STUDI KOMPARATIF METODE IJTIHAD MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN BAHTSUL MASAIL NAHDLATUL ULAMA TENTANG FATWA VAKSIN ASTRAZENECA


Anisah Alkatiri(1*), Idaul Hasanah(2), R. Tanzil Fawaiq Sayyaf(3)

(1) University of Muhammadiyah Malang, Indonesia
(2) Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
(3) Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstract: This paper aims to compare the ijtihad methods used by the Indonesian Council of Ulema (MUI) and Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama concerning the fatwa on the AstraZeneca COVID-19 vaccine. The study method is qualitative, with a normative legal approach and descriptive-comparative analysis. According to the findings of this study, MUI employs the type of ijtihad jama'iy (collective ijtihad) and interdisciplinary by using ijtihad bayani, ta'lili, and istishlahi methods in its ijtihad on the AstraZeneca vaccine. MUI declared in its fatwa that the AstraZeneca vaccine's legal origin is haram since it comes into touch with a haram substance or unclean during the production, namely trypsin which is produced from pig pancreas. However, the use of the AstraZeneca vaccine is temporarily permitted due to several reasons. While Bahtsul Masail in their ijtihad employs the type of ijtihad jama'iy and interdisciplinary ijtihad using the qauly and ilhaqy ijtihad methods. In their conclusion, Bahtsul Masail declared that the Astra­Zeneca vaccine is permissible to use under normal circumstances, particularly in an emergency, not only because it is safe but also because it is holy. However, in issuing a fatwa on the Covid-19 vaccine for AstraZeneca products, both MUI and Bahtsul Masail are pursuing the same goal: saving human lives (hifz al-nafs), and both institutions' decisions are based on reasonable and empirical considerations in the context of the public good, expecting that herd immunity would be achieved shortly in Indonesia, permitting it to be free from the Covid-19 pandemic quickly.

Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan metode ijtihad Majelis Ulama Indonesia dan Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama tentang fatwa vaksin AstraZeneca. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan menggunakan pendekatan hukum normatif dan teknik analisis deskriptif-komparatif. Hasil dari penelitian ini yaitu MUI dalam ijtihadnya mengenai vaksin AstraZeneca menggunakan jenis ijtihad jama’iy (kelompok) dan interdisipliner dengan menggunakan metode ijtihad bayani, ta’lili dan istishlahi. Dalam fatwanya, MUI menyatakan bahwa hukum asal vaksin AstraZeneca adalah haram karena pada proses produksinya bersentuhan dengan barang najis yaitu tripsin yang berasal dari pankreas babi. Namun, penggunaan vaksin AstraZeneca pada saat ini dibolehkan (mubah) untuk sementara dengan beberapa alasan kebolehan. Sedangkan Bahtsul Masail dalam ijtihadnya menggunakan jenis ijtihad jama’iy dan interdisipliner dengan menggunakan metode ijtihad qauly dan ilhaqy. Bahtsul Masail dalam putusannya menyatakan bahwa vaksin AstraZeneca hukumnya mubah digunakan dalam kondisi normal apalagi darurat bukan hanya karena tidak membahayakan namun juga karena suci. Meski demikian, baik MUI maupun Bahtsul Masail dalam menetapkan fatwa tentang vaksin Covid-19 produk AstraZeneca pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu demi menyelamatkan jiwa kemanusiaan (hifz al-nafs) di mana dalam keputusan yang dihasilkan oleh kedua lembaga sama-sama memiliki pertimbangan rasional dan empiris mengenai konteks kemaslahatan publik dengan harapan segera terwujud suatu kekebalan kelompok (herd immunity) di Indonesia sehingga dapat segera terbebas dari wabah Covid-19.


Keywords


astrazeneca; bahtsul masail; ijtihad; majelis ulama Indonesia; metode ijtihad

Full Text:

PDF

References


Abshor, Muhammad Ulil. “Dinamika Ijtihad Nahdlatul Ulama (Analisis Pergeseran Paradigma Dalam Lembaga Bahtsul Masail NU).” Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities 1, no. 2 (2016): 240.

Ad-Dimasyqi, al-Imam al-Hafidz “Imaduddin Abu al-Fida” Isma’il Ibn Katsir. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3 (Terjemah). Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2003.

Aminuddin, Luthfi Hadi. “Ilhaq Al-Masail Bi Nazairiha Dan Penerapannya Dalam Bahth Al-Masa’il.” Al-Tahrir 13, no. 2 (2013): 299.

Ansori, Isa. “Perbedaan Metode Ijtihad Nahdlatul Ulama Dan Muhammadiyah Dalam Corak Fikih Di Indonesia.” Nizam 4, no. 1 (2014): 139–40.

Charity, May Lim. “Jaminan Produk Halal Di Indonesia (Halal Products Guarantee in Indonesia).” Jurnal Legislasi Indonesia 14, no. 1 (2017): 99.

CNN. “Setahun Lalu Pasien Pertama Covid-19 Ditemukan Di Wuhan,” 2020. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20201204124554-113-577951/setahun-lalu-pasien-pertama-covid-19-ditemukan-di-wuhan.

“Hasil Bahtsul Masail Lembaga Bahtsul Masail PBNU Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pandangan Fikih Mengenai Penggunaan Vaksin AstraZeneca,” n.d.

