ENDOGAMY IN ISLAMIC BOARDING SCHOOL CARETAKER FAMILY: A MASLAHAH POINT OF VIEW
DOI:
https://doi.org/10.15575/as.v24i2.20860Keywords:
Endogamous Marriage, Islamic Boarding School, Maslahah al-TufiAbstract
Abstract: Kyai and their family, as boarding school caretakers, become the leading role models in religious practice, including marriage. In Sumenep, Madura, some of these families practice endogamous marriage. This makes the assumption in society that the tradition of endogamous marriage continues to be preserved. This study aims to describe the endogamous marriage tradition in Boarding Schools in Sumenep from the perspective of al-Tufi’s Maslahah Theory. The researcher uses empirical legal research and case studies as his approach. The results show that the existing tradition of endogamous marriage is carried out by arranged marriage and is intended to safeguard assets, maintain lineage (nasab), and sustain the boarding school. According to al-Tufi’s Maslahah theory, the tradition has a beneficial value, although no al-Quran verses or hadith command endogamous marriage. The benefit is manifested in the goal for the continuity and development of education in the Islamic boarding school institution owned by the parents. However, there are negative impacts that need to be considered, such as hostility between families caused by unsuccessful matchmaking and the potential for abnormal or disabled children.
Abstrak: Kyai dan keluarga pesantren menjadi panutan dalam praktik keagamaan, tak terkecuali perkawinan. Perkawinan antar keluarga pesantren yang terjadi di Sumenep, Madura, menimbulkan asumsi di dalam masyarakat bahwa tradisi perkawinan endogami terus dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fakta tradisi perkawinan endogami pada keluarga pesantren di Kota Sumenep dalam perspektif Maslahah al-Tufi. Peneliti menggunakan jenis penelitian hukum empiris dan studi kasus sebagai pendekatanÂnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi perkawinan endogami yang ada pada kalangan keluarga pesantren di Sumenep dilakukan dengan cara perjodohan yang berÂtujuan untuk menjaga harta, menjaga keturunan (nasab), dan menjaga keberÂlangÂsungan lembaga pesantren. Berdasarkan teori Maslahah al-Tufi, tradisi perkawinan endogami tersebut memiliki nilai kemaslahahan, meskipun tidak ada dalil yang mewajibkan untuk melakukan perkawinan endogami. Nilai ini termanifestasi pada tujuan untuk menjaga keberÂlangÂsungan dan pengembangan pendidikan di lembaga pesantren yang dimiliki orangtuanya. Meski demikian, keluarga perlu mempertimbangkan dampak negatif yang mungkin muncul, seperti permusuhan di antara (dua) keluarga akibat perjodohan yang gagal dan adanya potensi lahirnya keturunan yang cacat.
References
Abd. Rahman Ghazali, Fiqih Munakahat, Jakarta, Prenada Media, 2003.
Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta, UII Press, 1999.
Ama, Siti Zya. “Pernikahan Kekerabatan Bani Kamsidin (Studi Kasus Pernikahan Endogami Di Jawa Timur Tahun 1974-2015 M).†JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam) 1, no. 2 (2017): 321–340.
D. Y. Wiyanto. Hukum Keluarga Hak Dan Kedudukan Anak Luar Kawin “Pasca Keluarnya Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Uji Materiil UU Perkawinan.†Cet. Kedua. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012.
Darussalam, Andi, and Abdul Malik Lahmuddin. “Pernikahan Endogami Perspektif Islam Dan Sains.†Jurnal Tahdis 8, no. 1 (2018).
Ellys Lestari Pambayun, “Tafsir Al-Mukthasharah Najamuddin Al-Thufi Pada Penyelesaian Hatespeechâ€, Jurnal Mumtaz, Vol. 3 No. 1, Tahun 2019, 113.
Hannani, “Analysis of Najmuddin al Thufi's Concept of the Supremacy of Maslahah Against the Postulates of Islamic Lawâ€, DIKTUM: Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 22 Nomor 1 Juni, 2022.
Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut al-Qur’an dan Hadis, Jakarta: Tintamas, 1982.
Hilman Hadikusumo, Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Agama, Bandung, CV Mandar Maju, 1990.
Husain Hamid Hissan, Nazariyyat al-MASLAHAH fi al-Fiqh al-Islamiy, (Beirut: Dar al-Nahdah al- ‘Arabiyyah, 1971); dan Muhammad Kamal al-Din Imam, Nazariyyat al-Fiqh fi al-Islam: Madkhal Manhajiy, (Beirut: al-Mu’assasah al-Jami‘iyyah li al-Dirasat wa al-Nasyr wa al-Tauzi‘, 1418 H/1998 M).
Hussien, F. H. “Endogamy in Egyptian Nubia.†Journal of Biosocial Science 3, no. 3 (1971): 251–257.
http://kabaermadura07.blogspot.com//2008/07/modal-rekonsiliasi-orang-madura.html.
Ibn Qayyim al-Jauziyyah. Ilam Al-Muwaqiīnan Rab al-Ālamīn. Juz 3. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993.
