Pengaruh Bimbingan Individual terhadap Perkembangan Kecerdasan Spiritual Sisiwa
DOI:
https://doi.org/10.15575/irsyad.v10i1.19532Abstract
References
Agustian, A. G. (2002). Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual. Jakarta: Arga.
Ahmad, A. (1991). Bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anshari, H. (1991). Dasar-dasar ilmu jiwa agama. Surabaya: Usaha Nasional.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
AS, E., & Mujib, A. (2009). Dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan Islam. Bandung: Sajjad.
Yanuarti, A. F. E. (2018). Upaya guru pendidikan agama Islam dalam menumbuhkan kecerdasan spiritual siswa. 3(2), 174–201.
Bridges, L. J., & Moore, K. A. (2002). Religious involvement and children’s well-being: What research tells us (and what it doesn’t). Child Trends Research Brief.
Alwi, H., et al. (2005). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.
Hallen, A. (2005). Bimbingan dan konseling. Ciputat: Quantum Teaching.
Hugiono, & Poerwantana. (2000). Pengaruh ilmu sejarah. Depok: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.
Jamal, M. A. (2010). Panduan efektif bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta: Diva Press.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno. (2003). Layanan bimbingan dan konseling kelompok (dasar dan profil). Padang: Ghalia Indonesia.
Syafaruddin, S. (2019). Bimbingan dan konseling. pp. 1–120.
Rahmawati, U. (2016). Pengembangan kecerdasan spiritual santri: Studi terhadap kegiatan keagamaan di Rumah TahfizQu Deresan Putri Yogyakarta. Jurnal Penelitian, 10(1), 97-124.
Sinetar, M. (2001). Spiritual intelligence (kecerdasan spiritual) (S. B. Dharmo, Trans.). Jakarta: Alex Media Komputindo.
Sudjana. (2005). Metoda statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2018). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, D. K. (1985). Pengantar teori konseling. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sukidi. (2002). Rahasia sukses hidup bahagia kecerdasan spiritual: Mengapa SQ lebih penting daripada IQ dan EQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Supangat, A. (2008). Statistik dalam kajian deskriptif, infensi dan paramatik. Jakarta: Kencana Prenada.
Dharma, S. (2008). Modul diklat peningkatan kompetensi pengawas sekolah: Bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.
Syafaruddin, S., Syarqawi, A., & Nadira, D. A. S. (2019). Dasar-dasar bimbingan dan konseling: Telaah konsep, teori dan praktik. Medan: Perdana Publishing.
Tasmara, T. (2001). Kecerdasan ruhaniyah (transcendental intelligence). Jakarta: Gema Insani Press.
Tohirin. (2008). Bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah berbasis integrasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wijayanti, A., & ‘Uyun, Z. (2010). Pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kenakalan remaja: Studi kasus pada siswa kelas 3 SLTP Muhammadiyah Masaran Sragen. Jurnal Tajdida, 8(1), 91-110.
Willis, S. S. (2011). Konseling individual. Bandung: Alfabeta.
Yahya, A. D., & Winarsih. (2016). Layanan bimbingan pribadi-sosial dalam meningkatkan komunikasi interpersonal peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 3(1), 3.
Aryati, Y. T. (2017). Bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar bagi siswa pemegang kartu menuju sejahtera (KMS) di SMP Negeri 12 Yogyakarta. Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam, 14(2), 31-32.
Yuliatun. (2013). Mengembangkan kecerdasan spiritual anak. 1(1), 153–172.
Zohar, D., & Marshall, I. (2000). SQ: Spiritual intelligence the ultimate intelligence. London: Great Britain.