| People |
| Editorial Team Reviewers |
| Contact |
| Submissions |
| Author Guidelines |
| Reviewer Guidelines |
| Journal Template |
| Copyright Notice |
| Privacy Statement |
| Information |
| For Readers |
| For Authors |
| For Librarians |
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISPO) (2303-3169;2579-3089), is a peer-reviewed and open-access academic journal dedicated to advancing field and library research in social and political sciences in and with relevance to Indonesia. It is published twice a year by Centre for Asian Social Science Research, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN Bandung).
JISPO publishes original papers that advances knowledge and debates in the social sciences and politics, with relevance to Indonesia and Indonesian studies (qualitative, quantitative, or mixed methods) on topics including (but not limited to): sociology and social development; politics, governance, and democracy; public policy and public administration; citizenship and civic engagement; religion and politics; sociology of religion; radicalism, extremism, and terrorism studies; and gender and intersectionality in social and political life.
JISPO aims to advance high-quality research on social and political issues in Indonesia with regional and global significance; bridge Indonesian and international scholarship; promote ethical, transparent, and inclusive publishing practices in line with international standards; support open science by providing immediate open access without fees; and encourage policy-relevant findings that inform governance and public debate.
JISPO accepts manuscripts written only in English since Vol. 15, No. 2, 2025. No submission or publication fees are charged.
Edisi JISPO Vol. 15, No. 1, 2025 ini menghadirkan enam artikel yang merefleksikan dinamika sosial-politik kontemporer di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Setiap artikel menawarkan perspektif kritis yang berbeda, namun memiliki benang merah yang sama: bagaimana masyarakat, komunitas, dan negara berinteraksi dalam menghadapi perubahan sosial, tantangan demokrasi, serta krisis kemanusiaan di era yang penuh disrupsi.
Artikel pertama, “Satire Media Sosial: Medium Baru Pembentukan Persepsi Politik Generasi Z”, menyoroti transformasi komunikasi politik di era digital. Melalui studi tentang akun satire politik, penelitian ini menunjukkan bahwa humor dan satire tidak sekadar hiburan, melainkan juga sarana literasi politik informal yang mampu menumbuhkan sikap kritis Generasi Z terhadap praktik politik elektoral.
Artikel kedua, “Tagar sebagai Praktik Perlawanan Digital Warga: Strategi Diskursif dalam #TolakRUUTNI di Media Sosial”, menghadirkan analisis wacana kritis mengenai bagaimana media sosial menjadi arena resistensi sipil. Hashtag #TolakRUUTNI berfungsi sebagai simbol perlawanan kolektif yang menyuarakan aspirasi publik, sekaligus memperlihatkan kekuatan narasi tandingan masyarakat sipil dalam menghadapi dominasi wacana negara.
Artikel ketiga, “Grassroots Election Oversight: Enhancing Electoral Accountability and Civic Engagement”, membawa perhatian pada inovasi pengawasan pemilu berbasis komunitas di Batang, Jawa Tengah. Studi ini memperlihatkan bagaimana Desa Pengawasan Pemilu tidak hanya memperkuat akuntabilitas elektoral, tetapi juga menumbuhkan literasi politik dan kesadaran kewargaan di tingkat akar rumput.
Artikel keempat, “Diplomasi Pendidikan Berbasis Komunitas: Strategi Perlindungan Hak Pendidikan Anak Migran Non-Prosedural”, mengangkat persoalan pendidikan anak migran Indonesia di Malaysia. Melalui studi kasus Sanggar Belajar Subang Mewah, penelitian ini menegaskan pentingnya diplomasi pendidikan berbasis komunitas sebagai instrumen perlindungan hak asasi sekaligus sarana diplomasi publik yang memperkuat citra positif Indonesia di luar negeri.
Artikel kelima, “Transformative Citizenship Education: Strengthening Civic Engagement to Empower People with Disabilities”, menekankan pentingnya integrasi studi disabilitas dalam pendidikan kewargaan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi lintas sektor dan model kewargaan transformatif dapat membuka ruang partisipasi yang lebih inklusif, menantang diskriminasi struktural, serta memperkuat keadilan sosial bagi penyandang disabilitas.
Artikel terakhir, “Dari Kudeta ke Krisis: Kudeta Myanmar dan Dampaknya terhadap Keamanan Manusia dan Stabilitas Regional”, memperluas cakrawala kajian hingga ke ranah geopolitik kawasan. Dengan menggunakan perspektif keamanan manusia, artikel ini mengungkap dampak multidimensional kudeta Myanmar terhadap krisis kemanusiaan dan keterbatasan ASEAN dalam meresponsnya, sekaligus menawarkan kebutuhan reformulasi tata kelola keamanan regional yang lebih berorientasi pada perlindungan hak asasi manusia.
Keseluruhan artikel dalam edisi ini menghadirkan refleksi kritis tentang pergeseran pola komunikasi politik, partisipasi warga, dan tantangan tata kelola demokrasi dan keamanan di era disrupsi informasi dan instabilitas regional. JISPO berkomitmen untuk terus menjadi ruang akademik yang mempertemukan beragam perspektif, memperkaya literatur ilmu sosial-politik, dan memberikan kontribusi bagi penguatan demokrasi, hak asasi manusia, serta stabilitas kawasan. Selamat membaca dan semoga edisi ini memperkaya wawasan akademik sekaligus membuka ruang dialog yang lebih luas bagi para pembaca.
| People |
| Editorial Team Reviewers |
| Contact |
| Submissions |
| Author Guidelines |
| Reviewer Guidelines |
| Journal Template |
| Copyright Notice |
| Privacy Statement |
| Information |
| For Readers |
| For Authors |
| For Librarians |