PENANAMAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN PERILAKU KEBERAGAMAAN PESERTA DIDIK


Sulpi Affandy(1*)

(1) PPs. UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Lokal genius, indigenious knowledge atau local wisdom dapat digali secara ilmiah dari produk kultural dengan interpretasi yang mendalam. Sebagai produk kultural, tradisi budaya mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan komunitas pemiliknya, misalnya sistem nilai, kepercayaan dan agama. Kaidah-kaidah sosial dan etos kerja, bahkan cara bagaimana dinamika sosial itu berlangsung, dengan kata lain, tradisi budaya sebagai warisan leluhur mengandung kearifan lokal (local wisdom) yang dapat dimanfaatkan dalam pemberdayaan masyarakat untuk membentuk kedamaian dan meningkatkan kesejahteraan. Dalam kaitannya dengan kearifan lokal, setiap bangsa atau suku bangsa memiliki sumber yang berbeda dalam pembentukan karakter (character building) generasi penerus bangsanya.

Kearifan lokal budaya Sunda yang kaya dengan nilai-nilai positif perlu ditransformasi pada generasi muda melalui pendidikan secara kontinyu dan terus mengalami proses reflektif agar kearifan lokal budaya sunda bisa mendorong karakter sunda yang unggul sehingga pada akhirnya setiap siswa memiliki kecakapan hidup (life skill) yang dibutuhkan dalam kehidupan mereka pada jamannya.

Keberagamaan atau religiusitas merupakan tingkat pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan seseorang atas ajaran agama yang diyakininya, atau suatu sikap penyerahan diri kepada suatu kekuatan yang ada di luar dirinya yang diwujudkan dalam aktivitas dan perilaku individu sehari-hari. Dalam pendapat lain Keberagamaan (religiusity) adalah perilaku yang bersumber langsung atau tidak langsung kepada nas. Di pihak lain, keberagamaan menunjuk pada rangkaian perbuatan, perilaku dan kegiatan orang beriman yang telah melaksanakan ajaran tersebut, di dalam kehidupan konkret mereka.

Perilaku keberagamaan merupakan respon dari realitas mutlak sesuai dengan konsep Joachim Wach atau imam Abu al-Hasan al-Asy’ary. Untuk mewujudkan satuan perilaku beragama diperlukan suatu proses panjang ynag menyangkut dimensi kemanusiaan baik pada aspek kejiwaan, perorangan maupun kehidupan kelompok. Unsur ini disimpulkan dari sifat ajaran agama yang menjangkau keseluruhan hidup manusia, karena manusia memiliki dimensi kejiwaan perorangan atua kelompok.

Untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik perlu didukung dengan kaitan wawasan, sikap keberagamaan peserta didik dan juga pembiasaan program yang menanamkan nilai-nilai keberagamaan tersebut. Sehingga nantinya diketahui apakah wawasan peserta didik yang luas akan ilmu agama memastikannya untuk bersikap dan berprilaku yang menunjukkan keberagamaan yang baik.


Keywords


Perilaku Keberagamaan, Kearifan Lokal

References


Agus Wibowo dan Gunawan, Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hal. 12-13

Aan Hasanah, dkk., Nilai-Nilai Karakter Sunda (Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Sunda di Sekolah), (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm. 43

Chaidar Alwasilah, dkk, Etnopedagogi Landasan Praktek Pendidikan dan Pendidikan Guru, (Bandung: Kiblat, 2009). Hlm. 50

Enok Maryani dan Ahmad Yani, Kearifan Lokal Masyarakat Sunda dalam Memitigasi Bencana dan Aplikasinya sebagai Sumber Pembelajaran IPS Berbasis Nilai, (Bandung: UPI), hlm. 116

http://sitidanuaji.blogspot.com/2017/06/kearifan-lokal.html (diakses pada 21 Juni 2018, pukul 23.56)

http://nasaruddinumar.org/islam-dan-kearifan-lokal/ (diakses pada 22 Juni 2018 pukul 08.14)

Irwan Abdullah, dkk., Dialektika Teks Suci Agama: Strukturasi Makna Agama dalam Kehidupan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 87.

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Agama, (Bandung: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 45

Muslim A. Kadir, Dasar-dasar Praktikum Keberagamaan dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 55.

Muslim A Kadir, Ilmu Islam Terapan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 142

Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 112

Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2016), hlm. 116-117

Sedyawati dalam yan Yan Sunarya, Aspek Visual Budaya Sunda, (Bandung: Pusat studi Sunda, 2012), hlm. 3.

Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim, Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar (Yogyakarta: Tiarawacana, 1989), hlm. 93.




DOI: https://doi.org/10.15575/ath.v2i2.3391

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Sulpi Affandy

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats

 

Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal licensed by Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0

Indexing:

 

Laboratory of Islamic Religious Education UIN Sunan Gunung Djati
2nd Floor of Education Building
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training UIN Sunan Gunung Djati Bandung
(Campus 2) Jalan Cimincrang (Soekarno-Hatta), Cimincrang-Gedebage-Bandung, Indonesia 40294.

Phone: Mahlil Nurul Ihsan (+6289606296370)
E-mail: jurnal.atthulab@uinsgd.ac.id