Himsyah, Fatroyah Asr. “Eksistensi Dan Partisipasi Majelis Ulama Indonesia Dalam Pengembangan Hukum.” Jurisdictie 1, no. 1 (2010): 53.

Irawati, Nur Ayu Virginia. “Imunisasi Dasar Dalam Masa Pandemi COVID-19.” Jurnal Kedokteran Unila 4, no. 2 (2020): 205.

Jamal, Mulyono, and Muhammad Abdul Aziz. “Metodologi Istinbath Muhammadiyah Dan NU: (Kajian Perbandingan Majelis Tarjih Dan Lajnah Bahtsul Masail).” Ijtihad : Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam 7, no. 2 (2013): 200–201.

Karni, Asrori S. “MUI Menyikapi Istihalah: Kasus AstraZeneca.” muidigital, 2021. https://mui.or.id/opini/29908/mui-menyikapi-istihalah-kasus-astrazeneca/.

Majelis Ulama Indonesia. “Apa Status Kehalalan Vaksin Pfizer Dan Moderna?,” 2021. https://mui.or.id/tanya-jawab-keislaman/31316/apa-status-kehalalan-vaksin-pfizer-dan-moderna/.

———. “Fatwa MUI No 14 Tahun 2021 Tentang Hukum Penggunaan Vaksin Covid-19 Produk AstraZeneca.” Fatwa Majelis Ulama Indonesia, 2021.

———. “Pedoman Penetapan Fatwa Majelis Ulama Indonesia,” 2015.

Matanasi, Petrik. “Majelis Ulama Indonesia: Cara Daripada Soeharto Mengatur Islam,” 2020. https://tirto.id/majelis-ulama-indonesia-cara-daripada-soeharto-mengatur-islam-fQRG.

MUI. “Benarkah Vaksin AstraZeneca Mengandung Unsur Babi?,” 2021. https://mui.or.id/tanya-jawab-keislaman/31346/benarkah-vaksin-astrazeneca-mengandung-unsur-babi/.

Nanang Abdillah. “Mazhab Dan Faktor Penyebab Terjadinya Perbedaan.” Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam 8, no. 4 (2016): 36.

Nasih, Ahmad Munjin. “Lembaga Fatwa Keagamaan Di Indonesia (Telaah Atas Lembaga Majlis Tarjih Dan Lajnah Bathsul Masail).” Journal de Jure 5, no. 1 (2013): 70.

Ophinni, Youdiil, Anshari S Hasibuan, Alvina Widhani, and Suzy Maria. “COVID-19 Vaccines : Current Status and Implication for Use in Indonesia.” Indonesia Journal International Medicine 52, no. 4 (2021): 404.

Rahman, Rahmat Abd. “Metode Ijtihad Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia.” Nukhbatul Ulum 2, no. 1 (2016): 15.

Sheikh, Aziz, Jim McMenamin, Bob Taylor, and Chris Robertson. “SARS-CoV-2 Delta VOC in Scotland: Demographics, Risk of Hospital Admission, and Vaccine Effectiveness.” The Lancet 397, no. 10293 (2021): 2461. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(21)01358-1.

Sholeh, M. Asrorun Niam, and Muhammad Ishar Helmi. “The COVID-19 Vaccination: Realization on Halal Vaccines For Benefits.” Samarah 5, no. 1 (2021): 175. https://doi.org/10.22373/sjhk.v5i1.9769.

Syafi’i, Imam. “Transformasi Madzhab Qouli Menuju Madzhab Manhaji Jama’iy.” Asy-Syari’ah 4, no. 1 (2018): 27.

Syaifullah. “KH Afifuddin Muhajir: Vaksin AstraZeneca Boleh Digunakan,” 2021. https://jatim.nu.or.id/read/kh-afifuddin-muhajir--vaksin-astrazeneca-boleh-digunakan?fbclid=IwAR0o-64QnI5D4UqLPl3r-O0K1201ZhsGIb6VyQ9xW5R1X7PnK4X9AmpIvn4.

Syamsu, Khaswar. “Inilah Alasan MUI Mengharamkan Tripsin, Namun Membolehkan Penggunaannya.” LPPOM MUI, 2021. https://www.halalmui.org/mui14/main/detail/inilah-alasan-mui-mengharamkan-tripsin-namun-membolehkan-penggunaannya.

WHO. “WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard,” 2021. https://covid19.who.int/.

Wibowo, Subekty, Hermanu Joebagio, and Saiful Bachri. “Peran Majelis Ulama Indonesia Pada Masa Orde Baru 1975-1998 Dan Relevansinya Dalam Pembelajaran Sejarah.” CANDI 17, no. 1 (2018): 82–83.

Zahra, Ahmad. Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahtsul Masa’il NU 1926-1999. 1st ed. Yogyakarta: LKiS, 2004.

Zuhroni. “Studi Komparasi Metodologi Penetapan Hukum Islam Lembaga - Lembaga Fatwa Di Indonesia.” ADIL: Jurnal Hukum 3, no. 1 (2012): 50.




DOI: https://doi.org/10.15575/as.v24i1.16858

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Anisah Alkatiri, Idaul Hasanah, R. Tanzil Fawaiq Sayyaf

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Asy-Syari'ah is Indexed By:

 

Lisensi Creative Commons

This work is licensed under a Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.

 

View My Stats

scatter hitam

situs slot gacor