi Munawwar-Rachman. Jakarta: PT. Grasindo, 2016.

Raoul Wallenberg Institute. Kompilasi Instrumen Hak Asasi Manusia. Edited by Melander Goran and Alfredsson Gudmundur. Australia: The Raoul Wallenberg Institute, 2004.

Renteln, Alison Dundes. “The Concept of Human Rights.” Antrhopos Institute 83, no. 2 (1988): 334–53.

Rescher, Nicholas. Pluralism: Against the Demand for Consensus. New York: Oxford University Press, 1993.

Thabarî, Abû Ja‘far Muhammad bin Jarîr al-. JâMi‘ Al-Bayân “an Ta”Wîl Ay Al-Qur’âN. al-Qâhirah: Maktabah Ibn Taymiyah, 2008.

The Wahid Institute. “Annual Report the Wahid Institute Tentang Kebebasan Beragama Dan Kehidupan Beragama Di Indonesia.” Jakarta, 2008.

———. “Laporan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan Dan Toleransi 2010.” Jakarta, 2011.

Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, 2008.

Wawancara secara langsung dengan Chuzaimah T. Yanggo sebagai Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI pada hari Rabu, 6 April 2016, di Kantor Majelis Ulama Indonesia Pusat.

Wawancara dengan Ma’ruf Amin selaku Ketua Umum MUI Periode 2015-2020 pada hari Jum’at, 8 April 2016, di Kantor Majelis Ulama Indonesia Pusat.




DOI: https://doi.org/10.15575/as.v23i2.13817

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Zainul Mun'im

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Asy-Syari'ah is Indexed By:

 

Lisensi Creative Commons

This work is licensed under a Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.

 

View My Stats

scatter hitam

situs slot gacor 22crown slotserver kamboja