Idaul Hasanah, “Konsep Mashlahah Najamuddin Al-Tufi Dan Implementasinyaâ€, Ulumuddin Journal of Islamic Legal Studies, 7.1 (2011).
Izzuddin Ibn Abd as-Salam. QawÄid Al-Ahkam Fi Maá¹£Älih al-AnÄm. Beirut: Muasasah ar-Royyan, 1998.
Ismâ‘îl ibn Hammâd al-Jauhari, al-Sihâh Tâj al-Lugah wa Sihâh al-‘Arabiyyah, Beirut, Dâr al-‘Ilm li al-Malâyîn, 1376 H/1956 M), Juz ke-1.
Jonaedi Efendi dan Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Depok, Prenadamedia Group, 2018.
Keesing, Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer. Terjemahan Gunawan, Jakarta, Erlangga 1981.
Kenneth Walker, The Handbook of Sex, Yogyakarta, Difa Press, 2005.
Khoiruddin Nasution,. Hukum Perkawinan 1. Yogyakarta: ACAdeMIA+TAZZAVA, 2005.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Manna‘ al-Qattan, Raf‘ al-Haraj fi al-Syari‘at al-Islamiyyah, Riyad, al-Dar al- Su‘udiyyah, 1402 H/1982 M.
Masykur Rosyid, Anwar Hafidzi, “Paradigma dan Alienasi Konsep Maslahat Al-Thufi Sebagai Legalitas Sumber Syari’ahâ€, Jurnal Al-Banjari Vol. 29, No. 2, Juli-Desember 2020, 179.
Moh. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam Suatu Analisis UU No. 1 Tahun 1974 Dan Kompilasi Hukum Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2004.
Moh.Usman. “Maslahah Mursalah Sebagai Metode Istinbat Hukum Persfektif Al-Thufi Dan Al-Qaradhawiâ€, Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam, Vol: 8, No:1 Mei 2020, 86.
Munir Anshari, Kado Perkawinan, Sumenep, Imam Bela, 2001.
Najm al-Din al-Tufi, Syarh al-Arba‘in al-Nawawiyyah, h.19, lampiran dalam Mustafa Zaid, al-Maslahah fi al-Tasyri’ al-Islamiy wa Najm al-Din al-Tufi, t.tp., Dar al-Fikr al-‘Arabiy, 1384 H/1964 M.
Nurul Qamar dkk, Metode Penelitian Hukum (Legal Research Methods), Makassar, CV. Social Politic Genius, 2017.
Qusthoniah, “Al-Mashlahah Dalam Pandangan Najmuddin Al-Thufi’, Jurnal Syari’ahâ€, 2.2 (2013).
Rochmawati, Diah Ayu Nur. “Hubungan Perkawinan Endogami Dengan Kelainan Bawaan Lahir,†2016.
Rusdaya Basri, “Pandangan At-Tufi Dan Asy-Syatibi Tentang Maslahat (Studi Analisis Perbandingan)â€, DIKTUM: Jurnal Syariah Dan Hukum, 9.2 (2011), 176–86.
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 6, Bandung, PT. Al Ma'arif, 1980.
Syihab al-Din al-Qarafi, Syarh Tanqih al-Fusul fi Ikhtisar al-Mahsul fi al-Usul, Mesir, al-Matba‘ah al-Khairiyyah, 1307 H, sebagaimana dikutip dalam ‘Abd al-‘Aziz ibn ‘Abd al-Rahman ibn ‘Ali ibn Rabi‘ah, ‘Ilm Maqasid al-Syari‘, Riyad, Maktabah al-Malik Fahd al-Wataniyyah, 1423 H/2002.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Sulaiman Al Mufarraj, Bekal Pernikahan, Jakarta, Qisthi Press, 2003.
Teer Haar, Asas-asas dan Susunan Hukum Adat. Terjemah Soebakti Poesponoto, cet.ke-3, Jakarta, PT. Pradnya Paramita, 1976.
Thariq Ismail, Nikah dan Sex Menurut Islam, Jakarta, Akbar Media Eka Sarana, 2000.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. DPR RI, 1974.
Wahbah Zuhaily. Al-Fiqh al-Islamy Wa Adillauhu. Beirut: Daar al-Fikr, 1997.
Wildan Yatim, Genetika, Bandung, PT. Tarsito, 2003.
Yusuf al-Qaradawi, Fiqih Maqashid Syariah: Moderasi Islam antara Aliran Tekstual dan Aliran Liberal, terj. Arif Munandar Riswanto, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2007.
Yusuf al-Qaradawi, Madkhal li Dirasat al-Syari‘ah al-Islamiyyah, Kairo, Maktabah Wahbah, 1990.
Zahry Hamid, Pokok-Pokok Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan Di Indonesia, Yogyakarta, Bina Cipta, 1978.
Zuhairi Misrawi. Dari Syariat Menuju MaqÄá¹£id Asy-Syariat. Jakarta: KiKJ, 2003.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
The author whose published manuscript approved the following provisions:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).